Amerika Tinjauan dari Dalam, 20 Mei 2023
(last modified Sat, 20 May 2023 04:32:33 GMT )
May 20, 2023 11:32 Asia/Jakarta
  • Joe Biden-Assad
    Joe Biden-Assad

Perkembangan di AS selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting seperti; Newsweek: Biden Kalah dalam Pertempuran Terbesar di Suriah.

Selain itu, masih ada isu lain seperti;

  • Senator AS Peringatkan Keruntuhan Dominasi Dolar
  • CIA Rekrut Mata-Mata di Rusia, Begini Reaksi Moskow
  • Investor: AS akan Kehilangan Posisi Ekonomi Terbesar Dunia
  • Koran AS: Ekonomi Rusia Dinamis, Bukti Sanksi Barat Tak Manjur
  • WSJ: Eropa Tekan AS untuk Hidupkan Diplomasi dengan Iran
  • AS Berusaha Cairkan Hubungan dengan Cina
  • Tentara Amerika Tewas di Bakhmut, Ukraina
  • Rombongan Kedubes AS di Nigeria Diserang, Dua Tewas
  • AS Akui Patriot Rusak Dihantam Rudal Rusia

Newsweek: Biden Kalah dalam Pertempuran Terbesar di Suriah

Majalah Amerika Serikat, Newsweek menggambarkan kembalinya Damaskus ke Liga Arab sebagai kekalahan terbesar Washington dalam perang Suriah.

Presiden Joe Biden

Para menteri luar negeri Liga Arab dalam pertemuan luar biasa di Kairo pada 7 Mei, dengan suara bulat menyetujui kembalinya Suriah ke Liga Arab.

Newsweek dalam laporannya menilai kebijakan Presiden AS, Joe Biden dalam masalah Suriah menghadapi pukulan terbesar.

Para diplomat Amerika dalam sebuah wawancara dengan Newsweek mengakui bahwa kembalinya Suriah ke Liga Arab memiliki pesan penting bagi Amerika Serikat, yaitu berakhirnya kehadiran militer dan pencabutan sanksi yang menargetkan negara ini.

Dalam hal ini, sumber-sumber dari delegasi Suriah di PBB dalam sebuah wawancara dengan majalah Newsweek mengungkapkan bahwa posisi Suriah mengenai kehadiran ilegal tentara Amerika di bagian wilayahnya dan tindakan sepihak yang diberlakukan oleh Washington terhadap rakyat Suriah bertentangan dengan ketentuan hukum internasional serta prinsip dan tujuan Piagam PBB.

Kembalinya Suriah ke Liga Arab dinilai berbagai kalangan menunjukkan kegagalan proyek bersama koalisi Barat-Arab yang dipimpin Amerika Serikat untuk menggulingkan pemerintah Bashar Assad.

Senator AS Peringatkan Keruntuhan Dominasi Dolar

Seorang senator Amerika Serikat, dari Negara Bagian Florida, memperingatkan terkait keruntuhan dominasi dolar di arena internasional, dan dampak-dampaknya.

Marco Rubio

Marco Rubio, Rabu (17/5/2023) seperti dikutip The Hill, memperingatkan bahwa Cina, sedang berusaha menggantikan dolar Amerika dengan yuan, sebagai mata uang yang paling banyak diperjual belikan di dunia, dan telah mengakali sanksi AS terhadap Rusia, dengan membuka sistem transfer perdagangan independen dari bank-bank Barat.

Ia menambahkan, kemampuan AS, dalam menghukum negara lain melalui sanksi keuangan, dan perbankan, sekarang sedang ditantang oleh yuan Cina, yang saat ini menjadi mata uang yang paling banyak diperdagangkan di Rusia.

Menurut Marco Rubio, jika ekonomi Cina, terus tumbuh, maka akan lebih banyak negara dunia yang masuk ke dalam orbit Cina, dan sistem keuangan alternatif yang baru muncul.

Oleh karena itu, Senator AS ini mengusulkan dua solusi untuk mengatasi masalah ini, pertama, AS harus merevitalisasi manufaktur dalam negeri karena untuk bertahan dan berkembang di era multipolar, AS harus mampu memproduksi semua barang mulai dari semikonduktor hingga obat-obatan.

Kedua, AS harus menjadi lebih baik, dengan menjaga sekutu-sekutu, dan tidak mengandalkan negara lain yang mengikuti jejak AS, secara standar.

"Untuk menghadapi pertumbuhan koalisi anti-AS, yang digalang Cina, dan mempertahankan dolar sekuat tenaga, AS harus membangun koalisinya sendiri," pungkas Rubio.

CIA Rekrut Mata-Mata di Rusia, Begini Reaksi Moskow

Juru bicara Presiden Rusia merespon video propaganda CIA untuk merekrut mata-mata di Rusia, dan mengatakan, dinas-dinas khusus Rusia, mengamati dan mengikuti seluruh aktivitas intelijen Barat.

Dmitry Peskov, Selasa (16/5/2023) menuturkan, "Saya tidak memperhatikan masalah ini, tapi dapat dipastikan bahwa dinas-dinas khusus Rusia, memantau lingkungan ini secara proporsional."

CIA

Ia menambahkan, "Kita semua mengetahui dengan baik bahwa CIA, dan dinas-dinas intelijen Barat yang lain, tidak akan mengurangi aktivitas mereka di Rusia."

Dinas Intelijen Pusat Amerika Serikat, CIA baru-baru ini dalam sebuah video propaganda di Telegram mengumumkan bahwa mereka secara khusus mencari orang-orang yang mau memberikan informasi terkait ekonomi atau pejabat senior Rusia.

Dalam video tersebut, CIA mengajak dan memprovokasi orang-orang Rusia, untuk menjadi mata-mata mereka, dan bekerja untuk kepentingan Amerika Serikat.

Pejabat CIA kepada CNN mengatakan bahwa mereka berharap konten, dan video-video yang diunggah di Telegram, dapat mendorong orang-orang Rusia, untuk membantu mereka memberikan informasi yang dibutuhkan AS.

Investor: AS akan Kehilangan Posisi Ekonomi Terbesar Dunia

Investor terkemuka Amerika Serikat, mengatakan bahwa negara ini akan kehilangan posisinya sebagai negara ekonomi terbesar dunia karena utang negara yang terus bertambah.

Jim Rogers, Selasa (16/5/2023) menuturkan, "Utang negara yang terus bertambah akan menyebabkan AS, kehilangan statusnya sebagai ekonomi nomor satu dunia, suatu hari nanti."

Ia menambahkan, "Terus merosotnya standar hidup warga AS, akan menyebabkan sejumlah negara lain mengambil alih posisi AS, sebagai ekonomi terbesar dunia."

Jim Rogers

Menurut Rogers, dalam 100 tahun kondisinya akan semakin buruk. Kaum muda AS tidak akan memiliki kehidupan sebaik sebelumnya, dan beberapa negara akan menggantikan AS, sebagai ekonomi terbesar dunia.

"Ini terjadi pada semua negara. Setiap negara yang pernah menjadi ekonomi terbesar dunia, karena melakukan kesalahan dengan menghabiskan banyak uang dan berutang, telah mengalami kemunduran," imbuhnya.

Rogers menegaskan, 100 tahun yang lalu, Inggris adalah negara ekonomi terbesar dunia, tapi kemudian ia menghabiskan banyak uang, dan terlilit utang.

Ia menerangkan, "Pada tahun 1976, Inggris bangkrut, dan IMF datang ke London, menyelamatkan negara itu dengan memberikan pinjaman darurat, namun satu-satunya yang menyelamatkan Inggris, adalah minyak di Laut Utara."

Sementara terkait kondisi ekonomi AS, Jim Rogers menegaskan bahwa ekonomi negara ini akan menghadapi masalah pada tahun 2025, siapa pun yang naik menjadi presiden nanti.

Ia mengatakan, seharusnya Cina dapat mengambil alih posisi AS, sebagai negara ekonomi terbesar dunia, tapi pembatasan mata uang tertentu bisa menghambat negara ini menuju puncak ekonomi dunia.

Koran AS: Ekonomi Rusia Dinamis, Bukti Sanksi Barat Tak Manjur

Surat kabar Amerika Serikat, mengatakan ekonomi Rusia, tetap dinamis meski disanksi Barat, maka dari itu upaya sekutu Barat, untuk melawan Moskow harus lebih keras.

Sanksi AS terhadap Rusia

Washington Post, Minggu (14/5/2023) menulis, sekalipun sanksi-sanksi Barat terhadap Rusia, berhasil hingga tingkat tertentu menggoyang perekonomian negara ini, namun sampai sekarang sanksi-sanksi itu gagal menghadang jalan Vladimir Putin, dalam perang melawan Ukraina.

Menurut koran AS ini, Washington dan sekutu-sekutunya harus menggunakan metode-metode yang lebih kuat untuk melemahkan kapasitas perang Rusia, dan menggunakan instrumen sanksi yang lebih keras supaya memberikan pengaruh yang lebih besar.

Pada saat yang sama, Washington Post, mengakui bahwa tidak satu pun dari metode-metode tersebut bisa diterapkan dengan mudah terhadap Rusia.

Di sisi lain, Financial Times, menyebut upaya AS untuk menerapkan pembatasan lebih besar dalam masalah pelarangan ekspor ke Rusia, ditentang keras oleh Uni Eropa dan Jepang, dan penjatuhan sanksi terhadap individu serta institusi Rusia, setelah berlalu 15 bulan sejak agresi militer Rusia, lebih mirip permainan kejar-kejaran kucing dan tikus.

Selain itu, masalah lain yang dibahas terkait mengapa sanksi-sanksi Barat, pengaruhnya kecil terhadap perekonomian Rusia, adalah kemampuan Rusia, menghindari sanksi Barat.

WSJ: Eropa Tekan AS untuk Hidupkan Diplomasi dengan Iran

Surat kabar Amerika Serikat, mengklaim negara-negara Eropa, menekan Gedung Putih, untuk menghidupkan kembali diplomasi dengan Iran.

Wall Street Journal, Jumat (12/5/2023) melaporkan, dengan memperhatikan kemajuan program nuklir Iran, negara-negara Eropa, menekan AS, untuk menghidupkan diplomasi dengan Tehran.

Wall Street Journal

"Negara-negara Eropa, yang khawatir dengan kemajuan Iran, di bidang pengayaan uranium, menekan pemerintah Presiden Joe Biden, untuk menghidupkan jalur diplomasi dengan Iran, dalam rangka mencegah krisis nuklir potensial," tulis WSJ.

Perundingan tidak langsung untuk menghidupkan kesepakatan nuklir JCPOA terhenti setelah 18 bulan disebabkan berbagai alasan termasuk tekanan Rezim Zionis, perseteruan pemerintah Biden dan Kongres, serta masalah internal AS.

Menurut WSJ, AS mengaku berusaha mencari solusi diplomatik untuk menyelesaikan masalah nuklir iran, tapi tidak mengusulkan mekanisme diplomatik, maka dari itu Eropa, menekan Washington untuk menyampaikan usulan-usulan terkait program nuklir Iran.

Eropa mengkhawatirkan kemungkinan Gedung Putih, bermaksud menunda penyelesaian masalah program nuklir Iran, hingga ke masa setelah pemilu presiden AS tahun 2024.

Tapi menurut WSJ, pemerintah AS, membantah klaim Eropa tersebut, dan mengatakan di Gedung Putih belum dicapai kesepakatan terkait mekanisme yang efektif untuk menyelesaikan program nuklir Iran.

AS Berusaha Cairkan Hubungan dengan Cina

Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat mengklaim, Washington bermaksud melewati ketegangan negaranya dengan Cina, yang dipicu penembakan balon Beijing.

Jake Sullivan, Jumat (12/5/2023) seperti dikutip Washington Post, kepada Wang Yi, Kepala Kantor Komisi Luar Negeri Partai Komunis Cina mengatakan, AS bermaksud melewati ketegangan dua negara terkait balon mata-mata Beijing.

Pejabat senior Gedung Putih yang dikutip Washington Post, mengatakan bahwa hal ini dapat menjadi indikasi kemungkinan mencairnya hubungan Beijing dan Washington.

Sullivan dan Wang Yi, pekan ini melakukan pertemuan, dan dalam waktu dua hari keduanya melakukan pembicaraan selama delapan jam. Padahal sebelumnya para pejabat Cina dan AS, mengklaim dialog Sullivan dan Wang Yi, dilakukan secara singkat.

Sementara pejabat senior Gedung Putih, yang dikutip Washington Post, mengatakan bahwa dialog Sullivan dan Wang Yi, positif serta jujur.

Dalam pertemuan itu, Sullivan, menyinggung masalah sejumlah warga AS, yang ditahan di Cina, operasi-operasi perang melawan narkotika, dan masalah-masalah keamanan regional.

Pejabat Gedung Putih itu menambahkan, "Pertemuan ini dilakukan di tengah upaya AS dan Cina, untuk meningkatkan interaksi di level tinggi, dan menjaga kanal-kanal komunikasi serta manajemen persaingan."

Di sisi lain, kantor berita Cina, Xinhua menyebut dialog antara Sullivan dan Wang Yi, memusatkan perhatian pada upaya menyingkirkan hambatan-hambatan dalam hubungan AS-Cina, serta mencegah memburuknya hubungan kedua negara.

Tentara Amerika Tewas di Bakhmut, Ukraina

Kepala kelompok militer Wagner Rusia mengumumkan kematian seorang tentara Amerika di kota Bakhmut di wilayah Donetsk, yang menunjukkan bahwa AS tidak hanya memasok senjata ke Kyiv, tapi juga mengirim pasukan ke Ukraina.

Bakhmut yang berada di wilayah utara Donetsk menjadi ajang konfrontasi antara pasukan Rusia dan Ukraina sejak beberapa bulan lalu.

Yevgeny Prigozhin, Kepala Kelompok militer Wagner Rusia hari Selasa (16/5/2023) mengatakan bahwa jenazah seorang mantan tentara Amerika dengan dokumen identitasnya ditemukan setelah terjadi serangan mortir di kota Bakhmut, meskipun tidak ada konfirmasi dari pejabat Amerika.

Pertempuran di Bakhmut telah berlangsung selama berbulan-bulan, dan perkembangan terbaru mengindikasikan kemenangan terpenting Rusia dalam delapan bulan di wilayah strategis ini.

Moskow mengatakan kemenangan itu membuka jalan bagi penguasaan lebih banyak wilayah Donbass di Ukraina timur.

Ukraina telah meminta sekutu Baratnya selama berbulan-bulan untuk memasok senjata berat, termasuk tank serbu canggih dan jet tempur demi melawan pasukan Rusia.

Rombongan Kedubes AS di Nigeria Diserang, Dua Tewas

Serangan bersenjata dilakukan terhadap konvoi kendaraan pegawai Kedutaan Besar Amerika Serikat, di Nigeria, yang menewaskan dua orang, dan melukai sejumlah lainnya.

Kantor berita Prancis, Rabu (17/5/2023) melaporkan, konvoi kendaraan pegawai Kedubes AS, di Nigeria menjadi sasaran serangan bersenjata yang menewaskan dua staf lokal, dan dua personel polisi.

Sekelompok orang bersenjata menembaki konvoi kendaraan Kedubes AS, sepanjang jalan utama di Ogbaru, negara bagian Anambra, lokasi yang menjadi pusat kelompok separatis Nigeria.

Juru bicara Kepolisian Anambra mengatakan, "Para penjahat membunuh dua polisi, dan dua staf Kedubes AS, lalu membakar kendaraan mereka."

Ia menambahkan, "Tim gabungan aparat keamanan Nigeria, dikerahkan ke lokasi, namun para pelaku penyerangan telah melarikan diri, dengan membawa serta dua petugas polisi dan seorang pengemudi. Tidak ada warga AS, yang ikut dalam konvoi kendaraan tersebut."

Departemen Luar Negeri AS, mengatakan petugasnya di Nigeria, sudah bekerja sama dengan aparat keamanan negara itu untuk menyelidiki serangan tersebut.

"Keamanan personel kami selalu menjadi prioritas utama, dan kami melakukan tindakan pencegahan ekstensif saat mengatur perjalanan ke lapangan," ujar Deplu AS.

AS Akui Patriot Rusak Dihantam Rudal Rusia

Sejumlah pejabat Amerika Serikat, mengakui bahwa sebagian sistem pertahanan udara Patriot, mengalami kerusakan setelah diserang rudal Rusia.

Patriot

Dikutip CNN, Rabu (17/5/2023), tiga pejabat AS, mengatakan, sistem pertahanan udara Patriot, mengalami kerusakan "minimal" setelah dihantam rudal Rusia, di dekat Kiev, Selasa lalu, tapi mereka tidak menjelaskan apa yang dimaksud kerusakan minimal tersebut.

AS langsung mengirim inspektur untuk memeriksa sistem anti-rudal Patriot, setelah pasukan Ukraina, menginformasikan bahwa sistem pertahanan rudal itu rusak dihantam rudal Rusia.

Pejabat AS mengatakan bahwa sistem pertahanan udara Patriot, itu masih berfungsi, dan komponen radarnya, yang merupakan salah satu elemen terpenting, tidak rusak.

Menurutnya, dua komponen sistem anti-rudal Patriot, rusak, tapi sistem tersebut tidak pernah offline, dan tetap berfungsi selama serangan berlangsung.

"Tidak jelas apakan kerusakan sistem anti-rudal Patriot, itu disebabkan oleh hantaman rudal langsung atau karena terkena pecahan rudal yang jatuh," imbuhnya.

Rudal Kinzhal adalah rudal hipersonik udara ke darat yang mampu membawa hulu ledak nuklir, dan memiliki jarak tempuh lebih dari 2.000 kilometer, serta kecepatan MACH 10 atau setara dengan 12.348 kilometer per jam.

 

 

Tags