Beijing Bantah Klaim Amerika tentang Serangan Hacker Cina
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina membantah klaim Amerika tentang hacker China yang menyerang pejabat dan organisasi pemerintah di negara-negara Asia Timur.
Perusahaan Amerika yang bergerak di bidang teknologi informasi, Mandiant dalam laporan panjang Kamis lalu mengumumkan pelacakan serangan siber yang berusaha memata-matai pejabat diplomatik dan lembaga pemerintah di negara-negara Asia timur, termasuk Taiwan dan Hong Kong, yang diklaim terhubung dengan Beijing.
Wang Wenbin, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina hari Jumat (16/6/2023) menyatakan bahwa klaim AS baru-baru ini tentang peretas Cina yang menyerang organisasi dan individu adalah palsu, tidak nyata, dan tidak profesional.
Perusahaan Mandiant yang sekarang menjadi anak perusahaan Google, sebelumnya membuat klaim terkait serangan siber oleh hacker Beijing, tapi tidak terbukti.
Amerika membuat klaim ini di saat Dunas Intelejen Amerika (CIA) adalah perancang banyak serangan siber di dunia. CIA diam-diam mengatur tujuan politik dan revolusi warna selama bertahun-tahun melalui aktivitas mata-mata dan mencuri informasi pengguna.
Menurut laporan ini, dalam beberapa dekade terakhir, Amerika telah menggulingkan pemerintahan resmi di lebih dari 50 negara atau mencoba menggulingkan pemerintahan lawannya dengan menciptakan keresahan dan ketidakamanan. Revolusi Beludru tahun 1989 di Cekoslowakia, Revolusi Oranye di Ukraina pada tahun 2004, Musim Semi Arab pada tahun 2010, dan Gerakan Bunga Matahari di Taiwan pada tahun 2014 adalah beberapa peristiwa di mana jejak kaki Washington terlihat.
Laporan ini menyatakan bahwa agen rahasia AS berusaha meluncurkan revolusi berwarna di Belarus, Azerbaijan, Lebanon, Myanmar, dan negara lain.(PH)