Jerman Tolak Keanggotaan Ukraina di NATO
Jerman berencana untuk meminta negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk menentang keanggotaan langsung Ukraina di aliansi militer pada KTT NATO mendatang.
Surat kabar Telegraph mengutip sumber informasi Eropa hari Sabtu (8//7/2023) melaporkan bahwa Berlin berencana untuk meminta anggota NATO lainnya di KTT Vilnius di Lituania untuk fokus pada jaminan keamanan ke Kyiv, dan tidak menekankan keanggotaan Ukraina di NATO, sehingga risiko perang dengan Rusia tidak mengancam banyak orang lain.
"Berlin yakin Vladimir Putin berpotensi menguji Pasal 5 NATO," kata sumber itu kepada The Telegraph.
Pasal 5 NATO adalah pasal yang sama yang membuat pertahanan semua anggota NATO terhadap orang lain diperlukan selama perang dan serangan militer.
Menurut laporan tersebut, Amerika Serikat dan Uni Eropa saat ini sedang mempertimbangkan inisiatif Bucharest Plus sebagai satu set proposal keamanan bilateral untuk Kyiv alih-alih menawarkan keanggotaan NATO kepada Ukraina.
Setelah dimulainya operasi militer Rusia pada Februari tahun lalu, Ukraina mengajukan keanggotaan NATO melalui jalur cepat.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah mengatakan dalam beberapa kesempatan bahwa blok tersebut mendukung tuntutan Kyiv, tetapi belum siap untuk segera menyetujui permohonan keanggotaannya.
Sekretaris Jenderal NATO mengumumkan bahwa para pemimpin aliansi militer ini akan menyetujui paket yang diusulkan tiga tahap guna membawa Ukraina lebih dekat ke NATO dalam pertemuan mereka yang akan datang.
Alasan penentangan sejumlah anggota NATO terhadap keanggotaan Ukraina, karena Kyiv saat ini berpartisipasi dalam konflik bersenjata aktif, dan menurut konstitusi NATO, keanggotaan di NATO mensyaratkan bahwa negara baru tersebut tidak memiliki konflik militer.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky beberapa hari yang lalu mengatakan bahwa Kyiv berharap menerima undangan yang jelas untuk bergabung dengan aliansi tersebut pada KTT NATO di Vilnius, ibu kota Lituania.(PH)