Sep 17, 2023 19:04 Asia/Jakarta
  • Mantan Kepala CENTOM, Jenderal Kenneth F. McKenzie.
    Mantan Kepala CENTOM, Jenderal Kenneth F. McKenzie.

Perkembangan di Amerika Serikat selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting di antaranya; kekhawatiran AS atas kekuatan rudal Republik Islam Iran.

Mantan Kepala Pusat Komando Militer Amerika Serikat di Timur Tengah, CENTCOM mengatakan, dalam 10 tahun terakhir Iran, telah meningkatkan kekuatan dan kapasitas rudal balistiknya secara signifikan.

Jenderal Kenneth F. McKenzie, Minggu (10/9/2023) seperti dikutip CBS News menegaskan bahwa masalah yang mengancam AS, hari ini adalah kekuatan rudal Iran.

"Iran sedang menjalankan kebijakan mengusir AS, dan negara Barat, lain dari kawasan Asia Barat, dan kebijakan ini tidak berubah. Semua ini merupakan tujuan utama Iran. Secara taktik, Iran akan melakukan banyak upaya untuk menurunkan sanksi," ujarnya.

Jenderal McKenzie menambahkan, "Iran dalam 10 tahun terakhir memiliki ribuan rudal, rudal-rudal jelajah jarak pendek, dan berbagai jenis pesawat tanpa awak."

Ia menjelaskan, "Ini adalah peningkatan signifikan dalam kekuatan Iran, yang terkadang kita lalai dengannya, karena memusatkan perhatian pada masalah nuklir, dan memang masalah yang penting, tapi apa yang mengancam kita hari ini adalah kekuatan rudal Iran."

Kantor berita United Press International, sehubungan dengan dipamerkannya rudal hipersonik Fattah, melaporkan kekhawatiran AS, terkait ketidakmampuan Washington menghadapi rudal ini.

Para pejabat Departemen Pertahanan AS memperingatkan, senjata-senjata hipersonik tidak bisa dideteksi serta dilacak oleh sistem pertahanan darat, dan antariksa.

AS: Hina Kitab Suci Tercela, Tapi Kami Dukung Kebebasan Berpendapat

Salah satu juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, menanggapi pelecehan terhadap Al Quran yang terjadi di depan Konsulat Turki di New York beberapa hari lalu.

ubir Deplu AS, Sabtu (9/9/2023) mengatakan, Washington menganggap pelecehan terhadap kitab suci sebagai perbuatan tercela, tapi mendukung kebebasan berpendapat sebagai unsur asasi demokrasi.

Menjawab surat kantor berita Anadolu terkait pelecehan Al Quran di depan Konsulat Turki di New York, Jubir Deplu AS menjelaskan, "Kami tidak mengikuti detail peristiwa itu secara khusus, jadi kami tidak bisa memberikan pendapat tentang itu."

Ia menambahkan, "Kami menilai pelecehan terhadap kitab suci sebagai perbuatan tercela, tapi AS mendukung kebebasan berpendapat sebagai unsur asasi demokrasi yang tercantum dalam konstitusi AS."

Jubir Deplu AS menegaskan, "Washington juga mengecam keras tindakan-tindakan berbau kebencian, dan menekankan bahaya tindakan semacam ini terhadap seseorang."

Beberapa hari lalu seorang tak dikenal melakukan pelecehan terhadap Al Quran di depan Konsulat Turki di New York, dengan melemparkan kitab suci umat Islam itu ke atas tanah, lalu menginjaknya

Biden Kunjungi Vietnam, Ini Agendanya

Mao Ning, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina pekan lalu menanggapi rencana kunjungan Biden ke Vietnam, dengan mengatakan bahwa Amerika Serikat harus mengesampingkan mentalitas Perang Dingin dalam kaitannya dengan negara-negara Asia Timur dan mengikuti aturan internasional serta menjamin stabilitas dan perdamaian kawasan Asia dan tidak membahayakan Samudera Pasifik.

Menjelang kunjungan Biden ke Vietnam, seorang pejabat senior pemerintah Amerika Serikat menyatakan bahwa sulit bagi Vietnam untuk bekerja sama dengan AS, karena tekanan dari Cina.

Pejabat Amerika itu menambahkan bahwa perjalanan ini mewakili redefinisi mendasar hubungan antara AS dan Vietnam.

Pada saat yang sama dengan kedatangan Biden di Vietnam, muncul laporan tentang rencana rahasia negara tersebut untuk membeli senjata dari Rusia.

Menurut seorang pejabat Amerika, Biden berencana menyampaikan rencana untuk mengurangi ketergantungan Vietnam pada senjata Rusia

AP: Amerika Keluarkan Izin Transfer 6 Miliar Dolar Uang Iran

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengirim pemberitahuan resmi ke Kongres tentang dikeluarkannya izin transfer uang Iran yang dibekukan, dari Korea Selatan ke Qatar.

Associated Press, Selasa (12/9/2023) melaporkan persetujuan Deplu AS, atas pengecualian sanksi terhadap proses transfer uang Iran yang dibekukan senilai 6 miliar dolar Amerika.

Menlu AS, Antony Blinken mengeluarkan izin pembebasan uang Iran, ini minggu lalu, akan tetapi pemberitahuan resmi kepada Kongres baru dikirim hari Senin.

Berdasarkan pemberitahuan tersebut, izin transfer uang Iran, senilai 6 miliar dolar Amerika, dari Korsel ke Qatar, dikeluarkan di bawah kesepakatan pertukaran tahanan Iran dan AS.

"Dengan mengeluarkan izin pengecualian bagi bank-bank internasional untuk mentransfer 6 miliar dolar uang Iran yang dibekukan, dari Korsel ke Qatar, tanpa kekhawatiran pelanggaran sanksi AS, pemerintah Presiden Joe Biden, telah membuka jalan dibebaskannya lima warga AS, di penjara Iran. Selain itu, sebagai bagian dari kesepakatan ini, pemerintah AS, juga setuju membebaskan lima warga Iran, yang ditahan di penjara negara ini," papar AP.

Ini adalah untuk pertama kalinya pemerintah Amerika Serikat, mengumumkan akan membebaskan lima tahanan Iran, sebagai bagian dari kesepakatan ini.

Menurut AP, pengecualian sanksi ini berarti bahwa bank-bank Eropa, Timur Tengah dan Asia, tidak akan melanggar sanksi-sanksi AS, jika menukar uang Iran yang dibekukan di Korsel, lalu ditransfer ke Bank Sentral Qatar, untuk digunakan Iran membeli barang-barang kemanusiaan.

Akhirnya, AS Setuju Menjual Pesawat Tempur F-35 AS ke Korea Selatan

Departemen Pertahanan AS (Pentagon) mengonfirmasi kemungkinan penjualan jet tempur F-35 ke Korea Selatan senilai sekitar 5,6 miliar dolar.

Laporan kemungkinan penjualan pesawat tempur Amerika ke Korea Selatan telah dipublikasikan di tengah uji balistik Korea Utara. Uji coba tersebut, yang oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat dianggap sebagai "latihan perang", tetapi Pyongyang menyebut klaim tersebut "salah".

Pyongyang telah berulang kali menyatakan bahwa penguatan militernya hanya untuk pertahanan dan keamanan Korea Utara dan tidak bermaksud menyerang negara mana pun, tetapi jika Amerika Serikat dan sekutunya di kawasan mengambil tindakan apa pun terhadap negara ini, mereka akan menghadapi tanggapan yang berat.

Kantor berita Anadolu dalam sebuah laporan menyebutkan, Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS mengumumkan dalam sebuah pernyataan, Kongres AS telah diberitahu tentang penjualan 25 jet tempur F-35 ke Korea Selatan.

Pernyataan itu menambahkan, Usulan penjualan ini akan memastikan kemampuan Korea Selatan dalam menghadapi ancaman saat ini dan masa depan, serta kemampuan untuk bekerja sama dengan pasukan Amerika.

Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS juga mengklaim bahwa kemungkinan penjualan ini akan memperkuat inventaris operasional pesawat Seoul.

Kepala Staf Militer AS: Saya Tak Pernah Keluarkan Perintah Serang Iran

Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat membantah klaim mantan Presiden Donald Trump terkait persetujuannya atas rencana serangan militer ke Iran.

Jenderal Mark Milley, Rabu (13/9/2023) dalam wawancara dengan CNN menegaskan bahwa dirinya tidak pernah merekomendasikan serangan militer AS terhadap Iran, di masa Trump, dan ia membantah klaim mantan Presiden AS itu.

"Saya bisa memastikan kepada Anda, bahwa saya tidak pernah sekalipun merekomendasikan serangan militer ke Iran," kata Mark Milley.

Kepada CNN, Jenderal Mark Milley mengaku tidak mengetahui sama sekali dokumen yang dimaksud Trump, terkait rencananya untuk menyerang Iran.

Ia menuturkan, "Saya tidak tahu dokumen apa yang mereka bicarakan. Saya tidak pernah melihatnya. Tidak ada yang memberitahu saya tentang dokumen yang mereka bicarakan. Jadi saya benar-benar tidak bisa berkomentar soal ini."

Milley menambahkan, "Tapi saya bisa memastikan kepada Anda, bahwa sebagaimana Anda tahu, serangan militer terhadap Iran, adalah tindakan yang sangat-sangat serius."

Dalam surat dakwaan khusus terhadap Trump, pada Juli lalu disebutkan bahwa ia secara sengaja menyimpan sebuah dokumen sangat rahasia yang di dalamnya ditulis seputar "rencana langkah militer terhadap sebuah negara asing", yang dianggap CNN sebagai Iran.

Sehubungan dengan keterangan Kepala Staf Gedung Putih di masa Trump, Mark Meadows dalam bukunya, Mark Milley mengaku tidak mengetahui apa yang ditulis Meadows.

"Namun saya dapat mengatakan kepada Anda secara pasti bahwa saya tidak pernah merekomendasikan serangan besar-besaran terhadap Iran," pungkasnya.

AS: Uang Iran akan Tiba di Qatar beberapa Hari Lagi

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan Washington tidak mempercayai Iran, dan mengklaim jika Iran, ingin menggunakan uangnya untuk keperluan di luar kemanusiaan, maka AS akan mencegahnya.

Matthew Miller, Rabu (13/9/2023) malam terkait rekening Iran, yang dibekukan oleh pemerintah AS terdahulu menuturkan, "Setelah pemerintah terdahulu keluar dari JCPOA, dan mengaktifkan kembali rekening Iran, mereka tidak membuat prosedur apa pun yang memungkinkan pemerintah AS, memantau atau mengawasi mekanisme penggunaan uang ini."
Menurutnya, pemerintah berkuasa Amerika Serikat, disebabkan oleh banyak alasan, tidak menaruh kepercayaan pada Iran.

"Oleh karena itu, ketika kami mengaktifkan rekening ini atau menciptakan metode bagi rekening ini di Qatar, kami melihat sejumlah mekanisme dan menerapkan pengawasan sehingga dapat menyaksikan dengan jelas bagaimana uang ini digunakan," paparnya.

Miller menambahkan, "Jika kami melihat Iran, berupaya melakukan langkah yang melanggar kesepakatan, dan melanggar sanksi atau menggunakan uang ini untuk keperluan-keperluan di luar kemanusiaan, maka kami punya kemampuan untuk menutupnya."

Sebelumnya, pada Selasa malam, Jubir Deplu AS ini membantah uang Iran dibebaskan sebagai kompensasi atas pembebasan tahanan AS.

"Seluruh uang Iran, yang dibebaskan senilai 6 miliar dolar Amerika, adalah uang milik Iran, sendiri," pungkas Matthew Miller.

Tags