Amerika Tinjauan dari Dalam, 15 Oktober 2023
(last modified Sun, 15 Oct 2023 09:45:32 GMT )
Okt 15, 2023 16:45 Asia/Jakarta
  • Nikki Haley
    Nikki Haley

Perkembangan di AS selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting di antaranya; Nikki Haley ke PM Israel: Habisi Perlawanan Palestina !

Selain itu, masih ada isu-isu lain seperti;

  • Kepala Staf Angkatan Bersenjata AS Kirim Pesan untuk Iran
  • AS Usulkan Israel Gelar Operasi Khusus Bebaskan Sandera di Gaza
  • AS Tempatkan 25 Unit Jet Tempur F-35 di Timur Tengah
  • Blinken temui Emir Qatar bahas upaya redakan konflik Israel-Palestina
  • Gedung Putih sebut Korea Utara pasok senjata ke Rusia
  • Blinken temui Presiden Palestina bahas perang Hamas-Israel

Nikki Haley ke PM Israel: Habisi Perlawanan Palestina !

Politisi ekstrem dan haus perang Amerika Serikat, menanggapi operasi perlawanan luar biasa terhadap Rezim Zionis, dan mendesak pejabat Tel Aviv, untuk menghabisi kelompok perlawanan Palestina.

Nikki Haley, mantan Wakil AS di PBB, Minggu (8/10/2023) dalam wawancara dengan Fox News, mengatakan, "Serangan ini bukan hanya serangan ke Israel, tapi juga serangan terhadap Amerika, karena mereka membenci kita seperti membenci Israel."

Nikki Haley

Menurut Nikki Haley, ketika Palestina, melancarkan serangan mengejutkan ke Rezim Zionis, mereka merayakan serangan ini dengan meneriakkan "Mampus Israel", "Mampus Amerika".

Ia menambahkan, "Saya katakan kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, habisi mereka, habisi mereka ! Hamas yang melakukan ini, dan Anda tahu Iran di belakangnya, habisi mereka."

Mantan Wakil tetap Amerika Serikat di PBB itu menegaskan bahwa Hamas dan Iran, harus membayar mahal atas apa yang telah mereka lakukan.

Sebelumnya surat kabar New York Times, membantah statemen Donald Trump, mantan Presiden AS, dan sejumlah politisi Partai Republik lainnya yang mengatakan bahwa Iran, mendanai Hamas, untuk menyerang Israel.

Lebih dari itu, Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, juga mengatakan uang Iran, yang baru saja dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan, tidak digunakan untuk membantu serangan ke Israel.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata AS Kirim Pesan untuk Iran

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, dalam kontak telepon dengan Kepala Staf Militer Rezim Zionis, mengklaim Washington tidak ingin perang Israel dan Gaza meluas.

Dikutip Departemen Pertahanan AS, Jenderal Charles Brown, Selasa (10/10/2023) melakukan kontak telepon dengan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Rezim Zionis, Herzi Halevi.

Charles Brown

Dalam percakapan telepon itu, kedua belah pihak membicarakan upaya penguatan kehadiran militer AS di kawasan, dan dukungan atas upaya pencegahan regional.

Menurut Brown, Amerika Serikat tidak ingin pertempuran antara Rezim Zionis, dan Jalur Gaza, meluas, dan ia menuturkan, "Pesan saya untuk Iran, adalah jangan memasuki krisis Israel."

Ia menambahkan, "Kami akan memasok amunisi yang dibutuhkan Israel sesegera mungkin, dan kami mengontak industri militer untuk segera mengirim paket persenjataan lain yang diperlukan."

Operasi perlawanan Tufan Al Aqsa (Badai Al Aqsa) yang dilancarkan kelompok-kelompok perlawanan Palestina, hari Sabtu lalu dianggap sebagai operasi perlawanan terbesar dalam 75 tahun pendudukan Israel atas Palestina.

Media-media Rezim Zionis mengonfirmasi bahwa operasi Tufan Al Aqsa, telah menewaskan sedikitnya 1.000 orang Zionis, dan melukai lebih dari 2.500 lainnya.

AS Usulkan Israel Gelar Operasi Khusus Bebaskan Sandera di Gaza

Pemerintah Amerika Serikat, mengusulkan kepada Rezim Zionis, untuk melancarkan operasi khusus guna membebaskan para sandera di tangan Hamas, dan Washington akan memberi dukungan intelijen, pengawasan dan identifikasi.

Dikutip stasiun televisi CNN, Selasa (10/10/2023), pemerintah AS, mengatakan dukungan ini tidak mengharuskan kehadiran pasukan negara ini di Israel, dan hanya meliputi bantuan AS, di bidang intelijen, pengawasan dan identifikasi.

Lloyd Austin

Menurut pemerintah AS, dukungan militer ini diusulkan Komando Pusat Militer AS di Asia Barat, CENTCOM, Komando Operasi Khusus AS, dan Komando Khusus Operasi Gabungan Militer AS, yang bertugas merancang taktik operasi khusus.

Usulan tersebut mengemuka dalam percakapan telepon yang dilakukan oleh Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, dengan Menteri Perang Rezim Zionis, Yoav Gallant.

Setelah pembicaraan telepon ini, Menhan AS, memerintahkan Komando Khusus Operasi Gabungan Militer AS, untuk menjalankan misi ini dengan menyiapkan perencanaan, dan dukungan intelijen terhadap Militer Israel.

Rezim Zionis sampai saat ini tidak mengumumkan data akurat terkait tawanannya di tangan kelompok perlawanan Palestina, akan tetapi para pejabat Tel Aviv, mengatakan jumlah mereka cukup banyak.

Duta Besar Rezim Zionis untuk AS dalam wawancara terbaru dengan media mengatakan, pemerintah Israel, meyakini sekitar 150 tawanan Zionis, saat ini ada di Jalur Gaza.

AS Tempatkan 25 Unit Jet Tempur F-35 di Timur Tengah

Seorang pejabat senior Amerika Serikat, mengabarkan keputusan Pentagon, untuk menempatkan 20-25 unit jet tempur F-15 dan F-35 di Timur Tengah (Asia Barat) untuk memperkuat pencegahan di hadapan Iran.

Dikutip stasiun televisi CNN, Minggu (8/10/2023) pejabat militer AS, yang tidak disebutkan identitasnya itu mengatakan, langkah tersebut meliputi pengiriman jet tempur F-35 dan F-15, dua jet tempur yang dianggap terkuat dalam serangan udara ke udara, dan udara ke permukaan.

Image Caption

Menurut pejabat militer AS itu, tujuan penempatan jet tempur tambahan ke Asia Barat, adalah untuk mencegah agresi Iran, atau perluasan pertempuran hingga ke luar Israel.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, sebelum ini mengabarkan kemungkinan upaya memperkuat skuadron Angkatan Udara negara ini di Timur Tengah, dalam kerangka CENTCOM.

Austin menjelaskan, selain menempatkan jet tempur F-15 dan F-35, Amerika Serikat juga akan mengerahkan sejumlah pesawat tempur F-16 dan A-10 ke Asia Barat.

Sebelumnya Amerika Serikat, juga mengirim kapal induk USS Gerald F. Ford ke Laut Mediterania dengan tujuan mendekati Israel, sebagai respons atas serangan Hamas.

"Dalam rangka memperkuat postur kekuatan gabungan kami, selain memberikan dukungan materi kepada Israel, AS juga akan memusatkan perhatian pada dukungan terhadap Angkatan Bersenjata Israel, dan masyarakatnya," pungkas Austin.

Blinken temui Emir Qatar bahas upaya redakan konflik Israel-Palestina

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken bertemu dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani di Doha, Jumat (13/10), untuk membahas upaya mencegah konflik Israel-Palestina meluas.

Dalam jumpa pers bersama setelah pertemuan, Blinken juga mengatakan AS tengah bekerja secara intensif untuk menjamin pembebasan sandera yang dibawa ke Gaza oleh para pejuang Hamas sejak Sabtu akhir pekan lalu.

"AS dan Qatar memiliki tujuan yang sama untuk mencegah penyebaran konflik ini. Kami membahas secara terperinci upaya kami untuk mencegah aktor mana pun –-negara atau non-negara-– menciptakan front baru dalam konflik ini," kata Blinken, seperti dikutip dalam keterangan Departemen Luar Negeri AS.

Antony Blinken

Blinken sedang berada di Timur Tengah untuk mengunjungi Israel, Yordania, Qatar, Bahrain, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir pada 11-15 Oktober guna bertemu dengan para pejabat negara-negara itu.

Sementara itu, Al Thani mengatakan bahwa selain meredakan ketegangan yang paling penting untuk dilakukan saat ini adalah memastikan bahwa bantuan kemanusiaan dapat mencapai Jalur Gaza dengan aman di tengah pengepungan total militer Israel.

Dalam pertemtuan tersebut, Al Thani juga menekankan pentingnya solusi yang adil dan komprehensif untuk masalah Palestina.​​​ Dia menyatakan bahwa tidak akan ada perdamaian di Timur Tengah jika tidak ada solusi yang adil untuk masalah Palestina.

"Oleh karena itu, komunitas internasional harus berusaha untuk mencapai solusi yang adil dan komprehensif untuk masalah Palestina, yang mencakup pembentukan negara Palestina merdeka di atas wilayah garis perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," katanya.

Perang Israel-Hamas yang telah berlangsung sejak pekan lalu terus berlanjut.

Pada Jumat pagi waktu setempat, militer Israel memberikan ultimatum kepada warga sipil di kota Gaza, yang dihuni oleh lebih dari satu juta jiwa, agar mengungsi ke wilayah selatan Jalur Gaza dalam waktu 24 jam.

Ribuan ribu warga Gaza pada Sabtu sudah pergi mengungsi dari tempat tinggal mereka karena mengkhawatirkan serangan darat Israel.

Kecaman terhadap seruan evakuasi Israel itu datang berbagai pihak. Sekretaris Jenderal Liga Arab Aboul Gheit pada Jumat mendesak Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk melakukan intervensi guna mencegah evakuasi warga Gaza.

Ia menyebut tuntutan Israel untuk memindahkan orang-orang Palestina dari Gaza adalah pelanggaran yang jelas terhadap Konvensi Jenewa Keempat, yang salah satunya mengatur larangan perpindahan penduduk secara paksa.​​​​​​​

Mesir pada Jumat juga mengecam tindakan Israel itu, yang diperingatkannya akan menjadi “pelanggaran berat” terhadap hukum kemanusiaan internasional serta membahayakan kehidupan warga Gaza dengan menempatkan ratusan ribu orang di wilayah yang tidak layak menampung mereka.

Gedung Putih sebut Korea Utara pasok senjata ke Rusia

Gedung Putih pada Jumat menyatakan bahwa Korea Utara telah memasok Rusia dengan sejumlah besar senjata untuk mendukung serangan Moskow ke Ukraina.

Pengiriman dimulai pada awal September dan tiba di kota Tikhoretsk, Rusia pada 1 Oktober, menurut informasi yang dibagikan pemerintahan Biden.

Gedung Putih membagikan citra satelit yang diduga pengiriman senjata dari Korea Utara.

John Kirby

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan lebih dari seribu kontainer yang berisi amunisi dan peralatan militer lainnya telah dikirimkan ke Rusia oleh Pyongyang.

"Kami mengutuk DPRK yang menyediakan peralatan militer untuk Rusia, yang akan digunakan untuk menyerang kota-kota Ukraina, membunuh warga sipil Ukraina, dan melanjutkan perang tidak sah Rusia," kata dia dengan menyebut nama resmi Korut.

"Kami akan terus mengawasi untuk setiap pengiriman senjata tambahan DPRK ke Rusia." lanjut dia.

Kirby mengungkapkan bahwa komunitas intelijen Amerika Serikat telah menilai bahwa Korut berupaya mendapat beragam bantuan militer sebagai balasan, termasuk jet tempur, rudal darat-ke-udara, kendaraan lapis baja, peralatan untuk membuat rudal balistik, dan teknologi canggih lainnya.

AS terus memantau untuk memastikan apakah Rusia memenuhi permintaan itu, dan Kirby mengatakan pemerintahan Biden telah "mengawasi kapal-kapal Rusia menurunkan kontainer di DPRK yang mungkin merupakan pengiriman awal material dari Rusia."

Blinken temui Presiden Palestina bahas perang Hamas-Israel

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Amman, Yordania, Jumat, untuk membahas situasi terkini konflik Israel-Hamas.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan bahwa dalam pertemuannya dengan Abbas, Blinken menegaskan kembali kecaman keras Amerika Serikat atas serangan  keji Hamas terhadap Israel.

Blinken juga membeberkan upaya Washington berkoordinasi dengan para mitra guna mencegah meluasnya konflik.

Dia menyampaikan belasungkawa kepada para keluarga warga sipil Palestina yang menjadi korban konflik tersebut, dan menegaskan kembali bahwa "Hamas tidak membela hak-hak sah rakyat Palestina atas martabat, kebebasan, keadilan, dan penentuan nasib sendiri."

Blinken juga berterima kasih kepada Presiden Abbas dan jajarannya atas upayanya dalam menenangkan situasi demi kepentingan rakyat Palestina, Israel, dan puluhan ribu warga Amerika yang menyebut Tepi Barat sebagai rumah mereka.

"Blinken menegaskan kembali komitmen AS untuk bekerja sama dengan para pemimpin dan rakyat Palestina dalam upaya menjamin keamanan bagi semua orang," kata Miller.

Blinken sedang berada di Timur Tengah untuk mengunjungi Israel, Yordania, Qatar, Bahrain, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir pada 11-15 Oktober guna bertemu dengan para pejabat negara-negara itu.

Dia akan melibatkan para mitranya di kawasan dalam mencegah meluasnya konflik, menjamin pembebasan segera sandera dengan aman, dan mengidentifikasi mekanisme  perlindungan warga sipil.

Sebelum bertemu dengan Abbas, Blinken telah berbicara dengan Raja Abdullah II dari Yordania untuk membahas serangan Hamas terhadap Israel dan upaya membebaskan seluruh sandera dan mencegah konflik meluas.

Seraya menilai Hamas tidak membela hak-hak rakyat Palestina atas martabat dan penentuan nasib sendiri, Blinken beranggapan Israel melakukan operasi keamanan yang sah untuk mempertahankan diri dari apa yang disebutnya terorisme.

Dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis, Blinken menegaskan kembali solidaritas Amerika Serikat terhadap pemerintah dan rakyat Israel.

"Kami telah mengerahkan kapal induk terbesar di dunia ke Mediterania Timur. Kami telah memperkuat kehadiran pesawat tempur AS di wilayah tersebut," kata Blinken dalam jumpa pers bersama Netanyahu di Tel Aviv.

Dia menyatakan negaranya terus bekerja sama dengan Israel untuk menjamin pembebasan sandera oleh Hamas.