PM Hungaria: Kelanjutan Perang dengan Rusia Sia-Sia !
Perdana Menteri Hungaria menilai berlanjutnya kegagalan Ukraina melawan Rusia di medan perang, dan menyerukan rencana alternatif bagi pendukung Kyiv dalam menghadapi Kremlin.
Perang antara Rusia dan Ukraina dimulai pada Februari 2022 dan masih berlangsung. Amerika Serikat dan negara-negara Barat sejauh ini telah memberlakukan sanksi besar terhadap Moskow dan mengirimkan senjata dan peralatan militer senilai puluhan miliar dolar ke Kyivv. Sementara itu, konsekuensi dari sanksi-sanksi tersebut dan biaya perang yang besar menimbulkan banyak tekanan pada perekonomian para pendukung Ukraina.
Russia Today melaporkan, Victor Orban, Perdana Menteri Hongaria hari Rabu (22/11/2023) mengatakan, "Strategi Uni Eropa dalam perang di Ukraina telah gagal, sedangkan Rusia tidak gagal. Oleh karena itu, Uni Eropa harus memperhatikan rencana baru."
"Hungaria mengutuk tindakan Rusia terhadap Ukraina sejak awal, namun reaksi Barat terhadap masalah ini juga salah," ujar Orban.
"Satu-satunya cara untuk menghentikan jatuhnya korban yang tidak wajar dengan segera melakukan gencatan senjata dan dimulainya pembicaraan damai untuk mencapai kesepakatan guna menyelesaikan konflik di Ukraina," tegas PM Hungaria.
Sehari sebelumnya, Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijarto menekankan berlanjutnya bekerja sama dengan Rusia di bidang energi, dengan mengatakan, "Budapest tidak akan meninggalkan kerja sama dengan Moskow di bidang energi karena perang di Ukraina dan tidak akan membiarkan interaksinya dengan Moskow di bidang energi dibayangi oleh permasalahan politik,".
Rusia, yang masih menjadi eksportir energi utama Hungaria, telah mengekspor 4,8 miliar meter kubik gas ke negara tersebut tahun ini, terutama melalui pipa Turkstream dengan jaringannya melalui Bulgaria dan Serbia.(PH)
