Bantah Propaganda Eropa, Zelenskyy: Iran Tak Kirim Rudal ke Rusia
(last modified Thu, 07 Nov 2024 11:42:58 GMT )
Nov 07, 2024 18:42 Asia/Jakarta
  • Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy
    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy

Parstoday – Presiden Ukraina, membantah klaim-klaim dan tuduhan tak berdasar Eropa terhadap Iran, terkait pengiriman rudal balistik Iran ke Rusia.

Kenyataannya, Uni Eropa, menjatuhkan sejumlah sanksi terhadap Republik Islam Iran, berdasarkan kebohongan-kebohongan tersebut.
 
Media Ukraina, Pravda, Senin (28/10/2024) melaporkan, Volodymyr Zelenskyy, Presiden Ukraina, mengatakan Iran, belum mengirim rudal ke Rusia, akan tetapi kedua negara sedang membicarakan masalah ini.
 
Dalam konferensi pers di sela pertemuan Ukraina-Nordik, Zelenskyy menuturkan, "Mereka (Iran dan Rusia) tengah melakukan pembicaraan serius terkait pengiriman rudal Iran ke Rusia. Berdasarkan informasi yang kami punya, Iran belum mengirim rudalnya, tapi mereka membicarakannya, dan ini alasan kekhawatiran kami."
 
Inggris, Jerman dan Prancis, sebelumnya mengklaim pengiriman rudal Iran, ke Rusia, untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina. Ketiga negara Eropa ini melakukan serangan media terhadap Iran, atas dasar klaim-klaim bohong tersebut.
 
Kementerian Luar Negeri Uni Eropa, pada hari Senin (14/10/2024) di Luksemburg, menjatuhkan sanksi-sanksi baru terhadap Republik Islam Iran.
 
Menurut keterangan resmi Dewan Uni Eropa, tujuh individu dan tujuh institusi masuk ke dalam daftar sanksi baru. Perusahaan pesawat Iran Air, Mahan, dan Saha Airline, ditambah dua perusahaan logistik, masuk ke dalam daftar sanksi baru.
 
Uni Eropa, setelah serangan Rusia, ke Ukraina, berdasarkan kerja sama militer yang dijalin Iran dan Rusia, selama beberapa dekade, menerapkan kebijakan permusuhan terhadap Republik Islam Iran. Kebijakan ini semakin keras setelah serangan Rezim Zionis ke Jalur Gaza dan pembunuhan massal rakyat Palestina.
 
Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, sebagai sekutu kejahatan Zionis di Palestina dan Lebanon, untuk menekan Republik Islam Iran, menciptakan klaim-klaim palsu terkait kerja sama militer Iran dan Rusia, serta dampaknya pada perang yang terjadi di Ukraina.
 
Rusia adalah negara besar, dan sebelum perang Ukraina, banyak negara dunia termasuk negara Eropa, yang menjalin hubungan baik dan luas dengan Rusia. Volume transaksi perdagangan Uni Eropa dan Rusia, sebelum perang Ukraina, mencapai sekitar 370 miliar euro.
 
Selain itu, sejumlah banyak sekutu Eropa, dan Amerika Serikat, di berbagai penjuru dunia, sampai saat ini tetap mempertahankan tingkat kerja sama dengan Rusia, dan bahkan memperluasnya.
 
Turki, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, bahkan India, tidak satu pun dari ketiganya yang dihukum dan disanksi oleh Eropa dan AS. Maka dari itu sepenuhnya jelas bahwa negara-negara Eropa dan AS, berusaha mencari alasan untuk menekan Republik Islam Iran, dan isu kerja sama militer Iran-Rusia, merupakan senjata baru untuk menjatuhkan sanksi terhadap Iran.
 
Dalam kebijakan Iranfobia yang diterapkan AS, dan beberapa negara Eropa, terutama Troika Eropa, alasan apa pun yang bisa dipakai untuk melancarkan perang psikologis terhadap Republik Islam Iran, harus dimanfaatkan.
 
Tekanan-tekanan ini diberikan kepada Iran, padahal Republik Islam, berulangkali mengumumkan dirinya tidak memihak dalam perang Ukraina, dan menegaskan jalan keluar diplomatik untuk mengakhiri perang tersebut.
 
Pada saat yang sama, Republik Islam Iran, berulangkali mengumumkan bahwa pihaknya tidak pernah mengirimkan rudal-rudal balistik miliknya ke Rusia.
Menteri Luar Negeri Iran Sayid Abbas Araghchi, menyinggung penekanan Zelenskyy bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan pengiriman rudal Iran, ke Rusia, dan di media sosial X, ia menuntut Eropa menebus kesalahannya.
 
Araghchi menambahkan, "Uni Eropa baru-baru ini melarang masuknya maskapai negara kami ke Eropa, dan artinya mereka menyerang para penumpang Iran dan non-Iran. Hal ini dilakukan berdasarkan klaim tidak benar, dan tidak berdasar bahwa Iran, mengirim rudal ke Rusia, untuk digunakan dalam perang Ukraina."
 
Menlu Iran, mengunggah video terkait Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dan menulis, "Saat ini bahkan Preisden Zelenskyy sendiri dengan tegas mengatakan tidak ada rudal Iran, yang dikirim ke Rusia."
 
"Sudah waktunya bagi Uni Eropa, menghentikan kekonyolan semacam ini. Menyerang warga sipil Iran, atas dasar sebuah tuduhan yang sepenuhnya tak berdasar, adalah tindakan tidak bermoral dan kesalahan nyata yang harus segera ditebus," pungkasnya. (HS)