Kegagalan Uni Eropa Melawan "Armada Hantu" Rusia
Nov 17, 2024 19:12 Asia/Jakarta
Parstoday – Perdana Menteri Hungaria, mendesak Uni Eropa, untuk melakukan peninjauan ulang atas sanksi-sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia.
Viktor Orban, Jumat (15/11/2024) mengumumkan, sanksi-sanksi Uni Eropa terhadap Rusia, akan menaikkan harga energi, dan melemahkan daya saing Eropa.
Di sisi lain, Parlemen Eropa, minggu lalu mendukung sebuah resolusi yang bertujuan untuk melawan upaya-upaya mengakali sanksi Uni Eropa dan G7, oleh Rusia, serta ekspor minyak dan gas negara ini.
Parlemen Eropa, dalam resolusi tersebut meminta negara-negara anggota, dan instansi-instansi Uni Eropa, melawan apa yang dikenal dengan "Armada Hantu" Rusia, yang melakukan aktivitas ekspor migas.
Penggunaan drone dan satelit untuk memperkuat pengawasan atas kapal-kapal, dan penerapan denda atas kapal-kapal tanpa asuransi yang melintas di perairan Uni Eropa, termasuk mekanisme yang diusulkan dalam resolusi ini.
Negara-negara anggota Parlemen Eropa, juga mendesak pelarangan penuh impor, dan penggunaan bahan bakar fosil Rusia, termasuk gas alam cair negara ini.
Pengakuan Barat soal Ketidakefektifan Sanksi atas Rusia
Meskipun sampai saat ini organisasi-organisasi Barat, telah melakukan upaya keras untuk mengatasi Armada Hantu Rusia, atau kapal-kapal minyak yang mengakali sanksi-sanksi dan pengawasan, tapi menurut pengakuan sumber di Eropa dan AS, upaya ini tidak terlalu efektif.
Dalam hal ini Bloomberg, melaporkan, sanksi terhadap Rusia, memberikan hasil yang terbatas dikarenakan berbagai pembatasan pengawasan dan kebutuhan negara-negara importir minyak seperti Cina dan India, terhadap minyak murah.
Kegagalan Barat, dalam menyanksi Rusia, sedemikian tidak efektifnya sampai-sampai beberapa laporan tidak resmi mengabarkan masuknya kapal-kapal Eropa, ke dalam kelompok pembeli energi dari Rusia.
Yunani, Bulgaria, dan Turki, adalah tiga negara yang ikut bergabung ke dalam kelompok importir energi Rusia, dan tidak boleh dilupakan, ketiga negara ini hanya berperan sebagai perantara pemindahan energi ke Uni Eropa, dan negara lain.
Badan Energi Internasional, IEA, dalam laporan terbarunya mengumumkan, Rusia, dalam rangka menarik pembeli di masa sanksi, memberikan potongan harga besar kepada negara-negara importir minyaknya.
Para pengamat meyakini, strategi politik yang diambil oleh Uni Eropa, terhadap Rusia, dan para pemasok energi lainnya, alih-alih melemahkan ekonomi dan infrastruktur Rusia, justru menyebabkan energi yang dibutuhkan harus dibeli dengan harga yang lebih tinggi dan tidak stabil. (HS)