Berita Dunia: Ukraina Tak Bisa Jadi Anggota NATO, AS Mungkin Tak Inginkan Lagi NATO
https://parstoday.ir/id/news/world-i171642
Parstoday – Rusia memperingatkan bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO, harus mencabut janjinya terkait keanggotaan Ukraina, di NATO.
(last modified 2025-02-19T10:17:48+00:00 )
Feb 19, 2025 17:08 Asia/Jakarta
  • Berita Dunia: Ukraina Tak Bisa Jadi Anggota NATO, AS Mungkin Tak Inginkan Lagi NATO

Parstoday – Rusia memperingatkan bahwa Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO, harus mencabut janjinya terkait keanggotaan Ukraina, di NATO.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengumumkan, NATO harus mencabut janjinya tahun 2008 untuk menerima Ukraina, sebagai anggota NATO. Juru bicara Kemlu Rusia, Maria Zakharova, Selasa (18/2/2025) mengatakan keanggotaan Ukraina, di NATO, tidak bisa ditolerir oleh Rusia.
 
 
Jerman Tuduh Rusia sebagai Ancaman bagi NATO
 
Di tengah upaya internasional untuk mengakhiri perang di Ukraina, dan menciptakan perdamaian dengan Rusia, pemerintah Jerman, mengeluarkan statemen provokatif dengan maksud untuk memicu konflik.
 
Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, Rabu dinihari mengklaim bahkan jika perang Ukraina, berakhir, ancaman Rusia, bagi negara-negara NATO, masih akan tetap ada.
 
Boris Pistorius mengatakan, “Para pakar kami memperkirakan bahwa dalam waktu 4 hingga 7 tahun, Rusia, dapat menyerang wilayah negara-negara anggota NATO.”
 
 
Rusia: Ukraina Bisa Gabung ke Uni Eropa tapi Tidak ke NATO
 
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, Selasa (18/2) bersamaan dengan pertemuan delegasi AS dan Rusia di Arab Saudi, mengatakan, “Ukraina berhak untuk bergabung dengan Uni Eropa, tapi NATO, berbeda.”
 
Ia menambahkan, “Bergabungnya Ukraina, dengan Uni Eropa, berada dalam kerangka hak kedaulatan setiap negara, dan tidak ada seorang pun yang bisa memutuskan hal ini selain Ukraina.”
 
Pada saat yang sama Peskov menegaskan, “Akan tetapi masalah keamanan, dan keanggotaan di aliansi-aliansi militer seperti NATO, kondisinya benar-benar berbeda, dan sikap Rusia, dalam masalah ini sepenuhnya jelas.”
 
 
Uni Eropa: Rusia Tidak Menginginkan Perdamaian
 
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, Selasa (18/2) mengklaim, terlalu cepat untuk membicarakan tentang pasukan penjaga perdamaian di Ukraina, pasalnya Rusia, tidak menghendaki perdamaian.
 
Ia mengatakan, “Kita harus memusatkan perhatian pada kondisi Ukraina, sehingga kesepakatan buruk dengan Rusia, dapat ditolak.”
 
Sebelum ini Rodion Miroshnik, Utusan khusus Kemlu Rusia, mengatakan, pasukan yang menamakan diri sebagai penjaga perdamaian dan masuk ke wilayah Ukraina, tanpa kesepakatan dan persetujuan Moskow, maka akan menjadi target sah pasukan Rusia.
 
 
Analis AS: Perundingan Riyadh dapat Menjadi Akhir bagi NATO
 
Mantan analis Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) Michael Patrick Maloof, mengatakan, perundingan antara pejabat AS dan Rusia, di Riyadh, Arab Saudi, terkait perang Ukraina, dapat menjadi akhir dari NATO.
 
Maloof percaya akhir dari NATO berarti bahwa pada akhirnya Eropa mungkin saja akan membentuk koalisi-koalisi pertahanan dan regional, tapi tidak bisa lagi menciptakan sebuah persatuan yang solid di antara 32 negara.
 
Ia menegaskan, dengan memperhatikan situasi yang ada, negara-negara Eropa, tidak akan pernah bisa mencapai satu pandangan terkait sebuah masalah. Sebagaimana saat ini tidak ada sama sekali keselarasan di Uni Eropa, dan NATO. (HS)