Koran Italia: Ilusi Kemenangan atas Rusia Menghancurkan Ukraina
Seorang diplomat Rusia mengatakan bahwa negara-negara Barat sejauh ini telah menghabiskan sekitar $550 miliar untuk mendukung Ukraina dalam perangnya dengan Rusia.
Bantuan keuangan dan senjata dari negara-negara Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat ke Kyiv mengintensifkan perang antara Rusia dan Ukraina. Perang yang kini diklaim Washington hendak diakhiri. Semua ini di bawah bayang-bayang penjarahan sumber daya mineral Ukraina. Putaran berikutnya perundingan Gencatan Senjata Ukraina-Rusia dijadwalkan akan diadakan di Istanbul, Türkiye, pada hari Kamis.
Menurut Pars Today, Rodion Miroshnik, Utusan Khusus Kementerian Luar Negeri Rusia mengumumkan bahwa negara-negara Barat sejauh ini telah menghabiskan sekitar $550 miliar untuk mendukung Ukraina.
Miroshnik menilai bantuan ini menjadi alasan berlanjutnya perang dan berkata,"Anggaran ini telah dihabiskan untuk membeli dan mengirim senjata militer ke Ukraina, melatih pasukan, dan memberikan dukungan logistik ke negara ini."
Meretz: Negara-negara Barat tidak boleh terpecah belah soal Ukraina
Terungkapnya bantuan senjata besar-besaran negara Barat ke Ukraina terjadi saat Kanselir Jerman Friedrich Mertz menghimbau negara-negara Barat pada hari Rabu untuk tidak terpecah belah akibat masalah Ukraina.
Mengenai pembentukan gencatan senjata antara Moskow dan Kyiv, ia juga mengatakan bahwa gencatan senjata semacam itu dapat membuka jendela bagi kemungkinan dimulainya perundingan damai. Sangat penting bagi Barat untuk tidak membiarkan perpecahan berkembang di dalamnya.
Pakar politik: Eropa khawatir tentang dirinya sendiri
Di sisi lain, pakar politik Imad Abshenas dalam analisisnya mengenai perkembangan yang terkait dengan krisis Rusia-Ukraina mengatakan, "Bagaimanapun, dapat dikatakan bahwa Eropa menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky agar tidak menerima kompromi dengan Rusia. Faktanya, mereka khawatir tentang diri mereka sendiri dan telah menunjukkan permusuhan yang besar dalam beberapa tahun terakhir, sehingga mereka khawatir dan cemas tentang ambiguitas mereka sendiri dengan Rusia."
Macron: Ukraina harus memasuki negosiasi dalam posisi terbaik
Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron hari Selasa mengatakan,"Kita harus membantu Ukraina mempertahankan dirinya, tetapi kita tidak ingin memulai Perang Dunia III."
Ia menyatakan bahwa Ukraina tahu bahwa mereka tidak dapat mengambil kembali semua tanahnya dari Rusia, dan menambahkan,"Perang harus dihentikan dan Ukraina harus memasuki negosiasi dalam posisi sebaik mungkin."
Macron baru-baru ini mengancam akan memperketat sanksi terhadap Rusia jika Rusia tidak menyetujui persyaratan gencatan senjata selama sebulan.
Koran Italia: Upaya mengalahkan Rusia telah menyebabkan keruntuhan Ukraina
Surat kabar Italia Il Fatto Quotidiano juga menulis sebagai tanggapan terhadap sikap Macron terhadap Ukraina dengan melaporkan,"Presiden Prancis tidak ingin mengakui bahwa kebijakan Eropa memainkan peran dalam runtuhnya Ukraina."
Laporan itu menyatakan,"Ukraina telah kehilangan segalanya, dan Macron malu mengakui bahwa upaya untuk memenangkan hati Rusia telah menyebabkan keruntuhan Ukraina."
Laporan itu menambahkan, Ukraina, yang pernah berjuang untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa, kini kehilangan kedua pilihan tersebut.(PH)