Mengapa Pemotongan Bantuan AS jadi Kesempatan Emas bagi Dana Pembangunan Afrika?
(last modified Mon, 19 May 2025 05:57:22 GMT )
May 19, 2025 12:57 Asia/Jakarta
  • Mengapa Pemotongan Bantuan AS jadi Kesempatan Emas bagi Dana Pembangunan Afrika?

Pemerintahan Trump telah mengusulkan penghapusan sepenuhnya pendanaan negara untuk Dana Pembangunan Afrika (AFD).

Sejalan dengan kebijakan "America First" yang diusung Presiden Donald Trump, pemerintah AS baru-baru ini mengusulkan kepada Kongres penghapusan total bantuan keuangan AS kepada Dana Pembangunan Afrika, yang berafiliasi dengan badan peminjaman Bank Pembangunan Afrika (AfDB). 

RUU anggaran AS menargetkan total bantuan sebesar $555 juta kepada lembaga multilateral Afrika, termasuk Bank Pembangunan Afrika. Pemerintahan Trump mengatakan ingin memfokuskan bantuan AS melalui US Development Finance Corporation (DFC) pada kendaraan investasi yang hemat biaya dan menghilangkan pendanaan untuk iklim, ekuitas atau tata kelola.

Pemutusan bantuan keuangan AS merupakan langkah yang tiba-tiba dan berdampak besar yang memiliki konsekuensi luas bagi negara-negara Afrika, terutama negara-negara yang lebih lemah di benua itu.

Bank Pembangunan Afrika berfungsi sebagai lembaga utama dalam mendukung negara-negara miskin di benua itu, khususnya di bidang-bidang seperti pertanian, infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan memerangi perubahan iklim.

Lembaga ini, dengan bantuan keuangan istimewa, memajukan proyek-proyek yang menargetkan sektor-sektor sensitif dan vital dalam pembangunan benua Afrika, dan setiap penangguhan atau penundaan dalam pembayaran bantuan akan menciptakan kesenjangan besar dalam sumber daya keuangan bank, yang akan berarti pengurangan dalam kapasitas operasional dan lambatnya kemajuan proyek.

Faktanya, keputusan Amerika Serikat seperti itu dapat dianggap sebagai kemunduran dari komitmen multilateral yang diperlukan untuk kemajuan berkelanjutan dan keadilan sosial di negara-negara berkembang. Tetapi Presiden AS saat ini Trump mengklaim bahwa pembatalan komitmen keuangan AS akan menciptakan kondisi untuk memperbaiki lingkungan ekonomi di AS, dan sejalan dengan kebijakan Amerika Pertama, oleh karena itu bantuan tersebut harus dipotong atau dikurangi.

Meskipun pemotongan bantuan AS akan memengaruhi banyak kegiatan penjangkauan dana ini, terutama di sektor pertanian, kesehatan, dan perubahan iklim, hal itu juga akan membawa manfaat jangka panjang bagi negara-negara dan lembaga yang aktif di Afrika.

Faktanya, Dana Pembangunan Afrika kini menghadapi tantangan serius, yang pengelolaannya  secara tepat dapat menghasilkan peluang emas untuk otonomi keuangan dan memperkuat peran regional lembaga ini. Penghapusan bantuan AS merupakan tekanan bagi lembaga tersebut untuk mencari model pembiayaan baru, seperti akses langsung ke pasar modal internasional.

Pemotongan anggaran seperti itu juga akan memberikan insentif bagi Bank Pembangunan Afrika untuk mengambil langkah mendasar menuju reformasi struktural dan mengambil sumber daya keuangannya dari sumber yang lebih beragam dan berkelanjutan. Sementara itu, pengurangan bantuan AS telah menyebabkan pembentukan dan penguatan mobilisasi regional dan partisipasi negara-negara Afrika dalam mendukung lembaga itu. Misalnya, Kenya baru-baru ini bergabung dalam proses ini dengan sumbangan sebesar $20 juta, dan negara-negara lain seperti Benin, Sudan, Gambia, Ghana, Liberia, dan Sierra Leone juga telah membuat komitmen finansial. Faktanya, langkah-langkah seperti itu dapat menjanjikan penguatan kepercayaan pada lembaga-lembaga Afrika dan keyakinan diri dalam mengelola sumber daya keuangan serta mengembangkan benua Afrika.

Di sisi lain, dengan menurunnya kehadiran Amerika dalam menyediakan sumber daya keuangan, negara-negara terpaksa mendiversifikasi mitra ekonomi dan politik mereka. Hal ini dapat membuka jalan bagi keterlibatan yang lebih besar dengan kekuatan-kekuatan baru seperti Cina, India, dan Brasil, serta memperkuat kerja sama intrakontinental.

Organisasi seperti Uni Afrika dan Pasar Bersama untuk Afrika Timur dan Selatan (COMESA) akan memainkan peran yang lebih menonjol dalam pembangunan. Sementara itu, ketergantungan negara-negara dan lembaga-lembaga Afrika terhadap negara-negara lain, terutama Amerika Serikat, akan berkurang, dan banyak negara di benua itu akan berfokus pada kemampuan domestik mereka, yang akan mengarah pada pertumbuhan dan kemakmuran mereka dalam jangka panjang.

Bertentangan dengan pandangan umum yang menganggap bantuan keuangan asing sebagai syarat utama bagi pembangunan negara-negara Afrika, penghentian bantuan ini dapat membuka jalan bagi transformasi internal, reformasi kebijakan yang tidak efektif, dan pertumbuhan kapasitas dalam negeri. Sepanjang jalan ini, masyarakat Afrika dapat memetakan jalan menuju pembangunan berkelanjutan, mandiri, dan adil dengan mengandalkan kemampuan manusia, sumber daya alam, dan semangat kolaboratif mereka.

Akhirnya, meskipun penarikan diri AS merupakan tantangan besar bagi Dana Pembangunan Afrika dan negara-negara Afrika, khususnya Afrika sub-Sahara, dalam jangka panjang hal itu akan mendorong negara-negara dan lembaga-lembaga di benua ini menuju kemandirian yang lebih besar dan pada kenyataannya merupakan kesempatan bagi negara-negara Afrika untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan dan mandiri bagi diri mereka sendiri melalui kerja sama dan komitmen yang lebih besar.(PH)