Ulah Baru Trump, Politisasi Sains dan Kehancuran Kepercayaan Publik di AS
https://parstoday.ir/id/news/world-i175220
Pemecatan Erika Lee McEntarfer, Kepala Biro Statistik Tenaga Kerja di Departemen Tenaga Kerja AS, oleh Presiden Donald Trump merupakan langkah kontroversial yang tidak hanya memiliki konsekuensi politik dan sosial, tetapi juga menimbulkan pertanyaan mendasar tentang independensi lembaga statistik, keandalan data, dan pengaruh politik terhadap statistik.
(last modified 2025-08-03T21:35:48+00:00 )
Aug 04, 2025 04:19 Asia/Jakarta
  • Ulah Baru Trump, Politisasi Sains dan Kehancuran Kepercayaan Publik di AS

Pemecatan Erika Lee McEntarfer, Kepala Biro Statistik Tenaga Kerja di Departemen Tenaga Kerja AS, oleh Presiden Donald Trump merupakan langkah kontroversial yang tidak hanya memiliki konsekuensi politik dan sosial, tetapi juga menimbulkan pertanyaan mendasar tentang independensi lembaga statistik, keandalan data, dan pengaruh politik terhadap statistik.

Pemecatan Erika Lee McEntarfer, Kepala Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS, oleh Donald Trump terjadi setelah laporan angka ketenagakerjaan yang rendah di AS dipublikasikan. 

Laporan angka-angka tersebut yang bertentangan dengan narasi politik Trump tentang kinerja ekonomi pemerintah. Menelaah tindakan ini dalam konteks ilmiah, politik, dan sosial sangatlah penting.

Sepanjang masa kepresidenannya, Trump selalu menekankan situasi ekonomi dan ketenagakerjaan sebagai tolok ukur keberhasilannya. Penurunan angka ketenagakerjaan dalam laporan resmi, terutama pada periode ketika ia mencoba menekankan pencapaian ekonominya, dapat menurunkan popularitasnya dan melemahkan posisi politiknya. Oleh karena itu, Trump mengklaim bahwa Biro Statistik Tenaga Kerja gagal mencerminkan secara akurat kondisi pasar tenaga kerja yang sebenarnya atau menafsirkan data sesuai keinginannya.

Menurut laporan yang diterbitkan oleh CNN, ekonomi AS hanya menciptakan 73.000 lapangan kerja baru bulan lalu, dan angka ketenagakerjaan untuk bulan Mei dan Juni direvisi turun sebanyak 258.000 lapangan kerja. Angka-angka ini jauh di bawah ekspektasi sebelumnya dan sangat kontras dengan pesan-pesan positif dan kampanye Trump tentang ledakan ekonomi AS.

Kesenjangan antara realitas statistik dan narasi politik ini tampaknya menjadi faktor utama dalam keputusan Trump untuk memecat kepala Biro statistik tenaga kerja AS. Trump mengklaim bahwa Erika Lee McEntarfer ditunjuk oleh pemerintahan Biden, oleh karena itu mencoba merusak pencapaian pemerintahan saat ini dalam menciptakan lapangan kerja dengan memanipulasi angka ketenagakerjaan.

Dari perspektif Trump, data ini bukan sekadar alat ilmiah, tetapi juga alat politik dan propaganda. Akibatnya, ketika statistik resmi tidak sejalan dengan tujuan politiknya, ia memutuskan untuk memecat kepala Biro Sensus yang bertanggung jawab untuk mempublikasikan data ini.

Para ekonom telah menyebutkan beberapa alasan penurunan lapangan kerja, termasuk kenaikan suku bunga Federal Reserve untuk mengekang inflasi, pendinginan pasar investasi di sektor-sektor tertentu seperti teknologi dan konstruksi, serta penurunan permintaan konsumen di beberapa industri. Selain itu, ketidakpastian geopolitik dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global juga berdampak negatif terhadap tren perekrutan di Amerika Serikat.

Poin pentingnya adalah bahwa faktor-faktor struktural dan ekonomi ini tidak bergantung pada kegiatan biro statistik. Oleh karena itu, perubahan manajemen statistik atau pemecatan direkturnya bukan hanya tidak akan mengubah realitas pengangguran, tetapi juga dapat semakin menyesatkan para pembuat kebijakan dengan menghilangkan suara para ahli.

Keputusan semacam itu akan memiliki konsekuensi, termasuk merusak kepercayaan publik. Ketika presiden menyalahkan badan statistik alih-alih menyelidiki penyebab sebenarnya dari penurunan lapangan kerja, hal itu mengirimkan pesan kepada masyarakat bahwa data resmi tidak dapat dipercaya kecuali jika selaras dengan narasi politik pemerintah. Pendekatan semacam itu merusak fondasi kepercayaan publik terhadap lembaga statistik dan ilmiah.

Di sisi lain, politisasi statistik akan menjadi konsekuensi negatif lainnya dari tindakan tersebut. Salah satu prinsip dasar statistika adalah independensi dan imparsialitasnya. Ketika statistika menjadi alat yang melayani kepentingan politik, kualitas, akurasi, dan penerapannya akan terganggu. Hal ini dapat menyebabkan penyensoran data, perubahan metode pengumpulan data, atau tekanan pada analis untuk mencapai hasil politik yang diinginkan.

Pada saat yang sama, pengambilan kebijakan dan perencanaan ekonomi yang akurat juga bergantung pada data yang andal. Jika statistika terdistorsi atau tidak sesuai dengan realitas lapangan, para pengambil keputusan akan membuat kesalahan strategis yang dapat berdampak negatif jangka panjang bagi perekonomian negara.

Oleh karena itu, pemecatan kepala Biro Statistik Tenaga Kerja oleh Trump bukan hanya keputusan administratif, tetapi juga simbol keterkaitan antara politik dan statistika di era kontemporer, dan isu ini telah menambah eskalasi kekhawatiran di Amerika Serikat.(PH)