Apa Konsekuensi Kebijakan Agresif Donald Trump bagi Rakyat Amerika?
Para ahli ekonomi memperingatkan bahwa kebijakan agresif Presiden AS Donald Trump menimbulkan risiko politik yang signifikan terhadap masyarakat Amerika.
Tehran, Pars Today- Trump akan mulai mengenakan tarif baru pada hampir semua barang yang diimpor dari 92 negara mulai 7 Agustus, berkisar antara 15 persen hingga lebih dari 40 persen.
Tarif tersebut, yang juga mencakup negara-negara seperti Laos, Myanmar, Swiss, dan Suriah, lebih rendah dari jumlah yang dijanjikannya pada bulan April, tetapi tarif ini terus mengguncang pasar keuangan global.
Reaksi awal menunjukkan bahwa indeks Dow Jones dan S&P 500 di Amerika Serikat anjlok, pasar saham Eropa terdampak, dan indeks Asia juga melemah.
Para analis yakin situasi ini pasti akan berdampak negatif yang parah bagi masyarakat Amerika.
Sebuah artikel di situs web etvbharat menyatakan bahwa penerapan tarif, tindakan eksekutif, pemotongan anggaran, dan perubahan kode pajak yang agresif oleh Trump membawa risiko politik yang signifikan jika kesejahteraan kelas menengah tidak terwujud.
Artikel tersebut menekankan bahwa terlepas dari semua janji Trump tentang "zaman keemasan" ekonomi, Amerika menghadapi serangkaian kinerja yang buruk.
Amerika Serikat saat ini menghadapi pertumbuhan lapangan kerja yang menurun, inflasi meningkat, dan pertumbuhan ekonomi melambat dibandingkan tahun lalu.
Lebih dari enam bulan masa kepresidenannya, Trump telah membentuk kembali sistem perdagangan, manufaktur, energi, dan perpajakan Amerika sesuai keinginannya, dengan serangan tarif besar-besaran dan rancangan undang-undang pajak dan belanja baru,
Ia ingin mengambil pujian atas setiap keberhasilan dan mencari kesalahan di tempat lain jika situasi keuangan mulai memburuk. Namun kemampuannya untuk menyalahkan pihak lain, termasuk mantan Presiden Demokrat Joe Biden, atas setiap tantangan ekonomi telah memudar seiring waktu, karena ekonomi global bergantung pada setiap kata dan unggahannya di media sosial, yang berubah setiap saat.
Ia adalah seseorang yang kebijakan tarifnya telah berubah beberapa kali dalam enam bulan terakhir dan telah mengabaikan peringatan tentang tarif global
Dalam hal ini, majalah Amerika Foreign Policy menulis, "Trump, sesuai dengan janji kampanyenya telah menerapkan tarif yang belum dibayar atas barang-barang impor sejak 1 Agustus, sebuah kebijakan yang tidak hanya mengganggu stabilitas pasar global tetapi juga memaparkan ekonomi Amerika pada risiko-risiko baru."
Majalah tersebut memperkirakan tarif baru tersebut akan setara dengan kenaikan pajak tahunan sebesar $600 miliar bagi konsumen dan bisnis Amerika, yang merupakan ancaman serius bagi pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, dan inflasi. Namun, Trump tetap bersikeras menggunakan tarif sebagai alat untuk mengubah arah ekonomi Amerika.(PH)