Aliansi BRICS Melawan Pandemi Global
https://parstoday.ir/id/news/world-i178502-aliansi_brics_melawan_pandemi_global
Pars Today - Menghadapi ancaman epidemiologi, negara-negara anggota BRICS telah memutuskan untuk bekerja sama secara ekstensif guna mengembangkan strategi, teknologi, dan vaksin untuk memerangi pandemi.
(last modified 2025-10-18T08:47:54+00:00 )
Okt 18, 2025 13:53 Asia/Jakarta
  • Pandemi Global
    Pandemi Global

Pars Today - Menghadapi ancaman epidemiologi, negara-negara anggota BRICS telah memutuskan untuk bekerja sama secara ekstensif guna mengembangkan strategi, teknologi, dan vaksin untuk memerangi pandemi.

Pada April 2025, Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), memperingatkan bahwa munculnya pandemi baru bukanlah suatu kemungkinan, melainkan kenyataan yang tak terelakkan. Ia menekankan bahwa negara-negara harus bersiap sekarang, karena virus tidak mengenal batas wilayah dan dapat menjangkau seluruh dunia dalam hitungan jam.

Menurut laporan Pars Today mengutip TVBRICS, pengalaman Covid-19 menunjukkan bahwa tidak ada negara yang mampu mengatasi krisis semacam ini sendirian. Penurunan produktivitas, tekanan pada sistem kesehatan, dan penurunan PDB yang tajam merupakan beberapa konsekuensi ekonomi dari pandemi ini. Menurut Dana Moneter Internasional, ekonomi global berkontraksi sebesar 2,8% pada tahun 2020.

Pada KTT BRICS ke-17 di Rio de Janeiro, para anggota menekankan perlunya kerja sama internasional untuk memperkuat keamanan kesehatan global. Mereka menyerukan solidaritas yang lebih besar dan pembentukan mekanisme bersama untuk menangani krisis kesehatan.

Gagasan pembentukan Pusat Penelitian dan Pengembangan Vaksin BRICS pertama kali diusulkan oleh Afrika Selatan pada tahun 2018 dan menjadi kenyataan pada tahun 2022. Pusat ini bertujuan untuk bertukar pengetahuan, mengembangkan teknologi medis, dan memastikan pemerataan distribusi vaksin di antara negara-negara anggota.

“Saat ini, laboratorium dari lima negara pendiri BRICS berkolaborasi di pusat ini untuk meningkatkan kesehatan global,” ujar Luisa Callot Costa, pakar diplomasi kesehatan.

Masing-masing negara BRICS juga secara independen mengembangkan solusi untuk memerangi penyakit:

Cina dan India menggunakan big data dan telemedicine.

Brasil berfokus pada cakupan kesehatan universal.

Afrika Selatan memimpin dalam pengawasan genomik.

Iran juga telah memperkuat jaringan kesehatan masyarakatnya dan menggunakan skrining digital.

Negara-negara BRICS telah memproduksi beberapa vaksin untuk memerangi COVID-19, termasuk Sputnik V (Rusia), Covaxin (India), CoronaVac (Cina), ButanVac (Brasil), dan vaksin Iran seperti COViran Barekat dan Razi Cov Pars.

Namun, mereka tidak hanya fokus pada masa kini. Proyek penelitian juga sedang berlangsung untuk mengembangkan vaksin generasi mendatang melawan penyakit seperti tuberkulosis, demam berdarah, influenza, dan HIV. India dan Cina sedang mengembangkan vaksin mRNA nasal yang melatih tubuh untuk melawan penyakit tanpa menggunakan virus yang dilemahkan.

Menurut para ahli, negara-negara BRICS memiliki kapasitas produksi dan distribusi vaksin yang tak tertandingi. India sendiri memproduksi 60% vaksin dunia. Cina telah mengirimkan lebih dari 2,1 miliar dosis vaksin Covid ke 120 negara. Rusia, Brasil, dan Afrika Selatan juga merupakan pemimpin dalam inovasi virologi dan farmasi.

Dalam beberapa tahun terakhir, latihan gabungan untuk respons cepat terhadap krisis kesehatan telah diadakan di Etiopia dan Rusia. Para ahli dari puluhan negara telah berkumpul untuk mempraktikkan koordinasi praktis dalam keadaan darurat.

Para ahli memperingatkan bahwa pandemi berikutnya dapat disebabkan oleh patogen yang sama sekali tidak dikenal. Oleh karena itu, membangun sistem gabungan untuk prakiraan, pemantauan, dan respons cepat tidak hanya akan menjamin keamanan negara-negara BRICS tetapi juga kesehatan seluruh umat manusia.(sl)