Keraguan Dunia Soal Penggunaan Senjata Kimia oleh Suriah
(last modified Mon, 10 Apr 2017 07:54:47 GMT )
Apr 10, 2017 14:54 Asia/Jakarta
  • Keraguan Dunia Soal Penggunaan Senjata Kimia oleh Suriah

Milos Zeman, Presiden Republik Ceko meragukan kebenaran klaim Amerika Serikat terkait penggunaan senjata kimia oleh pasukan pemerintah Suriah di wilayah Khan Sheikhoun, Provinsi Idlib.

Menurut Presiden Ceko, sungguh tidak masuk akal pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia di saat mereka tengah meraih kemenangan-kemenangan militer di medan tempur. Oleh karena itu, harus dibentuk sebuah komite investigasi independen untuk mengungkap masalah ini.

Pemerintah Amerika dengan dalih penggunaan senjata kimia oleh Angkatan Udara Suriah di Khan Sheikhoun, melancarkan serangan rudal ke pangkalan udara Shayrat di Provinsi Homs, Suriah. Padahal klaim Washington tersebut bukan hanya tidak diterima oleh banyak negara dunia, bahkan sekarang kita menyaksikan sekutu-sekutu Amerika di Eropa mempertanyakan kebenaran klaim negara itu.

Tuduhan Amerika atas penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Suriah bisa dianggap sebagai sebuah upaya penipuan opini publik dan membalikkan realitas, menyusul kemenangan-kemenangan yang diraih militer Suriah dalam perang melawan teroris.

Pada kenyataannya, langkah terbaru Presiden Donald Trump dapat disejajarkan dengan langkah George W. Bush, mantan Presiden Amerika yang menyerang Irak pada Maret 2003. Saat itu, Bush berdalih adanya senjata kimia di Irak untuk menyerang negara itu padahal sampai sekarang tidak pernah ditemukan bukti yang menunjukkan kebenaran klaim itu.

Colin Powell, mantan Menteri Luar Negeri Amerika sebelum dilancarkannya serangan negara itu ke Irak, di Dewan Keamanan PBB menunjukkan sejumlah bukti yang di kemudian hari diakuinya sebagai bukti palsu dan rekayasa.

Saat ini, Donald Trump yang mengeluarkan perintah serangan rudal ke Suriah berdalih penggunaan senjata kimia oleh pasukan pemerintah Suriah, yang bukan saja tanpa bukti, bahkan hingga sekarang belum dibentuk sebuah komite investigasi independen untuk menangani klaim Amerika dan datang ke lokasi serangan kimia serta menyelidiki bukti-bukti di lapangan.

Pada saat yang sama, Rusia bersama beberapa negara dunia lain menuntut pembentukan komite penyelidikan independen agar realitas sebenaranya terkait serangan kimia di Khan Sheikhoun bisa terungkap. Namun negara-negara Barat khususnya Amerika tidak menyambut baik usulan Rusia tersebut.

Pertanyaan yang muncul terkait masalah ini adalah, apa penyebab ketidakpedulian Washington atas tuntutan internasional untuk membentuk komite investigasi independen ? jika Amerika benar-benar yakin bahwa serangan kimia dilakukan oleh pasukan pemerintah Suriah, maka semestinya negara itu menyambut baik usulan pembentukan tim pencari fakta independen.

Realitasnya, tujuan Amerika dan beberapa sekutu Eropanya, dengan melemparkan tuduhan terhadap pemerintah Suriah adalah untuk membuka peluang dilakukannya langkah-langkah militer terhadap pasukan Suriah guna melemahkan mereka yang jelas-jelas berdiri di garda depan perang melawan terorisme.

Selain itu dengan dalih menghukum pemerintah Suriah karena dituduh melakukan serangan kimia, Amerika juga akan meningkatkan bantuan dana dan senjatanya ke kelompok-kelompok teroris, dan masalah ini menjadi perhatian serius Rusia.

Sehubungan dengan hal ini, Sergei Lavrov, Menlu Rusia dalam pembicaraan telepon dengan Rex Tillerson, sejawatnya dari Amerika menegaskan bahwa serangan Washington ke Suriah hanya menguntungkan para teroris. Moskow percaya, serangan ke sebuah negara yang pemerintahannya tengah berperang melawan terorisme, hanya akan menguntungkan para ekstremis dan meningkatkan ancaman terhadap keamanan regional dan internasional. (HS)

Tags