Topan Irma tak Mampu Ubah Sikap Anti-Lingkungan Trump
-
topan Irma
Terjangan badai Irma yang menyapu sebagian wilayah Amerika Serikat baru-baru ini, membangkitkan kekhawatiran kalangan politik dan media negara itu terkait kebijakan Presiden Donald Trump soal perubahan iklim.
John McCain, Senator dari Partai Republik memprotes sikap Donald Trump terkait isu perubahan iklim. Di salah satu wawancaranya, ia mengatakan, perubahan iklim sedang terjadi di seluruh penjuru dunia dengan intensitas yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
McCain menekankan pemanfaatan energi nuklir sebagai sumber energi paling bersih daripada bahan bakar fosil yang digunakan oleh pemerintahan Trump. Ia menuturkan, untuk menghadapi perubahan iklim, kita harus menerapkan sejumlah kebijakan yang tidak merugikan masyarakat Amerika.
Pernyataan John McCain ini disampaikan setelah dua pekan sebelumnya, Amerika dilanda badai topan dahsyat, dan terbaru adalah topan Irma yang menghantam Florida. Hempasan topan Harvey pada bulan Agustus 2017 lalu mengakibatkan kerugian besar bagi warga Texas dan Lousiana. Kerugian besar itu ditaksir mencapai 180 milyar dolar.
Sebuah laporan dari pemerintah Amerika menyebutkan bahwa perubahan iklim menyebabkan tahun 2016 menjadi tahun terpanas dalam beberapa dekade terakhir.
Para pakar lingkungan memperingatkan, keluarnya Amerika dari perjanjian iklim Paris dapat memperparah pemanasan global dan efek gas rumah kaca. Meski demikian, Trump menganggap masalah perubahan iklim sebagai sebuah alat politik dan dengan mengabaikan pendapat pakar lingkungan, ia tetap mengumumkan keluarnya Amerika dari perjanjian iklim Paris.
Para pengamat politik meyakini, topan Harvey dan Irma telah meningkatkan tekanan terhadap pemerintah Amerika yang mengabaikan peringatan tentang perubahan iklim. Menurut mereka, Trump tidak seharusnya bersikeras membela kelalaian dan kesombongannya dengan menyangkal hasil riset dan analisa profesional para pakar lingkungan, sehingga masyarakat Amerika harus menerima dampaknya.
Noam Chomsky, ilmuwan dan intelektual Amerika percaya bahwa Donald Trump bertekad untuk memusnahkan bumi.
Tomas Pedro Regalado, Walikota Miami setelah mengumumkan situasi darurat di Florida mengatakan, sudah tiba saatnya untuk membicarakan soal perubahan iklim, dan Presiden Donald Trump harus berunding dengan Agen Perlindungan Lingkungan Amerika, US EPA dan seluruh pengambil keputusan terkait perubahan iklim.
Walaupun sampai sekarang masih belum jelas apakah perubahan iklim berdampak pada bertambahnya intensitas dan kerasnya badai-badai topan yang terjadi tahun 2017 di Amerika serta di tempat-tempat lainnya di dunia, atau tidak, akan tetapi para ilmuwan percaya, bencana alam ini bisa jadi diakibatkan oleh perubahan iklim.
Kenyataannya adalah, jika Trump dan kabinetnya bersikeras menyangkal hasil riset para peneliti tentang perubahan iklim dan bahaya topan yang diakibatkannya, maka kehidupan dan nyawa jutaan warga Amerika akan terus terancam bahaya. (HS)