Pemecatan Ivanka dan Kushner dari Gedung Putih
(last modified Fri, 24 Nov 2017 08:17:10 GMT )
Nov 24, 2017 15:17 Asia/Jakarta

Dalam sebuah langkah yang mengejutkan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta putrinya, Ivanka Trump dan suaminya, Jared Kushner, penasihat senior Gedung Putih, untuk meninggalkan kantor presiden dan kembali ke New York.

Majalah Vanity Fair menulis, Presiden AS meminta Kushner dan Ivanka untuk kembali ke rumah mereka di New York, karena tidak efektif dalam memberikan pertimbangan politik.

Trump akan kehilangan dua penasihatnya yang paling dekat dengan kepergian mereka dari Gedung Putih. Dikatakan bahwa perseteruan Kushner dengan Kepala Staf Gedung Putih John Kelly, ikut berpengaruh pada keputusan tersebut.

Penunjukan sang menantu sebagai penasihat senior Gedung Putih sudah menuai protes sejak 20 Januari 2017, ketika Trump memulai kepemimpinannya di AS. Kushner (36 tahun) adalah pengembang real estate dari New York dan tidak punya pengalaman politik atau diplomasi.

Hanya karena menantu presiden, Kushner diangkat sebagai penasehat senior dan kemudian sebagai utusan khusus Presiden AS untuk menangani sebuah isu yang sangat sensitif dan strategis yang disebut "Perdamaian Timur Tengah."

Namun, masukan-masukan Kushner yang tidak berpengalaman selama 10 bulan terakhir, telah menciptakan banyak masalah bagi Trump dan Partai Republik yang berkuasa di Gedung Putih dan Kongres.

Direktur FBI waktu itu, James Comey dikatakan dipecat atas masukan politik Kushner, yang akhirnya memaksa Departemen Kehakiman AS menunjuk Robert Mueller sebagai jaksa khusus untuk mengawasi penyelidikan terhadap kemungkinan intervensi Rusia dalam pemilu AS.

Jared Kushner dan Steve Bannon di Arab Saudi.

Masukan lain yang tidak profesional dan tidak efektif dari sang menantu adalah mendorong Trump untuk mendukung Luther Strange melawan Roy Moore untuk maju sebagai kandidat senator dari Alabama.

Kushner juga tersangkut kasus yang disebut Russia-Trump dan pertemuannya dengan seorang pengacara Rusia yang dekat dengan Kremlin selama kampanye pilpres 2016, telah menimbulkan banyak masalah bagi Trump. Karena kasus ini, para penentang Trump sedang mencari cara untuk mengajukan impeachment terhadap presiden.

Kushner juga melakukan pertemuan dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman sampai pagi hari dan segera setelah pertemuan ini, puluhan pangeran dan pejabat Arab Saudi ditangkap. Pembersihan ini telah memicu kemarahan para pejabat AS.

Semua faktor ini menyebabkan John Kelly sebagai perwakilan dari kalangan Deep State, menyingkirkan salah satu tokoh populer dari gerakan yang dikenal Trumpism.

Kepergian Kushner akan menjadi pukulan serius kedua bagi Trumpism karena sebelumnya Steve Bannon juga dipecat dari Gedung Putih. Kubu Deep State akan berusaha untuk mengendalikan Trump dan tidak membiarkan presiden baru yang belum berpengalaman, untuk merusak struktur yang sudah terbentuk selama beberapa dekade terakhir.

Namun, masih belum jelas apakah Trump akhirnya akan menuruti kemauan kubu Deep State atau terus melanggar tradisi-tradisi yang berlaku di AS. (RM)

Tags