Kritik Rusia terhadap Arogansi Barat
(last modified 2018-04-26T07:35:54+00:00 )
Apr 26, 2018 14:35 Asia/Jakarta
  • AS telah membangun banyak pangkalan militer di Suriah.
    AS telah membangun banyak pangkalan militer di Suriah.

Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sebuah pesan untuk Pertemuan Internasional Perwakilan Tinggi untuk Masalah Keamanan ke-9 di kota Sochi, Rabu (25/4/2018) mengatakan bahwa beberapa negara dengan menggunakan kekuatan ingin memenuhi kepentingan teroris dan mengabaikan Dewan Keamanan PBB.

Menurut Putin, beberapa anggota komunitas internasional ingin menjauhkan Dewan Keamanan dengan mengabaikan norma dan prinsip-prinsip hukum internasional yang diakui secara umum.

Kritikan ini disampaikan setelah menyaksikan dampak dari tindakan beberapa kekuatan Barat terutama Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa di wilayah Timur Tengah, khususnya di Suriah.

Dukungan itu biasanya diberikan dengan melanggar norma dan prinsip-prinsip hukum internasional. Amerika dan sekutunya sudah sering mengambil tindakan sepihak di tingkat internasional dan melangkahi Dewan Keamanan.

Presiden Rusia menekankan bahwa kebijakan unilateralisme yang dijalankan oleh negara tertentu telah menghalangi upaya untuk memastikan keamanan regional dan global.

Presiden Vladimir Putin.

Pada dasarnya, Amerika dan sekutunya mengesampingkan dialog sebagai kunci untuk menyelesaikan perselisihan internasional dan lebih mengedepankan tindakan sepihak sehingga memicu kekacauan di tingkat regional dan internasional.

Presiden Rusia mengatakan bahwa situasi ini hanya akan menguntungkan teroris, ekstemis, dan kejahatan tansnasional, dan pada akhirnya akan menyebabkan eskalasi konflik dan krisis lokal.

Dalam perspektif Moskow, pendekatan Barat mengenai isu terorisme terutama Takfiri, benar-benar kontradiktif. Sacara prinsip, salah satu alasan utama penyebaran terorisme adalah perlakuan standar ganda terhadap teroris Takfiri di Timur Tengah.

Perkembangan yang terjadi pasca kebangkitan rakyat di Dunia Arab sejak Januari 2011, telah menyebabkan beberapa negara menjadi basis berkembang-biaknya para teroris dan ekstremis.

Sayangnya, Barat dan sekutunya di Timur Tengah lebih memilih mendukung kelompok-kelompok teroris daripada menumpas mereka. Dukungan ini membuat teroris leluasa merekrut anggota baru dalam jumlah besar dan kemudian menebarkan aksi teror berskala luas.

Saat ini setelah teroris menelan kekalahan beruntun di Suriah, maka Amerika dan sekutunya bertindak dengan alasan tertentu demi menyelamatkan teroris yang didukungnya.

Seorang analis politik, Ivan Ipolitov menuturkan, tujuan Amerika dalam beberapa tahun terakhir adalah memanfaatkan isu terorisme sebagai alat untuk memajukan kebijakan luar negerinya.

"Implikasi dari kebijakan ini adalah memperlemah negara-negara Timur Tengah dan menyediakan ruang untuk penyebaran terorisme dan ekstremisme," ujarnya.

Jadi, selama Barat masih melihat kepentingannya dalam kelangsungan hidup teroris, maka momok menakutkan ini tentu akan menyebar luas ke berbagai pelosok dunia. (RM)

Tags