Penekanan Uni Eropa dan PBB Perangi Terorisme
(last modified 2018-05-27T07:02:36+00:00 )
May 27, 2018 14:02 Asia/Jakarta
  • Federica Mogherini
    Federica Mogherini

Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis statemen di bidang pengokohan kerja sama anti terorisme. Statemen ini dirilis setelah pertemuan antara Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini dan Deputi sekjen PBB bidang terorisme, Valdimir Voronkov di Brussels. Pertemuan ini digelar untuk pertama kalinya di tingkat petinggi Uni Eropa dan PBB terkait upaya memerangi terorisme.

Federica Mogherini menekankan komitmen Uni Eropa memerangi terorisme di baik di dalam negeri maupun di dunia serta menghormati penuh hak-hak mendasar serta kedaulatan hukum.

 

Sementara itu, Vladimir Voronkov juga menekankan komitman  Kantor PBB Kontra-Terorisme (UNOCT) memainkan peran sentral di bidang pengokohan partisipasi antara Uni Eropa dan PBB berdasarkan nilai-nilai, tujuan, dan prioritas bersama. Meski Uni Eropa (UE) dan PBB di statemen yang dirilis setelah pertemuan ini menekankan pentingnya memerangi terorisme, namun menyimak kinerja Barat termasuk Eropa menunjukkan bahwa Barat dalam prakteknya membantu penyebaran terorisme dalam beberapa tahun terkhir dan mereka bersikap ganda soal fenomena buruk ini.

 

Pada dasarnya salah satu faktor terpenting penyebaran terorisme dalam beberapa tahun terakhir adalah standar ganda dalam menyikapi terorisme dan radikalisme di Timur Tengah. Transformasi pasca kemunculan gerakan rakyat di dunia Arab sejak Januari 2011 hingga kini mendorong sejumlah negara mempersiapkan peluang pembentukan dan maraknya radikalisme serta terorisme.

Image Caption

 

Hal ini terbukti di Suriah yang berubah menjadi markas kelompok teroris seperti Daesh dan Front al-Nusra. Meski demikian Barat dan sekutu Arabnya, untuk meraih dan memajukan kepentingannya, memiliki mendukung kelompk teroris ketimbang memerangi fenomena buruk ini.

 

Frederic Poisson, pengamat isu Timur Tengah menyakini bahwa Perancis bersama Amerika Serikat bertanggung jawab atas kemunculan Daesh. Akibatnya kelompok ini selain mampu merekrut anggota yang cukup banyak, juga melancarkan beragam aksi teror yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan. Bahkan kini Amerika dan sekutu Eropanya dengan beragam dalih berusaha menyerang Suriah dan memberi dukungan penuh kepada teroris.

 

Menurut Ivan Ipolitov, pengamat politik, tujuan Amerika selama beberapa tahun terakhir adalah memanfaatkan instrumen terorisme dan radikalisme untuk memajukan kebijakan luar negerinya dan dampaknya adalah melemahkan negara-negara Timur Tengah dan menciptakan peluang bagi pertumbuhan terorisme dan radkalisme.

 

Mengingat serangan teror beruntun oleh kelompok teroris radikal selama beberapa tahun terakhir di Eropa, kini Eropa menyadari akibat dari kebijakannya di Timur Tengah. Bagaimana pun juga, Barat dengan aksi sepihaknya telah membantu pertumbuhan dan kelanjutan terorisme Takfiri.

 

Dengan dmikian selama sejumlah negara meyakini kepentingannya tergantung pada keberadaan dan pertumbuhan radikalisme serta terorisme Takfiri, maka maraknya terorisme di berbagai titik dunia tidak dapat dihindari.

 

Kantor PBB Kontra-Terorisme (UNOCT) dalam hal ini juga harus serius di setiap kebijakan dan langkahnya di bidang perang kontra terorisme, yakni dukungan nyata dan rahasia Barat terhadap terorisme serta standar ganda dalam menyikapi fenomena ini. (MF)

 

 

Tags