Peringatan NATO kepada Presiden AS
(last modified Sun, 08 Jul 2018 11:00:46 GMT )
Jul 08, 2018 18:00 Asia/Jakarta
  • Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg dan Presiden AS Donald Trump menghadiri jamuan makan malam di Markas NATO di Brussels pada 25 Mei 2017.
    Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg dan Presiden AS Donald Trump menghadiri jamuan makan malam di Markas NATO di Brussels pada 25 Mei 2017.

Sekjen Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jens Stoltenberg menjelang KTT NATO 11-12 Juli di Brussels, Belgia, mememperingatkan Presiden AS Donald Trump bahwa akan menguntungkan dirinya jika mendukung negara-negara anggota aliansi.

Dia mengatakan bahwa memperlemah NATO sama sekali tidak akan menguntungkan AS. "Dua perang dunia dan Perang Dingin menunjukkan kepada kita bahwa kita lebih kuat bersama dan ini demi kepentingan AS untuk mempertahankan ikatan transatlantik yang kuat," kata Stoltenberg.

Peringatan ini disampaikan setelah Trump mengadopsi pendekatan negatif terhadap NATO dan baru-baru ini ia juga mengirim surat ancaman kepada para pemimpin organisasi tersebut.

Trump akan menghadiri KTT NATO di Brussels dan tampaknya ia akan mengulangi tudingannya tentang alokasi anggaran yang tidak cukup untuk pertahanan oleh anggota NATO di Eropa dan tidak berbagi beban untuk pertahanan kolektif.

Trump sebelum ini juga mengkritik anggota NATO karena gagal mencapai target yang disepakati pada KTT tahun 2014. Berdasarkan kesepakatan itu, para anggota NATO harus mengalokasikan dua persen dari produk domestik bruto mereka untuk belanja militer. Dia bahkan menuding NATO sangat membebani anggaran AS.

Para pemimpin NATO juga khawatir jika Trump akan bersikap lunak terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin selama pertemuan mereka di Helsinki, Finlandia pada 16 Juli depan.

Para sekutu di Eropa mengadopsi sikap keras terhadap Rusia menyusul pecahnya krisis di timur Ukraina dan mereka menyeru Trump untuk mengambil sikap yang sama.  

Stoltenberg percaya bahwa seluruh anggota NATO mengambil sikap keras terhadap "aneksasi ilegal" Krimea oleh Rusia. Ia tidak khawatir bahwa Trump akan mengambil sikap yang lebih lunak setelah bertemu Putin di Helsinki.

"Rusia adalah tetangga kita dan saya menyambut baik kenyataan bahwa Presiden Trump akan bertemu Presiden Putin. Dialog dengan Rusia benar-benar konsisten dengan kebijakan NATO," ujarnya.

Duta Besar AS untuk Rusia, Jon Huntsman mengatakan, Presiden Trump memandang KTT Finlandia sebagai jalan untuk membantu mengurangi ketegangan antara Moskow dan Washington.

Namun, negara-negara Eropa anggota NATO tetap menganggap Rusia sebagai sebuah ancaman serius. Dalam hal ini, Kanselir Jerman Angela Merkel mendesak NATO untuk kembali fokus pada ancaman militer Rusia.

Merkel menilai aneksasi Krimea dan intervensi militer Rusia di timur Ukraina sebagai salah satu alasan penting NATO untuk kembali memfokuskan diri pada Rusia dan memperkuat pertahanan sekutu.

Meskipun ia mengklaim bahwa negara-negara anggota NATO ingin memiliki hubungan yang rasional dengan Rusia, namun tetap menyerukan persiapan yang diperlukan untuk melawan pengaruh Moskow di Eropa Tengah dan Timur.

Dapat dikatakan bahwa NATO saat ini menghadapi dua tantangan utama dari sisi internal dan eksternal.

Dari dalam, organisasi itu menghadapi perpecahan antara transatlantik tentang esensi, tujuan, dan komitmen para anggotanya. Dari luar, negara-negara NATO mengkhawatirkan kekuatan militer Rusia yang terus tumbuh.

Di sisi lain, Moskow menuding NATO mengambil sikap ofensif dan terus melakukan ekspansi ke arah perbatasan Rusia. (RM)

Tags