Ketika Negara-negara Asia Tengah Mengkhawatirkan Ancaman Daesh
(last modified Mon, 24 Sep 2018 09:43:41 GMT )
Sep 24, 2018 16:43 Asia/Jakarta
  • Kawasan Asia Tengah
    Kawasan Asia Tengah

Anatoly Sidorov, Ketua Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) mengkonfirmasikan adanya rencana Khalifah Besar kelompok teroris Daesh di kawasan Asia Tengah.

Anatoly Sidorov dalam konferensi pers soal penyelenggaraan manuver militer akan datang pasukan udara gabungan 2018 menyatakan, dengan mencermati meluasnya aktivitas teroris kelompok Daesh di utara Afghanistan dan keputusan mereka untuk memasuki kawasan Asia Tengah, sekarang kawasan ini menghadapi sejumlah ketegangan, dimana ancaman paling penting bagi negara-negara di kawasan ini adalah kegiatan kelompok teroris Daesh.

Daesh

Pernyataan Ketua Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) menunjukkan keprihatinan organisasi ini dan negara-negara anggotanya di kawasan Asia Tengah, Kaukasus dan Eropa Tengah. Faktanya adalah karena bahaya dari kehadiran anggota kelompok teroris, terutama Daesh, di wilayah Asia Tengah dan Kaukasus, para pejabat negara ini serta CSTO (Collective Security Treaty Organization) sangat prihatin dengan pergerakan kelompok-kelompok teroris dan pendukung mereka di wilayah tersebut. Sebagai contoh, Sekjen Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif sebelumnya mengatakan:

"Kehadiran para teroris di dekat perbatasan Tajikistan merupakan ancaman bagi seluruh negara di Asia Tengah."

Kehadiran Daesh di Afghanistan telah menyebabkan semua negara yang berbatasan dengan negara itu khawatir akan penetrasi arus teroris, terutama Daesh, ke negara mereka. Sementara itu, Afghanistan kini telah menjadi tempat yang aman bagi anggota kelompok teroris di kawasan. Dalam hal ini, riset yang dilakukan Pusat Studi James Tone menyebutkan para aktivis Tatar Krimea dari Ukraina berdampak signifikan terhadap proses pertumbuhan dan penguatan kelompok radikalisme Islam dan nasional di kawasan Asia Tengah, khususnya di Uzbekistan.

Menurut Pusat Studi James Tone, para aktivis Tatar Krimea yang diusulkan pemerintah Rusia sebagai organisasi terlarang, selain melaksanakan operasi perusakan di Timur Tengah, mereka telah memperluas kawasan aktivitasnya ke Asia Tengah, khususnya Uzbekistan.

Sementara itu, pada bulan Desember 2016, Kementerian Agama dan Masyarakat Sipil Kazakhstan melaporkan adanya 17.000 pengikut gerakan Salafi di negara tersebut. Dalam hal ini, Dovlat Irayev, pakar urusan agama dan seorang pejabat di Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan mengatakan, kemiskinan dan rendahnya tingkat literasi keagamaan di antara warga Kazakhstan, khususnya para pemuda, adalah penyebab utama kecenderungan orang-orang Kazakhstan terhadap ekstremisme. Sebagian besar kelompok ekstrimis adalah kaum muda berusia 25 hingga 35 tahun yang sebagian besar tumbuh di keluarga miskin dan belum dididik di sekolah menengah dan universitas.

Kazakhstan

Penelitian yang dilakukan dan pandangan yang ada mencerminkan fakta bahwa tidak satu pun dari negara-negara di Asia Tengah dan Kaukasus yang aman terkait masalah terorisme. Keprihatinan berturut-turut para presiden dari negara-negara di Asia Tengah dan upaya untuk menciptakan persatuan dalam memerangi kelompok teroris merupakan salah satu alasan utama keprihatinan ini.

Tags