Ketika Ditekan, Maduro Justru Mengusulkan Penyelenggaraan Pemilu Dini Legislatif
-
Nicolas Maduro, Presiden Venezuela
Venezuela negara kaya minyak di Amerika Latin telah menderita banyak kerusuhan selama beberapa tahun terakhir akibat penurunan harga minyak. Gejolak telah meningkat karena kurangnya pemulihan dan perubahan struktur minyak, inflasi yang tidak terkendali, kemiskinan, masalah ekonomi dan mata pencaharian lainnya serta krisis pangan.
Langkah-langkah oposisi Venezuela yang mendapat dukungan luas dari pihak asing, terutama Amerika Serikat dan setelah mereka mengambil kendali atas Forum Nasional Venezuela sejak pemilihan parlemen 2016, telah memperumit situasi politik di Venezuela. Sepanjang protes dan demonstrasi, oposisi terus melakukan upaya terorganisir dengan dukungan dan bantuan langsung Amerika Serikat yang bertujuan untuk melengserkan Nicolas Maduro, Presiden Venezuela dan menggulingkan pemerintah sayap kiri negara ini.
Dalam hal ini, Juan Guaido, pemimpin oposisi Venezuela menyebut dirinya presiden Venezuela pada hari Rabu 23 Januari dengan dukungan nyata dari Amerika Serikat dan sekutunya. Aksi ini merupakan sebuah tindakan yang oleh pemerintah dan bangsa Venezuela disebut sebagai kudeta terhadap presiden terpilih, Nicholas Maduro.
Menurut Abuzar Gohari, ahli urusan Amerika, "Apa yang terjadi di Venezuela agak mirip dengan revolusi warna di Eropa Timur dan Asia Tengah yang mencoba melegitimasi oposisi."
Amerika Serikat dan sekutunya mendukung kudeta Venezuela demi mendukung Juan Guaido dan menggulingkan pemerintah sayap kiri. Para pejabat senior Amerika Serikat juga secara terbuka membicarakan hal ini. Mike Pence, Wakil Presiden Amerika Serikat dengan mendukung oposisi pemerintah Maduro, telah mengklaim bahwa Amerika berdiri di sisi para penuntut kebebasan Venezuela, saatnya telah tiba untuk berunding dan sekarang Maduro harus pergi, karena Amerika memiliki semua opsi di atas meja.
Terlepas dari niat jahat dari oposisi, khususnya Guaido yang menyebut dirinya Presiden Venezuela dalam proses ilegal, Nicolas Maduro, Presiden Venezuela yang telah berulang kali menyatakan penentangannya terhadap intervensi asing dalam urusan internal Venezuela, dalam aksi damai ia menyerukan pemilihan parlemen dini di negara itu. Pada hari Sabtu (02/02) Maduro menyarankan agar pemilu "Kongres Nasional" Venezuela yang berada di bawah kendali oposisi yang didukung Barat segera diselenggarakan.
Presiden Venezuela di depan para pendukungnya di Caracas mengingatkan bahwa Dewan Pendiri segera membahas penyelenggaraan pemilu dini Kongres Nasional. Pemilu "Kongres Nasional Venezuela" dijadwalkan akan diselenggarakan tahun 2020. Pemilihan parlemen Venezuela terbaru diadakan pada tahun 2016. Dalam tiga tahun terakhir, Kongres Nasional Venezuela telah dipimpin oleh pemimpin oposisi Juan Guaido. Sementara Mahkamah Agung Venezuela pada 19 Januari memberhentikan "Juan Guaido" setelah kudeta gagal sekelompok militer untuk melengserkan Maduro.
Meskipun Maduro menawarkan bantuan untuk menyelesaikan krisis politik saat ini dan memungkinan bagi rakyat Venezuela untuk mengekspresikan pandangannya melalui kotak suara dan praktik demokrasi, tapi kemungkinannya sedikit sekali dari kubu oposisi yang puas, terutama pemimpinnya Juan Guaido yang sekarang berpikir dirinya mendapat dukungan penuh dari Barat, terutama Amerika Serikat.
Guaido yang sekarang telah mendapat wewenang sumber-sumber finansial dari Amerika telah mengambil langkah-langkah seperti menunjuk duta besar dan bahkan mengklaim telah bernegosiasi dengan beberapa pemimpin militer untuk mendapatkan loyalitas mereka. Ia sekarang melihat dirinya di jalan menuju kemenangan di bidang perjuangan politik dengan Maduro dan tidak bersedia berkompromi dengannya.
Sekalipun demikian, bertentangan dengan ilusinya, rakyat dan militer Venezuela telah menunjukkan kesetiaan mereka kepada Maduro. Itulah mengapa, terlepas dari konspirasi Amerika Serikat dan para mitranya, ia tetap menjadi pendukung pemerintah Venezuela dan presiden sah negara itu.