Pars Today

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini menyeru India dan Pakistan menahan diri dan menghindari setiap langkah yang berujung pada eskalasi friksi.

Mogherini Rabu (27/2) dalam statemennya menilai penting dimulainya kontak diplomatik dan pelaksanaan langkah mendesak oleh India dan Pakistan. Ia juga memperingatkan, berlanjutnya friksi akan menimbulkan dampak serius dan berbahaya bagi kedua negara dan seluruh kawasan.

Seraya menekankan bahwa terorisme tidak pernah dapat dibenarkan, Mogherini menambahkan, beberapa hari lalu dalam kontak dengan Menlu Pakistan Shah Mehmood Qureshi, Saya menekankan pentingnya perhatian atas isu terorisme termasuk pengambilan langkah yang jelas serta terprogram bagi seluruh bentuk aktivitas terorisme.

Mogherini menjelaskan, Uni Eropa akan menghubungi petinggi India dan Pakistan serta mengawasi dari dekat transformasi yang ada.

Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan dalam sebuah statemennya seraya menekankan bahwa sampai saat ini belum terlambat untuk gencatan senjata menambahkan, Islamabad setelah terbunuhnya 44 militer India di Kashmir yang di bawah kontrol negara ini, telah mengusulkan penyidikan untuk kasus ini kepada New Delhi, namun India mengambil langkah tergesa-gesa dan mengobarkan perang.

Dalam hal ini, Menteri Luar Negeri India, Sushma Swaraj saat bertemu dengan petinggi Cina dan Rusia di Beijing mengatakan, New Delhi tidak menghendaki eskalasi tensi dengan Islamabad, dan serangan ini dinilainya sebagai serangan preemtive untuk mencegah serangan lebih besar kelompok teroris.

Selama serangan hari Selasa (26/2) jet tempur India terhadap pos-pos kelompok teroris Jaish-e Mohammad dan Lashkar-e-Taiba di barat laut Pakistan, sekitar 300 orang tewas.

Menyusul serangan ini, angkatan udara India dan Pakistan (Rabu 27/2) terlibat baku tembak. Dua jet tempur India dilaporkan tertembak jatuh dan sebuah jet tempur Pakistan juga mengalami hal yang sama. (MF)