Upaya Pompeo Justifikasi Kejahatan CIA
(last modified Sat, 28 Dec 2019 10:01:23 GMT )
Des 28, 2019 17:01 Asia/Jakarta
  • Penyiksaan CIA
    Penyiksaan CIA

Amerika Serikat sejak insiden 11 September 2001, dengan dalih memerangi terorisme telah melancarkan agresi ke Afghanistan dan kemudian agen-agen Dinas Intelijen AS (CIA) menahan di penjara rahasia serta menyiksa banyak orang yang mereka tangkap di negara ini dan negara lain dengan dakwaan melakukan aksi teror.

Masalah ini menjadi inspirasi skenario film layar lebar di mana penayangannya memicu repson negatif Menlu AS Mike Pompeo yang sebelumnya menjabat Direktur CIA. Film The Report garapan sutradara Scott Z. Burns yang baru-baru ini ditayangkan menceritakan upaya komisi intelijen Senat untuk menyelidiki penggunaan metode penyiksaan oleh agen-agen CIA pasca peristiwa 11 September 2001.

Pompeo Sabtu (28/12) dini hari merespon penayangan film ini yang menunjukkan penggunaan penyiksaaan oleh agen CIA selama proses interogasi. Ia di pesan Twitternya seraya mengisyaratkan film ini, berusaha menjustifikasi penyiksaan ini dengan memberi kategori manusia baik dan manusia jahat. Ia berargumen bahwa mereka yang disiksa oleh CIA adalah teroris. Aksi penyiksaan ini mayoritasnya terjadi ketika Pompeo menjabat sebagai direktur dinas ini.

Menlu AS menulis, "Saya telah menyaksikan film The Report. Orang jahat bukan pejuang intelijen kita. Orang jahat adalah teroris. Saya katakan kepada mantan rekan kerja dan seluruh anggota CIA yang cinta tanah air yang menjaga kita setelah peristiwa 11 September, Amerika akan mendukung kalian. Membela kalian dan Saya juga demikian."

Amerika pasca insiden 11 September 2001 menciptakan sebuah sistem supaya mampu menangkap orang-orang di seluruh dunia yang didakwa melakukan aksi teror khususnya anggota potensial al-Qaeda dan mengintrogasinya dalam koridor perang kontra terorisme. CIA memanfaatkan metode penyiksaan yang mereka sebut metode interogasi maju. Kemudian metode ini mendapat kritik luas dan diselidiki oleh DPR.

Sekaitan dengan ini, orang yang dicurigai sebagai teroris diculik dan tanpa proses peradilan mereka di tahan di wilayah rahasia di luar Amerika serta dengan metode sadis disiksa serta diinterogasi. Di antara kasus penting penyiksaan adalah menggunakan metode waterboarding yang marak di era George W Bush untuk mengambil pengakuan tahanan dan CIA menggunakan metode ini secara luas.

Terkuaknya metode perlakuan dan penyiksaan terhadap para terdakwa ini oleh CIA menuai respon dan kritik luas di tingkat global khususnya AS senantiasa mengklaim terdepan dalam membela Hak Asasi Manusia (HAM) di dunia. Para agen CIA melakukan banyak tindak kekerasan dan kejahatan serta penyiksaan yang merupakan bukti pelanggaran HAM dengan dalih membela keamanan nasional Amerika.

Pemerintah Amerika sendiri saat menjustifikasi aksi penyiksaan, menyebut perang kontra terorisme sebagai salah satu contoh dari masalah ini. Padahal aksi penyiksaan dan pembelaan metode ini bukan saja bertentangan dengan penghormatan terhadap kehormatan manusia, tapi juga berujung pada munculkan kekerasan dan perluasannya di tingkat dalam negeri serta internasional.

Pompeo sendiri yang menjabat direktur CIA sejak tahun 2017 dan ketika Donald Trump berkuasa, hingga awal tahun 2018 menjabat posisi ini menggunakan argumentasi ini untuk menjustifikasi langkah tak manusiawi agen CIA terhadap para terdakwa teroris dan menyebut mereka pejuang intelijen.

Gina Haspel yang menggantikan Pompeo setelah ia diangkat sebagai menlu adalah terdakwa utama pelaku penyiksaan dan penghancuran dokumen yang berkaitan. Haspel di tahun 2002 bertanggung jawab atas salah satu kamp penyiksaan CIA di Thailand dan di tahun 2007 terbongkar film rekaman penyiksaan dua anggota al-Qaeda di penjara rahasia di Thailand di mana para direktur CIA menghancurkannya di tahun 2005.

Haspel merupakan salah satu pelaku penghancuran film tersebut dan masalah ini menimbulkan kontroversial saat pelantikan dirinya sebagai direktu CIA. Haspel di tahun 2005 menginstruksikan penghancuran puluhan rekaman video penyiksaan kontroversial di Thailand.

Haspel di sidang uji kelayakan dirinya di Senat membenarkan penghancurkan film tersebut dan mengjlaim bahwa tujuannya adalah merahasiakan identitas sejumlah agen CIA yang wajahnya terekam di film tersebut.

Sejatinya direktur CIA saat ini juga salah satu pelaku penyiksaan dan tidak aneh jika Pompeo ingin menjustifikasi kejahatan mantan rekan kerjanya di CIA. (MF)

 

Tags