Respon Pasif Trump atas Balasan Iran
Jan 10, 2020 11:30 Asia/Jakarta
-
Presiden AS Donald Trump
Republik Islam Iran sesuai janjinya membalas dendam terhadap AS atas teror terhadap Letjen Qasem Soleimani bersama rombongan di Baghdad, menembakkan rudal ke dua pangkalan AS di Ain al-Asad dan Arbil.
Sementara itu, meski Amerika sebelumnya mengancam akan menunjukkan respon beberapa kali lipat atas setiap langkah Iran, namun sikap Presiden AS Donald Trump atas balasan terbaru Tehran menunjukkan ketakutannya.
Tak lama setelah penebaran agitasi syaraf oleh Gedung Putih dan janji presiden AS untuk menyampaikan pidato penting terkait serangan balasan Iran, Donald Trump Rabu (08/01) dalam sebuah pidatonya dan statemen pasifnya, sekedar mengulang klaim sebelumnya terkait Iran serta berjanji untuk menjatuhkan sanksi baru kepada Iran. Poin penting atas bentuk respon Trump terhadap serangan rudal balasan Iran.
Trump ketika merespon serangan rudal Iran ke pangkalan militer Amerika, seraya mengulang klaim anti Irannya, berusaha meremehkan aksi balasan Iran tersebut dan mengklaim, tidak ada tentara AS yang menjadi korban dan hanya kerusakan kecil terjadi di pangkalan militer kami.
Klaim Trump ini dirilis ketika sumber-sumber lokal melaporkan bahwa serangan rudal IRGC Iran ke pangkalan ini menimbulkan korban dan kerusakan berat. Seorang pejabat Sepah Pasdaran juga mengkonfirmasi tewasnya 80 tentara AS dan 200 lainnya terluka di serangan ini.
Trump secara sengaja berusaha mencitrakan serangan rudal Iran ke pangkalan AS di Irak tidak seberapa. Hal ini dimaksukan Trump untuk menghindari konfrontasi dengan Iran serta dampaknya yang berbahaya bagi Washington dan sekutu regionalnya.
Sepertinya Trump selama memimpin AS senantiasa memilih pendekatan ancaman kepada negara lain, khususnya Iran dan kini menyikapi Tehran dengan kebijakan represi maksimum, yang menurut anggapannya melalui upaya menakut-nakuti petinggi Iran, Washington akan mampu mencegah Iran menunjukkan respon dan balas dendam atas teror Syahid Soleimani dan rombongannya.
Masalah yang secara sengaja tidak diisyaratkan Trump adalah ancaman beberapa hari lalu terkait setiap langkah dan balasan Iran. Trump hari Selasa (07/01) mengatakan jika Iran melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan, maka akan menghadapi dampak sangat keras. Ia mengklaim bahwa AS siap atas setiap langkah Iran dan serangan balik sebagai respon atas serangan potensial Tehran. Trump secara terang-terangan mengumumkan bahwa akan menunjukkan respon yang tidak dapat diprediksi dan beberapa kali lipat atas setiap langkah balasan Iran.
Meski demikian presiden AS di pidatonya hari Rabu menunjukkan bahwa klaim-klaim sebelumnya sekedar bualan dan pada dasarnya ia tidak berani terlibat konfrontasi militer besar-besaran dengan Iran. Selain itu, kritikan luas atas pendekatan haus perang Trump di dalam negeri AS kian luas dan ia mendapat peringatan keras atas hasil parah respon Amerika atas aksi balasan keras Iran.
Harry Kazianis, direktur riset pertahanan lembaga “Pertahanan Kepentingan Nasional” AS saat merespon serangan Rabu dini hari Iran ke pangkalan militer Amerika di Irak, memperingatkan Trump bahwa Iran kekuatan adi daya rudal.
Isu lain yang digulirkan Trump di pidatonya adalah tudingan terhadap Iran untuk menggapai senjata nuklir. Ia mengklaim selama menjadi presiden AS, Iran tidak akan dapat menggapai senjata pemusnah massal.
Klaim Trump ini bertentangan dengan berbagai laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) terkait esensi damai program nuklir Iran, dan bahkan anggota Eropa di kelompok 4+1 juga menolak klaim Trump.
Sepertinya pengulangan klaim Trump terkait upaya Iran menggapai senjata nuklir sekedar langkah untuk menyesatkan opini publik dari sikap pasifnya merespon serangan balasan Iran. (MF)
Tags