Manuver Malabar 2020; Agresif atau Pasif ?
Angkatan Laut India, Amerika Serikat, Jepang dan Australia baru-baru ini memulai latihan militer tahunan di wilayah Samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Kementerian Pertahanan India mengumumkan, lima kapal perang AL India termasuk satu kapal selam, kapal perusak USS John McCain, AL Amerika, HMAS Ballarat, AL Australia, dan satu kapal perusak dari Jepang, terlibat dalam manuver ini.
Akan tetapi pertanyaannya adalah motif apa yang melatari diselenggarakannya manuver maritim India bersama Amerika, Jepang dan Australia, Malabar 2020 ? dan apakah strategi manuver ini agresif atau pasif ?
Ada beberapa poin yang perlu diperhatikan terkait latihan miiter bersama 4 negara, Malabar 2020. Pertama, India menganggap manuver maritim gabungan yang diikuti Amerika, Australia dan Jepang ini merupakan yang terbesar dalam satu dekade terakhir.
Kenyataannya, Malabar 2020 yang dimulai sejak tahun 1992 oleh India dan Amerika, dalam beberapa tahun terakhir berubah menjadi sebuah latihan militer multinasional karena diikuti beberapa sekutu Amerika.
India juga di akhir tahun 2007 hadir dalam manuver militer multinasional lain di Malabar yang diikuti oleh Amerika, Jepang, Singapura, dan Australia di Teluk Benggala, timur India yang memicu reaksi keras dari partai-partai kiri negara itu. Mereka menuduh pemerintah India bekerjasama dengan Amerika di Samudra Hindia, dan Samudra Pasifik.
Oleh karena itu, pemerintah India memutuskan untuk menggelar manuver maritim Malabar 2008 yang hanya diikuti oleh dua negara saja.
Kedua, meski ada kemungkinan diprotes kembali oleh partai-partai kiri India, mengapa pemerintah New Delhi tetap bersedia menjadi tuan rumah manuver militer multinasional ? Hal yang pasti adalah bahwa India sebelumnya kedatangan Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo, dan Menteri Pertahanan Amerika, Mark Esper.
Para pengamat meyakini kunjungan dua menteri Amerika ke India itu sangat penting bagi Gedung Putih, karena Washington mengejar sejumlah target di balik lawatan tersebut. Sesuatu yang pasti bahwa Amerika selain menjalin hubungan bilateral dengan India, juga berusaha mencapai tujuan regionalnya, termasuk melemahkan Cina, dan meningkatkan ketegangan negara itu dengan India.
Ketiga, negara-negara yang ikut serta dalam manuver militer multinasional Malabar 2020 hampir punya masalah dengan Cina. Misalnya India yang terlibat konflik perbatasan dengan Cina. Jepang dan Australia juga masing-masing berseteru dengan Cina.
Jepang dan Cina memperebutkan kepulauan sengketa di Laut Cina Timur, sementara Australia bersitegang dengan Cina karena desakan untuk menggelar penyelidikan internasional terkait penyebaran virus Corona.
Keempat, beberapa pengamat percaya manuver maritim Malabar 2020 digelar untuk menciptakan perimbangan kekuatan atas Cina di kawasan Indo-Pasifik, dengan kata lain dukungan pemerintah Amerika terhadap India dan Jepang untuk menghadapi Cina sebagai rival terberat Washington, telah mengubah manuver militer Malabar 2020 menjadi ancaman serius bagi Beijing.
Pada saat yang sama, pemerintah Amerika juga terus mencampuri urusan Taiwan, sehingga sejumlah pengamat memprediksikan kemungkinan terjadinya konfrontasi militer Amerika dan Cina.
Salah seorang pengamat politik Cina mengatakan, kondisi ini sama seperti konfrontasi, Amerika harus mengukur perimbangan kekuatan, dan melakukan langkah yang benar, Amerika harus meninjau ulang strateginya, dan tidak menantang Cina dengan masalah Taiwan. Amerika tidak boleh melakukan kesalahan strategis, pasukan Cina tidak ragu untuk berperang karena masalah Taiwan.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa upaya Amerika untuk mengendalikan Cina dilakukan setelah Beijing minggu lalu memutuskan untuk meningkatkan perekonomian, dan pendapatan perkapitanya hingga ke level tertinggi hingga tahun 2035, dan dengan menggeser Amerika, ia akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar dunia.
Situs Bloomberg memperkirakan Cina dalam waktu 10 tahun ke depan dari sisi ekonomi akan melewati Amerika. (HS)