Rekor Baru Anggaran Militer Jepang 2021
Media-media Jepang menyatakan bahwa anggaran militer negara itu untuk tahun fiskal 2021 diperkirakan akan mencapai sekitar 51 miliar dolar, yang merupakan sebuah rekor baru.
Masih menurut media Jepang, ini merupakan kenaikan yang terjadi selama sembilan tahun berturut-turut. Bersamaan dengan kenaikan anggaran, misi militer Jepang di Asia Barat juga diperpanjang selama satu tahun.
Lalu, apa tujuan pemerintah Jepang meningkatkan anggaran militernya? Di sini ada beberapa poin yang perlu diketahui tentang peningkatan anggaran militer Jepang.
Pertama, ini adalah anggaran pertama yang diajukan oleh Perdana Menteri baru Jepang Yoshihide Suga, dan mencakup kenaikan delapan persen dibandingkan anggaran tahun ini, yang merupakan sebuah rekor baru.
Kedua, anggaran militer Jepang mencatat kenaikan selama sembilan tahun berturut-turut. Artinya, perdana menteri baru berusaha melanjutkan kebijakan keamanan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe. Selama menjabat sebagai PM, Abe menaikkan anggaran militer Jepang selama delapan tahun berturut-turut.
Ketiga, pemerintah Jepang meningkatkan anggaran militernya untuk membeli pesawat tempur siluman Amerika Serikat yang mahal dan memperluas kemampuan militernya untuk melawan potensi ancaman di dunia maya dan luar angkasa.
Dengan kata lain, pemerintah Jepang menanggapi tuntutan Presiden AS Donald Trump agar sekutunya menaikkan anggaran militernya, dan Tokyo telah melakukannya sampai batas tertentu dengan membeli senjata yang mahal dari Washington sehingga persenjataan mereka lebih serasi dengan milik pasukan AS.
Pembelian sistem rudal adalah salah satu komponen paling mahal dalam anggaran yang diusulkan untuk tahun 2021 dan termasuk pembelian pesawat tempur siluman F-35B seharga 26 miliar yen ($ 246 juta). Namun, belanja militer besar-besaran ini dikhawatirkan akan menekan pertumbuhan industri pertahanan dalam negeri Jepang yang masih muda.
Keempat, peningkatan anggaran militer Jepang ini sejalan dengan program mantan PM Shinzo yang berusaha melawan Korea Utara dan Cina.
Yang pasti, AS merasa terancam oleh Cina dan karena itu berusaha membendung Cina. Pada dasarnya, perubahan kebijakan AS dari Atlantik ke Pasifik juga dilakukan untuk tujuan tersebut. Menurut strategi baru ini, wilayah Asia Tenggara dan Asia Timur sangat penting bagi Washington, dan dalam hal ini Gedung Putih memberikan perhatian khusus pada upaya regional pemerintah Tokyo.
Terlepas dari independensi politik yang ditunjukkan oleh para pejabat Jepang, keputusan Tokyo ini nyatanya merupakan bagian dari kebijakan Washington di abad ke-21. Artinya, perubahan strategi militer Jepang pada dasarnya terjadi atas restu dari AS.
Pemerintah AS membutuhkan peran Jepang dan sekutunya dalam perkembangan regional dan trans-regional. Di sisi lain, Jepang menyadari realitas perkembangan masa depan di kawasan dan berusaha memanfaatkan strategi AS di Asia Timur untuk membangun tentara yang kuat serta terlibat dalam misi di luar negeri.
Dapat dikatakan bahwa kebijakan agresif AS dalam melawan pengaruh Cina sejauh ini tidak efektif dan menunjukkan kegagalan kebijakan Washington untuk membendung Beijing di wilayah tersebut. (RM)