Prestasi Gemilang Atlet-Atlet Putri Iran pada ISG ke-5 di Turki
(last modified Thu, 18 Aug 2022 14:07:46 GMT )
Aug 18, 2022 21:07 Asia/Jakarta
  • Nahid Kiyani, Atlet Iran pada Islamic Solidarity Games (ISG) ke-5 di Konya, Turki, 9-18 Agustus 2022.
    Nahid Kiyani, Atlet Iran pada Islamic Solidarity Games (ISG) ke-5 di Konya, Turki, 9-18 Agustus 2022.

Islamic Solidarity Games (ISG) ke-5 resmi dibuka di Konya, Turki, pada hari Selasa, 9 Agustus 2022. Ini adalah turnamen olahraga terbesar di dunia Islam.

Di antara cabang olahraga yang dipertandingakan adalah balap sepeda, menembak, panahan, taekwondo, renang, angkat besi, senam, judo, karate, kick boxing, gulat dan tenis meja.

Kompetisi ini berlangsung dari tanggal 9–18 Agustus 2022. Awalnya, Olimpiade di Konya seharusnya berlangsung pada 2021, tetapi pembatasan sosial Covid-19 memaksanya untuk diundur satu tahun, sehingga baru digelar pada 2022 ini.

Pada ISG ke–5 di Konya, atlet-atlet perempuan Republik Islam Iran meraih prestasi gemilang. Ini adalah kabar baik dari dunia olahraga Iran yang didengar oleh rakyat negara ini selama sepekan terakhir.

Republik Islam Iran mengirim lebih dari 240 atlet dalam 16 cabang olahraga dan mampu merebut banyak medali, terutama oleh para atlet wanita. Dalam program khusus ini, kita akan melihat keberhasilan perempuan-perempuan Iran dalam ISG.

Dalam berita terbaru, tim tenis meja putri nasional Iran berhasil merebut medali emas pada divisi beregu setelah mengalahkan tim tuan rumah ISG pada 10 Agustus. Pada pertandingan terakhir, Mahshid Ashtari menghadapi Simai Kolak Chekan, dan menang 3-1, sehingga tim Iran meraih medali emas yang berharga.

Tim bola voli putri Iran

Runner-up bola voli putri Iran dalam kompetisi ISG merupakan salah satu keberhasilan lain dari atlet-atlet putri Iran di negara-negara Muslim. Medali terakhir tim nasional bola voli putri dalam kompetisi resmi terkait dengan perolehan medali perunggu di Asian Games 1966, dan kini memecahkan rekor pada ISG setelah 56 tahun.  

Secara umum, kinerja atlet putri bola voli Iran,  jika dilihat dari kondisi dan keterbatasan mereka yang berbeda, kinerjanya lebih tinggi dari yang diharapkan, dan kekalahan melawan Turki tidak mengurangi nilai dan sejarah runner-up bola voli putri Iran dalam permainan di negara-negara  Muslim.

Neda Shahsavari

Nahid Kiyani juga merupakan contoh sempurna dari seorang atlet putri Iran yang pada hari-hari pertama kompetisi ini, mampu menang dalam cabang olahraga taekwondo di ISG dan pantas mendapatkan medali emas dari kontingen Iran. Pada hari pertama kompetisi taekwondo, dia mengalahkan semua pesaingnya. Dia meraih medali emas ketiga kontingen dan medali emas pertama atlet putri Iran.

Prestasi gemilang lainnya dalam ISG adalah keberhasilan Sayyedah Elham Hosseini yang juara pada kategori 81 kg tim angkat besi wanita Iran. Ini adalah untuk pertama kalinya dalam sejarah angkat besi wanita Iran memenangkan satu medali emas pada gerakan snatch dan dua medali perunggu pada clean and jerk.

Pada kategori angkat besi 81 kg di ISG, Hosseini memenangkan liontin emas dalam gerakan snatch dan 2 medali perunggu dalam gerakan clean and jerk. Pada gerakan snatch pertama, Hosseini mengangkat beban 95 kg, dan pada gerakan berikutnya, dia mampu mengangkat beban 100 kg tanpa masalah sehingga meraih medali emas.

Atlet angkat besi putri Iran ini mengangkat beban 117 kilogram terlebih dahulu dalam gerakan clean and jerk. Pada gerakan kedua, dia mengangkat beban 123 kg di atas kepalanya untuk memastikan meraih medali clean and jerk.

Sayyedah Elham Hosseini atlet angkat besir putri Iran

ISG merupakan pesta olahraga empat tahunan yang diperuntukkan negara–negara yang tergabung pada Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Kali ini, ISG mempertandingkan 19-20 cabang olahraga dan diikuti oleh sekitar 4.000 atlet dari 55 negara untuk merebutkan 355 medali.

ISG, seperti sebelumnya, diselenggarakan oleh Islamic Solidarity Sports Federation (ISSF), yang bertujuan untuk mendukung pengembangan atlet geografi Islam dan untuk meningkatkan budaya persaudaraan dan solidaritas di antara para atlet.

Keikutsertaan dalam ajang tersebut tidak hanya untuk atlet muslim saja. Atlet non-Muslim dari salah satu negara anggota tampil dan menunjukkan bakat mereka di Konya, seperti yang telah mereka lakukan di edisi sebelumnya.

Sebelum Turki, Pesta Olahraga tersebut telah digelar di Arab Saudi (2005), Iran (2010), Indonesia (2013) dan Azerbaijan (2017). Namun momentum penyelenggaraan di Tehran, harus dibatalkan menyusul perselisihan antara Iran dan Arab Saudi.

ISG pertama kali diadakan pada 2005, tetapi idenya telah digagas jauh lebih awal pada 1981 selama Konferensi Tingkat Tinggi Islam Ketiga yang diselenggarakan oleh OKI di Makkah. (RA)