Sayyidah Fatimah Masumah, Pelita Keluarga Ahlul Bait
(last modified Sun, 15 Jul 2018 13:06:06 GMT )
Jul 15, 2018 20:06 Asia/Jakarta

Pada hari pertama bulan Dzulqadah tahun 173 H, di jantung kota Madinah dan dari pangkuan Ahlul Bait Rasulullah Saw, lahir seorang putri yang diberi nama Fatimah. Kelahirannya membawa kebahagiaan di rumah Imam Musa bin Ja'far al-Kadzim as. Rumah yang dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang serta dengan keberadaan seorang ibu mulia Najmah Khatun yang melahirkan bunga langit ini ke dunia.

Najmah Khatun juga disebut dengan nama Tahirah karena kesucian dan termasuk di antara perempuan yang paling bertakwa di masanya. Fatimah Ma'sumah berada di bawah bimbingan agama dan ilmu ayah, ibu dan saudaranya Imam Ridho as. Putri mulia dan suci ini sejak usia kanak-kanak telah membuat seisi rumahnya terkesima oleh berbagai kesempurnaannya. Selain itu, Imam Ridho as sangat mencintai adiknya Fatimah Ma'sumah sa.

Disebutkan dalam sejarah bahwa pada suatu hari, sekelompok Syiah tiba di Madinah dan langsung menuju rumah Imam Musa bin Ja'far al-Kadzim as untuk mencari solusi dari masalah yang mereka hadapi. Setibanya di rumah Imam, rombongan mengetahui bahwa Imam sedang bepergian. Kelelahan perjalanan dan absennya imam semakin membebani batin mereka.

Sayyidah Fatimah Masumah

Ketika itu seorang anak perempuan yang masih kecil keluar dari rumah Imam dan memecah keheningan rombongan tersebut dan berkata, "Berikan seluruh pertanyaan kalian kepadaku dan aku akan menjawab semuanya." Mereka pun melakukannya. Sayyidah Fatimah Ma'sumah sa menulis seluruh jawabannya dengan teliti dan menyerahkannya kepada rombongan sahabat Imam tersebut.

Rombongan itu terkejut melihat jawaban yang diberikan Sayyidah Fatimah Ma'sumah sa. Mereka pun pulang dengan beban yang telah teratasi dan hati gembira. Di tengah perjalanan pulang, mereka berpapasan dengan Imam Musa bin Ja'far al-Kadzim as dan menceritakan kisah tersebut kepada beliau. Imam membaca kertas jawaban putri beliau dan kemudian tersenyum lalu berkata, "Nyawaku menjadi tebusannya." Peristiwa tersebut menjelaskan posisi dan tingkat keilmuan Sayyidah Fatimah Ma'sumah as sejak usia dini.

Sayyidah Fatimah Ma'sumah as sama seperti neneknya Sayidah Fatimah az-Zahra as menjadi teladan untuk keluarga Ahlul Bait as dan dalam kondisi sulit yang dihadapi keluarga Rasulullah Saw, beliau menunjukkan kesabaran dan keteguhan yang luar biasa indah. Beliau adalah teladan dalam ibadah, ketakwaan, perilaku, kesabaran dan perjuangan menghadapi tekanan serta kedermawanan dan kesucian. 

Dari sisi kepribadian dan kesempurnaan jiwa, Sayyidah Ma'sumah memiliki posisi istimewa di antara anak-anak Imam Musa bin Ja'fa al-Kadzim as, setelah saudaranya Imam Ali bin Musa ar-Ridho as. Jumlah anak Imam Musa Kadzim as mencapai 18 atau 19 anak, sementara Sayyidah Fatimah Ma'sumah sa tampil lebih unggul dibanding semua saudara perempuannya. 

Pada tahun 201 H, Sayidah Ma'sumah as dari kota Madinah berangkat menuju Mashad mengunjungi kakaknya Imam Ridho as. Namun di tengah perjalanan, beliau sakit parah. Karena tidak mungkin melanjutkan perjalanan, beliau akhirnya memasuki kota Qom. Mendengar kedatangan Ahlul Bait Nabi, masyarakat Qom dengan gembira menyambutnya. Masyarakat Qom dari berbagai kalangan menyambut kedatangan Sayidah Ma'sumah as.

Sejarah mencatat, salah satu pembesar Qom bernama Musa Bin Khazraj dengan suka cita menyambut kedatangan Sayidah Ma'sumah beserta rombongan dan mengundang mereka ke rumahnya. Setelah menetap selama tujuh belas hari di Qom, Sayidah Ma'sumah meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya.

Kedatangan Sayidah Ma'sumah telah mengubah keadaan kota Qom dalam waktu singkat. Kedatangan Ahlul Bait Nabi menorehkan sejarah baru bagi kota ini. Orang-orang dari jauh dan dekat mengunjungi kota ini untuk bertemu dengan Ahlul Bait Rasulullah. Kedatangan wanita agung ini memberikan berkah tersendiri bagi kota Qom.

Sayyidah Fatimah Masumah

Sayidah Ma'sumah lahir dari keluarga tempat tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan keutamaan moral. Semasa ayahnya, Imam Musa Kadzim as masih hidup, Sayidah Ma'sumah mendapat kucuran berkah dari keberadaan sumber pengetahuan dan keutamaan itu. Setelah ayahnya wafat, beliau mendapatkan bimbingan dan tuntutan moral dari saudaranya, Imam Ridho as.

Ketika memperkenalkan dirinya, Sayidah Ma'sumah mengatakan, "Saya adalah saudara perempuan Ridho." Perkataan ini menunjukkan kasih sayang beliau kepada saudaranya, Imam Ridho as. Demikian pula, Imam Ridho as mengungkapkan kecintaan kepada saudara perempuannya dengan menyatakan sulit berpisah dengan Sayidah Ma'sumah. Untuk itu, setelah meninggalkan Madinah dan menetapi di kota Marv, Imam Ridho menulis surat melalui orang kepercayaannya, supaya Sayidah Ma'sumahmeninggalkan Madinah menuju Marv. Setelah menerima dan membaca surat dari kakaknya, Sayidah Ma'sumah berangkat menuju Marv, meski akhirnya beliau tidak bertemu dengan saudaranya itu.

Sayidah Ma'sumah as memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi dan keutamaan moral yang menjulang. Sejarah Islam mengabadikan keutamaan tersebut dengan berbagai nama dan sebutan mulia untuk beliau. Sayidah Ma'sumah juga termasuk perawi hadis di antara Ahlul Bait Rasulullah.

Keutamaan ilmu dan kemuliaan akhlak Sayidah Ma'sumah terlihat bersinar cemerlang sejak kecil. Sejarah mencatat, sejak anak-anak, Sayidah Ma'sumah mampu menjawab berbagai permasalah fiqh dan masalah ilmiah lainnya. Mengenai kelahiran wanita agung ini, kakeknya, Imam Shadiq as berkata, "Ia dimakamkan di kota Qom. Di sanalah haram Ahlul Bait."

Dalam kutipan ziarah yang biasa dibaca, disinggung mengenai kedudukan dan kemuliaan Sayidah Ma'sumah. Sebagaimana dijelaskan oleh para ulama besar Islam, sebutan untuk beliau menunjukkan kedudukan tinggi di bidang ilmu pengetahuan dan kemuliaan akhlak serta spiritual wanita agung ini. Hal itu tercermin dari sejumlah nama julukan beliau seperti Siddiqah, yang berarti wanita yang berkata benar, atau Muhadasah yang berarti perawi wanita. Sejarah juga mencatat bahwa Sayidah Ma'sumahdijuluki sebagai Karimah Ahlul Bait. Karimah bermakna wanita yang pengasih dan dermawan.

Sayidah Ma'sumah merupakan figur mulia yang menjalani kehidupan sesuai dengan al-Quran dan ajaran Islam. Beliau memiliki kedudukan tinggi dari sisi kesempurnaan manusia, karena mengisi kehidupan dengan kecintaan kepada Allah Swt dan senantiasa menjalankan ajaran Islam. Mengenai kesalehan dan ketakwaan Sayidah Ma'sumah, Imam Ridho as menyebut saudarinya Ma'sumah yang berarti wanita yang bersih dari dosa.

Sayyidah Fatimah Masumah

Kini, setelah berlalu berabad-abad, makam Sayidah Ma'sumah di Qom, diziarahi ribuan bahkan jutaan orang dari segala penjuru dunia. Makam Sayidah Ma'sumahdi Qom menebarkan berkah bagi kota suci ini, dan berkembangnya Hauzah ilmiah. Para pemikir dan pencinta Ahlul Bait dari berbagai negara dunia mengunjungi kota suci Qom untuk menuntut ilmu-ilmu Islam.

Hauzah ilmiah Qom merupakan benteng pertahanan yang menjaga, melestarikan dan mengembangkan ilmu-ilmu Islam. Bahkan dengan berjalannya waktu Hauzah Ilmiah Qom telah melahirkan berbagai ulama dan ilmuwan terkemuka. Di tempat suci inilah tumbuh manusia besar seperti Imam Khomeini yang menggemparkan dunia dengan revolusi Islamnya. Kini Hauzah Ilmiah Qom menjadi pelita yang menerangi dunia dari kegelapan dan kebodohan dengan bimbingan al-Quran dan Ahlul Bait Rasulullah.