Yazd, Ibu Kota Buku Iran
Kota Yazd diperkenalkan sebagai ibu kota buku Iran pada acara pemilihan dan pengenalan ibu kota buku kelima Iran, karena beragamnya program membaca dan perhatian khusus dan kreativitas para aktivis budaya di kota ini.
Pada tanggal 4 Maret yang bertepatan dengan 23 Februari 2019, sebuah acara kebudayaan di Teheran, memperkenalkan kota Yazd sebagai "Ibu Kota Buku Iran" periode kelima.
Pada acara ini juga diberikan penghargaan kepada desa dan suku nomaden yang mencintai buku. Desa Bezanj di provinsi Khorasan Utara, desa-desa pilihan di provinsi Fars, Khorasan Razavi, Khorasan Selatan, Semnan, Mazandaran, Sistan dan Baluchestan, Azarbaijan Timur dan Hamedan diperkenalkan sebagai desa percontohan pecinta buku. Selain itu, empat Kota yaitu: Mahabad di Azerbaijan Barat, Sadra dan Shiraz di provinsi Fars, dan Dezful di provinsi Khuzestan diakui sebagai kota kreatif di bidang membaca.
Lebih dari delapan ribu kota dan desa, dan lebih dari 200.000 anak-anak dan remaja, dan lebih dari 3.000 kelompok dan lembaga, terlibat dengan program ibu kota buku selama lima tahun terakhir. Ebrahim Heidari, Sekretaris Ibu Kota Buku Kelima Iran, dan Festival Desa Pencinta Buku, mengatakan, "Secara keseluruhan, lima periode festival desa pencinta buku telah melibatkan partisipasi aktif lebih dari 5.500 kota, desa, dan komunitas nomaden.
"Ibu Kota Buku Iran" adalah sebuah proyek yang setiap tahun memilih kota di Iran dan ditetapkan sebagai Ibukota buku Iran. Sebagian dari ide ini terinspirasi dari proyek "Ibu Kota Buku Dunia", namun dalam pelaksanaannya, lebih menyesuaikan dengan kondisi aktivitas budaya di Iran.
Status Ibu kota buku dunia ditetapkan sejak 2001 dan diberikan setiap tahun kepada kota yang dinobatkan oleh UNESCO, dalam upaya meningkatkan posisi buku dan minat membaca. Tujuan UNESCO adalah menerapkan program budaya yang terkait dengan buku dan menciptakan minat membaca dan belajar dalam masyarakat.
Pada tahun pertama kompetisi di antara kota-kota Iran untuk menjadi Ibu kota buku Iran, kota Ahwaz, dinobatkan sebagai Ibu kota buku, karena menyediakan program inovatif, kooperatif, efektif dan koheren serta memanfaatkan kapasitas sektor swasta, LSM, industri, bahkan pusat olahraga dan budaya. Pada periode selanjutnya, kota Neishabour, Busher dan Kashan terpilih sebagai Ibu kota buku Iran periode kedua, ketiga dan keempat Iran.
Prakarsa pengenalan dan pemilihan ibu kota buku Iran bertujuan untuk keperluan infrastruktur, yang merupakan salah satu parameter pemilihan ibu kota buku Iran. Beberapa tujuannya meliputi: peningkatan kerja sama dan partisipasi berbagai lembaga pemerintah dan non-pemerintah di bidang pembukuan, menarik dana sektor swasta, mendukung ide-ide baru dan inovatif di bidang pembukuan, dan merancang program yang menarik dan populer di bidang pembukuan.
Yazd adalah salah satu kota bersejarah Iran dengan berbagai tempat-tempat wisata bersejarahnya, yang menjadikan kota ini sebagai kota bersejarah pertama di Iran dan kota paling bersejarah kedua di dunia. Karena banyaknya objek wisata bangunan bersejarah Yazd, kota bersejarah ini telah terdaftar di UNESCO sebagai kota berasejarah. Yazd terkenal sebagai kota "menara penangkap angin" dan "Qanats", dan di berbagai sudut kota terlihat jejak kebesaran sejarah peradaban masa lalu kota ini.
Yazd adalah salah satu tanah kuno dari suku-suku Iran yang memiliki warisan budaya dan peradaban kuno legendaris dari berbagai periode sejarah yang berasal dari 3.000 tahun silam. Beberapa sejarawan menghubungkan pembangunan awal Yazd dengan zaman Alexander dari Makedonia, yang membangun penjara di kota ini. Menurut para sejarawan, kota ini dibangun di era Sassanid di bawah komando Yazdgerd I. Nama Yazdgerd menjadi acuan nama Yazd, yang berarti suci, sentosa dan layak.
Sejarawan Yunani menggambarkan kota kuno itu sebagai "Isatitis", yang kemungkinan muncul setelah kehancuran kota kuno "Kaseh". Setelah kedatangan Islam, namanya disebut sebagai "Dar al-'ibadah". Di era Achaemenid, Yazd menjadi salah satu jalur penting yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti sarana informasi dan komunikasi antarkota dengan peralatan dan fasilitas tercanggih saat itu. Jalur transportasi di Yazd di era Muzaffar Shah sehingga menunjuk pejabat khusus kerajaan untuk pengaturan jalan dan transportasi kota ini.
Orang-orang Yazd berbicara bahasa Persia dengan dialek Yazdi, dan mereka masih melestarikan banyak kata-kata dan komposisi Persia yang indah dalam dialeknya. Di provinsi ini terdapat varian dialek Yazdi yang masih terjaga hingga kini, Penganut Zoroastrian berbicara di antara mereka sendiri dalam bahasa Behdini (Ghorroni atau Dari Zartus), terutama dalam upacara keagamaan mereka.
Sebagian besar penduduk provinsi Yazd penganut ajaran Islam mazhab Syiah. Keyakinan keagamaan ini sangat kental terlihat dalam berbagai kegiatan sosial kegamaaan seperti dari pernikahan, festival nasional, hari raya Nowruz, Idul Fitri, Idul Ghadir Kum, Idul Fitri, dan hari ulang tahun Nabi Islam (SAW) dan para Imam (AS)..
Provinsi Yazd telah lama menjadi pusat industri, termasuk kerajinan tangan. Karpet, keranjang, batu, kain tenun, keramik, tembikar, tenun, kerajinan emas dan perak termasuk beberapa kerajinan tangan yang berkembang di8 Yazd. Provinsi Yazd memproduksi dan memasok setengah dari tekstil Iran, dan 70 persen dari area kerja industri di provinsi Yazd didominasi sektor tekstil.
Selain itu, Yazd juga dikenal dengan berbagai produk makanannya, terutama kue yang lezat dengan reputasi global di luar perbatasan Iran. Kue Yazdi paling populer dengan nama Pourab, Pushkam dan Baklava menjadi daya tarik provinsi ini.
Salah satu karakteristik utama kota Yazd, adalah arsitektur gurun dan penangkap angin, menara dan kubahnya. Arsitektur penangkap angin yang paling khas di kota ini mendinginkan ruang gedung di tengah panas dan keringnya cuaca. Kota ini juga dilengkapi dengan fitur-fitur menarik dari pasar, penyimpanan air, masjid, situs religius, bengkel-bengkel kecil, sistem pengaturan air dengan teknologi pipa kuno atau yang dikenal dengan qanat, masih biasa ditemui di berbagai tempat di Yazd.
Peluncuran seribu klub baca di provinsi Yazd dengan slogan "Yazd Mendunia, 1000 Klub Pengetahuan" dalam beberapa bulan terakhir telah menjadi salah satu alasan untuk memilih kota ini sebagai ibu kota buku Iran. Selain itu, dijalankan 40 program festival buku di 40 kota, dan peresmian taman buku juga merupakan program lain untuk mempromosikan minat baca di provinsi Yazd.
Provinsi Yazd memiliki 1.833 klub baca menempati peringkat kedua setelah provinsi Isfahan dari sisi jumlahnya, tapi berada di posisi pertama menurut rasio populasinya, dan peringkat pertama Iran dalam menciptakan komunitas baca. Perpustakaan umum adalah salah satu lembaga yang dikelola pemerintah daerah Yazd sedang dikembangkan untuk meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat dengan berbagai program baru.
Program "Sekeping Cerita Baru, Secangkir Teh Baru", layanan perpustakaan wisata untuk wisatawan domestik dan mancanegara, dan berbagai program budaya berbasis buku di berbagai perpustakaan termasuk diskusi buku, membaca buku bersama, kritik dan peluncuran buku, penghargaan kepada para penulis, dan kelas kreativitas untuk ibu dan anak-anak, merupakan program penting kota Yazd. Di kota ini, terdapat 111 perpustakaan umum termasuk 96 perpustakaan desa dan kota, dan 15 perpustakaan yang melibatkan partisipasi publik, yang menjadikan kota Yazd sebagai ibu kota buku Iran.(PH)