Mengenang Mohammad Reza Hafezi; Dermawan yang Menghabiskan Usianya Membangun Sekolah
(last modified Sun, 16 Jun 2019 05:55:32 GMT )
Jun 16, 2019 12:55 Asia/Jakarta
  • Sekolah Iran
    Sekolah Iran

Salah satu berita yang dipublikasikan beberapa hari lalu (11/06) adalah berita meninggalnya Doktor Mohammad Reza Hafezi, tokoh yang tidak begitu dikenal, tetapi ia telah menghabiskan usianya untuk membangun sekolah di seluruh negeri Iran.

Salah satu berita yang dirilis dalam beberapa hari terakhir adalah meninggalnya Dr. Mohammad Reza Hafezi. Tokoh yang tidak begitu dikenal, tetapi ia telah menghabiskan usianya untuk membangun sekolah di seluruh negeri. Tetapi dengan berita yang tiba-tiba ini, kami belajar tentang kematian seorang pria hebat yang memanfaatkan hidup dan kekayaan dan usianya dengan sebaik-baiknya dan selama hidupnya mengabdikan dirinya untuk pembangunan dan pengembangan ruang pendidikan dan proses pendidikan. Dia meninggalkan banyak kenangan di bidang ini.

Doktor Mohammad Reza Hafezi

Mohammad Reza Hafezi lahir di kota Boroujerd pada tahun 1309 HS. Dia adalah ketua Forum Dermawan Pembangun Sekolah Iran dan menerima gelar Ph.D dalam bidang Manajemen dari Newport University, California dan merupakan anggota Komisi Nasional UNESCO. Di antara kedermawanannya di Universitas Tehran adalah memberi beasiswa sarjana untuk 125 mahasiswa, pembangunan Fakultas Kewirausahaan, sumbangan untuk Dana Cadangan dan Amal Universitas Tehran, dan, tentu saja, pembangunan dan renovasi 14 sekolah dengan biaya pribadi dan partisipasi dalam pembangunan lebih dari sepertiga sekolah negeri Iran.

Keluarga Dr. Hafezi adalah contoh dari banyak keluarga Iran yang merasakan penderitaan orang lain dan membantu mereka menjadi bagian dari kehidupan sehari-harinya. Kakeknya adalah seorang dokter hebat di Boroujerd dan merawat pasien yang membutuhkan perawatan gratis. Ayahnya yang hebat, Haji Mostafa Hafezi, memiliki dua putra dan lima putri. Dia terlibat dalam bisnis dan juga aktif dalam kerja-kerja amal dan yang dibutuhkan masyarakat, di antaranya pekerjaannya yang paling penting adalah pembangunan pembangkit listrik dan pabrik tepung, dan beberapa masjid dan sekolah. Mohammad Reza Hafezi adalah putra pertama keluarga dan menetap di Tehran sejak 1357 HS (1979). Dia juga berpartisipasi dalam urusan sosial, budaya dan urusan publik, seperti ayah dan kakeknya, sehingga manajemen Universitas Tehran mengeluarkan perintah untuk membangun sebuah patung yang sekarang disimpan di Museum Universitas Tehran demi mengenang dan menghargai jasanya.

Hafezi percaya bahwa putranya adalah dasar untuk memperkuat pemikiran yang baik dalam dirinya dan berkata, "Saya memiliki seorang pemuda berusia 24 tahun yang merupakan buah dari hidup saya. Ketika saya memberinya uang, saya merasa bahwa semua akan sia-sia dan tidak ada yang tersisa untuknya. Saya sangat khawatir tentang kehidupan dan masa depan pemuda ini, khawatir bahwa ketika saya meninggalkan dunia ini, saya kehilangan tabungan hidup saya. Ini saya pahami dari anak muda saya bahwa uang yang saya berikan kepadanya tidak digunakan untuk sesuatu yang tidak benar."

Dr. Hafezi kemudian memilih seorang gadis untuk putranya dan membelikan sebuah rumah di utara Tehran bagi pernikahan mereka. Tetapi sayangnya, sebagai akibat dari kecelakaan yang menyakitkan, kedua anak muda itu meninggal dan banyak penderitaan yang ditimbulkan pada sang ayah. Hafezi mengatakan, "Ada kejadian aneh di acara pembacaan doa. Saya melihat banyak orang hadir dalam acara tersebut dan saya tidak punya hubungan dengan mereka. Pada saat itu, saya bukan ketua masyarakat dermawan pembangun sekolah. Saya bahkan tidak membangun sekolah dan mereka semua tidak mengenal saya. Pada acara itu, saya menyadari bahwa semua orang yang datang semua berbicara untuk kebaikan putra saya Amir. Yang satu berkata, 'Anak Anda telah membeli sepeda untuk seseorang dan orang ini memutar modalnya dengan menggunakan sepeda itu,' yang lain berkata, 'Amir telah membantu untuk menyembuhkan penyakitnya.' Seorang wanita yang menjadi staf ahli di Departemen Perindustrian, mengatakan kepada istri saya, 'Kamu tidak tahu anakmu dan kamu tidak tahu seberapa banyak dia membantu masyarakat. Sejat itu saya mengerti bahwa tamu-tamu di acara pembacaan doa hanya datang untuk putra saya Amir, bukan demi saya. Demikianlah, kematian anak saya, Amir justru memberikan ketenangan buat saya. Dia mengajari saya cara hidup dan tahu bahwa pekerjaan baik itu indah dilakukan di masa muda. Setelah itu, pekerjaan pertama saya adalah menjual rumah saya di Jalan Afrika dan membangun sekolah menengah atas. Pada waktu itu, menteri pendidikan memberi tahu saya, 'Adalah kehendak ilahi untuk melakukan hal baik ini dengan kematian anak Anda, dan jika Anda kehilangan seorang anak hari ini, Anda memiliki 1.200 anak."

محمدرضا حافظی

Setelah itu, Dr. Hafezi memilih infak sebagai cara terbaik. Di jalan di mana dia melangkah dengan potensi, aktivitas dan tawakal kepada Allah, dia mampu mengundang lebih dari 800.000 orang untuk bekerja untuk membangun sekolah dan menghabiskan miliaran toman untuk jalur ini melalui sumbangan amal untuk membangun sekolah. Dia dan komunitas amal pembangun masjid berhasil membangun 37 persen sekolah di negara ini dengan partisipasi semua dermawan, dan selalu memiliki kepedulian agar para siswa belajar dalam kondisi yang lebih baik dan lebih sesuai. Dia merupakan contoh sabda Nabi Muhammad Saw yang mengatakan, "Kebaikan membuat hati menjadi tenang dan lebih yakin..."

Hari ini, jika kita berjalan di lorong-lorong Iran, dari titik terjauh perbatasan ke lingkungan pusat ibukota, kita melihat tembok, sekolah, ruang kelas dan batu bata, yang masing-masing, dengan cinta pria ini dan ribuan orang dermawan lainnya, telah menjadi menara kasih sayang dan harapan, yang bau wanignya senantiasa ada dan akan abadi.

Menurut al-Quran, mereka adalah orang-orang yang berlomba-lomba dalam melakukan perbuatan baik. Allah berfirman dalam al-Quran, "... maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan..." (QS. Al-Maidah: 48). Sikap mereka saling berlomba-lomba membuat sekolah-sekolah Iran semakin baik dan membuat para siswa lebih bersemangat untuk menimba ilmu. Warga Boroujerd paling banyak menyaksikan karya paling banyak dari profesor luar biasa ini di bidang pembangunan klinik, unit tempat tinggal, stasiun radio, perpustakaan dan layanan sekolah.

Pada dasarnya, amal dan kebaikan adalah karakteristik warga Iran yang telah menjadi tak terpisahkan dari budaya umum mereka. Beberapa contohnya masih dapat dilihat dengan jelas di Iran setelah ratusan tahun dan jejak-jejaknya di peta negeri ini. Masuknya Islam ke Iran dan hubungannya dengan kepercayaan agama semakin memperkuat dorongan berbuat baik dan amal di Iran, dan budaya wakaf di antara mereka menjadi lebih umum dan lebih stabil. Dalam al-Quran tidak ada ayat yang secara eksplisit menyiratkan masalah wakaf dan ketentuan-ketentuannya, tetapi ada banyak ayat lain dalam al- Quran di mana Allah mendorong manusia untuk melakukan perbuatan baik, mendekatkan hati sesama, kebaikan dan persaudaraan, pengampunan dan kerja sama, dan ini semua menunjukkan betapa dicintainya keinginan untuk melakukan perbuatan wakaf dan pribadi yang melakukan wakaf di sisi Allah. Al-Quran telah menekankan lebih dari 100 ayat dari surat yang berbeda, secara jelas dalam membantu orang lain.

Menyebarkan ilmu pengetahuan adalah salah satu topik yang selalu dibahas orang Iran di bawah ajaran Islam dalam tradisi orang-orang dermawan. Sekolah-sekolah agama dan pesantren tempat ilmu-ilmu Islam diajarkan dan mendidik para cendekiawan agama selama berabad-abad telah dibangun dan diatur dengan partisipasi masyarakat. Kecenderungan orang Iran untuk belajar dan mengajar pengetahuan telah menjadikan sekolah salah satu contoh amal di negara ini. Ada ribuan sekolah di Iran yang dibangun oleh para pemberi wakaf, tapi faktanya mereka justru tidak ingin namanya disebutkan atau ditulis di sekolah tersebut. Beberapa universitas besar di Iran adalah simbol wakaf. Di antara Fakultas Kewirausahaan di Universitas Tehran, yang merupakan hasil dari amal orang-orang seperti Hafezi, yang mengabdikan sebagian besar kekayaannya untuk penyebaran pengetahuan di berbagai daerah.

Dalam wakaf, nilai-nilai dan etika Islam seperti cinta sesama, kebajikan, dan kebangsaan mencapai puncaknya dan meruntuhkan dinding egois, kebanggaan, dan ketidakpedulian kepada orang lain.

Wakaf adalah salah satu kehormatan bagi agama Islam. Dari awal Islam hingga sekarang, orang-orang baik dan dermawan, ketika ada masalah dalam kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat, mereka dengan penuh cinta dan pengorbanan serta memberikan harta mereka untuk menyelesaikan masalah.

Latar belakang sejarah wakaf menonjol selama masa Imam Ali as. Pada saat ketika Imam Ali as berada di posisi tertinggi di pemerintahan, beliau mengambil paculnya dan pergi bekerja, menggali saluran air dan segera mendedikasikannya untuk orang miskin. Dengan tindakan ini, beliau menunjukkan pentingnya wakaf dan filosofinya, yang merupakan penyelamat orang-orang miskin dan kekurangan.

Dapat dikatakan bahwa wakaf terkait dengan sejarah, karena para leluhur memberikan wakaf untuk masa depan dan generasi masa depan yang memanfaatkannya. Mereka mengucapkan salam  kepada para leluhur yang telah memberikan wakaf, karena wakaf tidak akan pernah sia-sia. Sekarang ada banyak sektor yang bisa dilakukan dengan wakaf, termasuk kedokteran, sains dan pendidikan, penelitian, sains baru, lingkungan hidup, dan menyebarkan agama dengan cara modern.

Doktor Mohammad Reza Hafezi meninggal pada tanggal 21 Khordad atau 11 Juni. Dia telah menunjukkan bahwa pengabdian adalah salah satu cara yang paling efektif dan paling sehat di mana kemampuan keuangan melayani kebutuhan masyarakat dengan cara yang langgeng dan menjaga niat baik manusia tetap hidup.