Mengenal Omar Khayyam Neishabouri, Penyair Terkemuka Iran
Setiap tanggal 28 Ordibehesht, yang bertepatan dengan 17 Mei, kalender nasional Republik Islam Iran memperingatinya sebagai hari penghormatan terhadap Omar Khayyam Neishabouri, ilmuwan sekaligus penyair besar Iran.
Ia dikenal sebagai sarjana polymath dari Nishapur, Persia. Ahli matematika, filosof, astronom, dan sastra. Ia juga dikenal sebagai penulis risalah dalam bahasa Arab tentang mekanika, geografi, musik, dan fisika. Karena keluasan, kedalaman ilmu, dan kontribusinya, digelari sebagai matematikawan, astronom, dan penyair utama dari tradisi keilmuan Islam.
Bahkan ia dijuluki Tent Maker (pembuat tenda) oleh ilmuwan semasanya. Ia adalah orang yang optimistis. Bukan pesimis. Baginya, keindahan, kebenaran hidup, dan kemakmuran memiliki daya tarik khusus. Ia berperasaan halus. Pemaaf atas segala kesalahan. Simpatinya benar-benar dari lubuk hati yang mendalam.
Dialah Umar Khayyam atau Omar Khayyam. Ia memiliki nama lengkap Abu al-Fath Ghiyat al-Din Umar ibn Ibrahim al-Khayyam al-Nishapuri. Ia lahir di Nishapur, Persia (Iran) pada 10 Mei 1048 M. Nama Khayyam diambil dari pekerjaan ayahnya, Ibrahim, yaitu pembuat tenda (al-Khayyam). Ia hidup di era kekuasaan Dinasti Saljuk Abad ke-11.
Kedalaman dan kecintaannya terhadap ilmu ia mulai semenjak kecil. Ia memulai mendalami ilmu dari gurunya, Imam Muwaffak, salah satu pendidik terkenal Khurasan. Pada saat itu, Khurasan adalah ibu kota Kerajaan Saljuk. Ia kemudian mengembara ke Balkhan. Berguru pada ilmuwan kondang, Syekh Muhammad Mansuri. Ia juga menuju Nishapur untuk mempelajari filsafat.
Umar Khayyam memiliki kedekatan dengan Nizam-ul-Muluk, pejabat di Kerajaan Saljuk. Ia juga dekat dengan Hassan-i-Sabah, pemimpin aliran Hashshashin (Nizar Ismaili). Ketiganya sering disebut ‘Tiga Sahabat’.
Ahli Ilmu Eksakta
Umar Khayyam sangat berjasa dalam perkembangan ilmu matematika, terutama Aljabar. Ia menghasilkan karya Aljabr (Algebra), yang kemudian diedit dan diterjemahkan dalam bahasa Prancis. Ia adalah orang pertama yang mengklasifikasikan persamaan tingkat satu (persamaan linier) dan memikirkan pemecahan masalah persamaan pangkat tiga secara ilmiah.
Selain itu, ia juga mengenalkan sebuah persamaan parsial untuk ilmu aljabar dan geometri. Ia membuktikan suatu masalah geometri tertentu dapat diselesaikan dengan sejumlah fungsi aljabar.
Pada abad XVX dan XVII, persamaan semacam ini justru banyak digunakan oleh para ahli matematika Eropa. Umar Khayyam mendahului para ahli matematika Barat.
Umar Khayyam juga mencetuskan Jawami Al-Hisab yang memuat referensi paling awal tentang segitiga pascal dan menguji balik postulat V yang menyangkut teori garis sejajar. Sebuah geometri Euclides yang sangat mendasar.
Pada 15 Maret 1079 M, Sultan Jalaluddin Maliksyah Saljuqi (1072-1092) memberlakukan kalender yang telah diperbaiki Umar Khayyam. Ia menggunakan hasil penelitiannya dalam bidang matematika dan astronomi. Penelitian ini menghasilkan penghitungan kalender Muslim menjadi lebih relevan. Selain itu, ia juga terkenal karena menemukan metode memecahkan persamaan kubik dengan memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran.
Karya puisinya, Rubaiyat membuat Khayyam dikenal sebagai penyair besar. Tidak hanya itu, dia juga seorang ahli matematika, dan astronomi yang dikenal luas. Setelah kematiannya, puisinya diterbitkan, dan kemudian aspek puitisnya dikaji para pemikir setelahnya, selain posisinya sebagai seorang ilmuwan. Reputasi Khayyam saat ini di timur dan barat, bukan karena statusnya sebagai ilmuwan, tetapi juga karena posisinya sebagai penyair terkemuka.
Buku Rubaiyat Omar Khayyam termasuk buku puisi terkecil di dunia sastra, tetapi ketenarannya menembus batas geografi Iran dan terkenal ke berbagai penjuru dunia. Lalu apa, yang ditulis Khayyam hingga buku kecilnya ini menjadi perhatian sejak dahulu hingga kini. Apa yang tersembunyi dalam Rubaiyat Khayyam. Sebagaimana diungkapkan Will Durant, apa yang ditiupkan selain filsafat dalam puisi Khayyam dengan segenap kebesaran?
Dalam sejarah sastra Persia, ada banyak penyair yang telah menggabungkan puisi mereka dengan kebijaksanaan dan menciptakan ramuan puisi dan filsafat yang luar biasa. Tetapi reputasi mereka tidak mampu melampaui Khayyam dengan Rubaiyatnya yang menawan.
Daya tarik dan pesona Rubaiyat membuat penyair Inggris Fitz Gerald terdorong untuk menerjemahkan puisi ini pada tahun 1859. karyanya terjemahannya inilah yangmemperkenalkan Khayyam ke seluruh penjuru dunia, terutama dunia Barat.
Menurut peneliti terkemuka Arberry, terjemahan Khayyam oleh Fitzgerald diterbitkan dua puluh lima kali, antara tahun 1859 hingga akhir abad ke-19 Masehi. Pada 1929, lebih dari 410 buku Rubaiyat Khayyam dalam terjemah bahasa Inggris dicetak, dan muncul lebih dari 700 buku dan artikel maupun komposisi musik dan teater yang didasarkan pada puisi Khayyam. Tentu saja, angka-angka ini akan jauh lebih tinggi dalam beberapa dekade terakhir. Bahkan hingga kini terjemahan Rubaiyat bahasa Inggris mengisi rak-rak perpustakaan dan sebagian rumah orang-orang Inggris dan AS.
Pada tahun 1074 M, Omar bersama ahli astronomi lainnya membangun sebuah observatorium di Isfahan. Empat tahun kemudian, atas perintah Sultan Maliksyah, bersama ‘Abd al-Mughaffar Asfani dan Maimun bin Najib Wasita, menyempurnakan kalender Jalali (kalender dalam bahasa Persia yang diciptakan oleh Jalaluddin Abu Al’Fath) yang sampai sekarang masih dipergunakan di kawasan tersebut.
Setelah kematian Malik-Shah dan wazirnya (yang diperkirakan dibunuh atas perintah Assassin Ismailiyah), Umar tak lagi disukai di Istana Sultan Maliksyah.
Lalu ia segera berangkat haji ke Mekkah. Sepulang dari haji, ia diundang Sultan Sanjar yang baru ke Marv, bekerja sebagai peramal istana.
Setelah itu, ia diizinkan kembali ke Nishapur karena kesehatannya menurun. Sekembalinya ke kota kelahirannya, ia menjalani kehidupan menjadi seorang pertapa.
Omar Khayyam meninggal dunia di tanah kelahirannya Nishapur 4 Desember 1131 pada usia 83 tahun.
Salah satu muridnya, Nizami Aruzi, menceritakan Khayyam saat berada di Balkh bersama
Al-Isfizari (salah satu ilmuwan yang pernah bekerja sama dengannya dalam kalender Jalali) pernah mengungkapkan soal kematiannya.
Ketika ia mengungkapkan bahwa, “makam saya akan berada di tempat di mana angin utara mungkin menyebarkan mawar di atasnya.”
Setelah empat tahun kematian Omar, Aruzi menemukan makam itu di daerah Nishapur. Seperti telah diramalkan Khayyam, Aruzi menemukan makam yang terletak di kaki tembok taman di mana pohon pir dan pohon persik telah menjulurkan kepala dan menjatuhkan bunganya sehingga batu makamnya tersembunyi di bawah mereka.
Omar Khayyam merupakan orang pertama yang mengklasifikasikan persamaan linear. Selain itu, pemecahan persamaan pangkat tiga secara ilmiah.
Selain itu, dia memperkenalkan sebuah persaman parsial untuk ilmu aljabar dan geometri. Ia membuktikan suatu masalah geometri tertentu dapat diselesaikan dengan fungsi aljabar.
Sebagai seorang muslim, Khayyam termasuk kelompok moderat. Saat itu, dia memiliki pandangan berbeda dengan muslim kebanyakan.
Dengan kemampuannya sastranya, ia menulis sebuah puisi yang menggambarkan kisah hidupnya. Puisi itu terdapat di sebuah buku berjudul Rubaiyat. Kini, karya sastra Khayyam telah banyak diterjemahkan dalam bahasa Inggris, antara lain oleh Fitzgerald pada tahun 1839.
Karya peninggalan Umar Khayyam sangat berharga terutama Matematika, Astronomi, dan Syair. Karya-karyanya banyak diterjemahkan oleh orang Asia dan Eropa. Kisah hidupnya telah difilmkan dengan judul Omar Khayyam (1957), digambarkan juga dalam film The Kepper: The Legend of Omar Khayyam.