Apr 02, 2024 21:14 Asia/Jakarta
  • Foto Imam Khomeini ra memberikan suara dalam referendum, 10-11 Farvardin 1357 HS.
    Foto Imam Khomeini ra memberikan suara dalam referendum, 10-11 Farvardin 1357 HS.

Hari Minggu, tanggal 12 Farvardin, adalah Hari Republik Islam, dan merupakan wujud nyata keinginan dan kemauan bangsa besar Iran untuk mewujudkan kehormatan dan kemuliaan nasional dan menentukan nasib negara di tangan rakyat revolusioner Iran.

12 Farvardin adalah hari ketika bangsa besar Iran menyaksikan buah dari perjuangan anti-kediktatoran. Pada artikel ini, kita akan melihat proses referendum pendirian Republik Islam di Iran setelah kemenangan Revolusi Islam.

  1. Pembentukan Pemerintahan Sementara

Pada tanggal 17 Bahman 1357 HS, yaitu lima hari setelah kembalinya Imam Khomeini ra ke Iran, Insinyur Mehdi Bazargan ditugaskan untuk membentuk pemerintahan sementara atas perintah Imam Khomeini ra.

Salah satu tugas pemerintahan sementara setelah kemenangan Revolusi Islam adalah menyelenggarakan referendum untuk menentukan sistem politik melalui suara rakyat. Ini adalah sebuah peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah dunia.

Referendum, 10-11 Farvardin 1357 HS
  1.  Memilih Republik Islam

Akhirnya pada tanggal 10 dan 11 Farvardin 1358 HS, diadakan referendum di seluruh Iran untuk menerima atau menolak sistem politik yang disebut Republik Islam.

Berdasarkan hasil referendum yang diumumkan pada 12 Farvardin 1358 HS (1 April 1979), lebih dari 98 persen warga Iran yang berhak mengikuti referendum, setuju dengan berdirinya Republik Islam Iran.

Untuk itu, tanggal 12 Farvardin dalam kalender nasional Iran ditetapkan sebagai Hari Republik Islam Iran.

  1.  Pesan Imam Khomeini ra

Imam Khomeini ra dalam pesan yang dikeluarkannya pada kesempatan peristiwa bersejarah dan epik abadi bangsa Iran ini, menulis, "Pagi hari tanggal 12 Farvardin, yang merupakan hari pertama pemerintahan Allah SWT, adalah salah hari raya keagamaan dan nasional terbesar kita."

Imam Khomeini ra menambahkan, "Bangsa kita harus merayakan hari ini dan menjaganya tetap hidup. Hari ketika kongres-kongres istana pemerintahan tirani yang berusia 2500 tahun telah runtuh, dan kekuasaan setan telah berakhir untuk selama-lamanya, dan pemerintahan kaum tertindas, yaitu pemerintahan Tuhan, menggantikannya. Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita, dan Tuhan Yang Maha Esa telah mengacaukan (menjerat) rezim arogan dengan tangan-Nya yang perkasa, yaitu kekuatan besar kaum tertindas, dan menjadikan bangsa besar kita sebagai imam dan pemimpin bagi bangsa-bangsa tertindas."

  1. Konsep Republik Islam

Dengan kemenangan Revolusi Islam, Pemimpin Revolusi Islam Imam Khomeini ra menjelaskan teori penggabungan hak Tuhan dan masyarakat dalam sebuah pemerintahan, dan memaparkannya kepada dunia dalam bentuk sistem Republik Islam, yang mendapat sambutan baik oleh masyarakat dan kaum intelektual.

Kata "Republik" berarti massa rakyat (yang bermakna negara dengan bentuk pemerintahan yang kekuasaan politik tertingginya dipegang rakyat dan wakil rakyat yang dipilih langsung oleh rakyat), dan pencantuman kata tersebut untuk sistem pasca-revolusi menunjukkan bahwa sistem tersebut populer dan mengungkapkan dampak suara rakyat terhadap nasib mereka sendiri.

Kata "Islam" juga membedakannya dari sistem-sistem republik lainnya dan menunjukkan kedaulatan nilai-nilai Ketuhanan dan al-Quran atas komponen-komponen sistem.

Dalam sistem Republik Islam, suara dan pendapat setiap bangsa dihormati, dan para pejabat (penguasa) yang berasal dari kalangan masyarakat Muslim sendiri, berupaya mewujudkan cita-cita Islam yang mencakup kebahagiaan masyarakat.

Sayid Ali Khamenei ra, yang diangkat sebagai Pemimpin Besar Revolusi Islam setelah Imam Khomeini ra, memberikan penjelasan mengenai istilah Republik Islam. Sayid Ali Khamenei mengatakan, "Republik Islam, ditinjau dari arti harfiahnya, didasarkan pada dua landasan: yang pertama adalah Republik Rakyat. Artinya, setiap anggota masyarakat dan penduduk negaralah yang menentukan administrasi negara dan organisasi-organisasi pemerintahan serta pengelolaan negara.

"Dan kedua adalah adalah Islam.  Artinya, pergerakan masyarakat ini dilandasi oleh pemikiran Islam dan hukum Islam. Ini adalah hal yang wajar. Di negara yang hampir seluruh mayoritasnya beragama Islam, dan mereka juga orang-orang yang mukmin, beriman, dan aktif, yang telah membuktikan dan menunjukkan keimanan mereka yang mendalam terhadap Islam dari waktu ke waktu, di negara seperti ini, jika pemerintahannya populer, maka pemerintahannya juga Islami," jelasnya.

  1. Pengaruh di Dunia

Pengumuman pemerintahan Republik Islam Iran pada tanggal 12 Farvardin 1358 HS menjadikan benih-benih pemikiran dan tindakan tumbuh dan berkembang di kalangan bangsa-bangsa tertindas di dunia.

Sebenarnya, Revolusi Islam membekali mereka yang putus asa dan kecewa dengan model Barat dan model komunis, dengan pemikiran dan kemauan yang kuat untuk membangun masyarakat baru dan agama dasar.

Masyarakat dunia yang tertindas dan terpinggirkan menyadari bahwa dengan dukungan ajaran agama Tauhid dan kemauan nasional seperti bangsa Iran, mereka dapat mengatasi permasalahan dan membentuk pemerintahan kerakyatan, yang juga merupakan janji kemenangan kaum tertindas atas Mustakbirin seperti yang dijanjikan kitab al-Quran. (RA)

Tags