Lintasan Sejarah 30 Juli 2021
Jul 30, 2021 14:32 Asia/Jakarta
Kelahiran Ayatullah Sayid Muhammad Thabathabai
184 tahun yang lalu, tanggal 19 Dzulhijjah 1258 HQ Ayatullah Sayid Muhammad Thabathabai lahir di Karbala (sebagian menyebut Tabriz sebagai tempat kelahirannya) dan dibawa ke Iran pada usia 2 tahun.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, Ayatollah Thabathabai belajar filsafat dan akhlak pada Mirza Abu al-Hassan Jelveh dan Sheikh Hadi Najm Abadi. Kemudian beliau pergi ke Najaf, Irak belajar kepada Mirza Shirazi.
Pasca peristiwa pengharaman tembakau oleh Mirza Bozourgh Shirazi, Allamah Thabathabai kembali ke Tehran dan mulai melakukan perjuangan politiknya lewat Revolusi Konstitusi. Ayatullah Sayid Muhammad Thabathabai merupakan ulama pejuang dan termasuk pemimpin utama Revolusi konstitusi.
Ayatullah Thabathabai bekerjasama dengan Ayatullah Sayid Abdullah Behbahani yang juga merupakan salah satu pemimpin revolusi ini berjuang melawan penindasan Dinasti Qajar. Ketika Ain al-Daulah menjadi Perdana Menteri Mozaffaredin Shah, tekanan terhadap para pejuang semakin keras. Alaeddin, Gubernur Tehran menangkap sejumlah pedagang dan mengikat mereka di kayu. Menyaksikan hal itu, kedua rohaniwan pejuang ini bersama-sama rakyat berlindung di kompleks makam suci Hazrat Abd al-Azhim di kota Rey dan melakukan aksi mogok di sana.
Aksi mogok ini menjadi cikal bakal Revolusi Konstitusi di Iran. Namun pasca ditutupnya parlemen oleh Muhammad Ali Shah Qajar, Ayatullah Sayid Abdullah Behbahani diasingkan dan Ayatullah Thabathabai ditahan di rumahnya.
Ayatullah Sayid Muhammad Thabathabai selain seorang pejuang di jalan Allah, juga seorang ulama. Oleh karenanya, beliau tidak pernah lupa mendidik murid. Akhirnya, setelah menanggung segala penderitaan dalam perjuangannya, ulama pejuang ini meninggal dunia pada usia 81 tahun dan dimakamkan di kompleks makam suci Hazrat Abd al-Azhim di kota Rey.
Kecelakaan Pesawat Penumpang dan Jet di Jepang
50 tahun yang lalu, tanggal 30 Juli 1971, sebuah kecelakaan udara antara Boeing 7727 dan pesawat tempur menewaskan 162 orang. Setelah diselidiki, pesawat militer melakukan penerbangan tanpa menggunakan radar.
Pesawat All Nippon Airways 58 melakukan perjalanan dari Bandara Chitose, Hokkaido, ke Tokyo, dengan sebagian besar penumpang yang akan memberikan bantuan untuk korban perang. Namun saat berada di atas ketinggian Pegunungan Alpen, pesawat penumpang itu bertabrakan dengan dua pesawat jet militer.
Diduga, terjadi kesengajaan dalam peristiwa itu karena pilot pesawat jet militer, Yoshimi Ichikawa, mampu menyelamatkan dirinya dengan keluar dari pesawat dan menggunakan parasut keselamatan. Yoshimi didakwa atas tuduhan melakukan pembunuhan berencana, tetapi ia dibebaskan dalam pengadilan.
Ayatullah Meshkini Wafat
14 tahun yang lalu, tanggal 8 Mordad 1386 HS, Ayatullah Meshkini meninggal dunia di usia 86 tahun.
Ayatullah Ali Akbar Feiz yang lebih dikenal dengan Meshkini lahir pada 1300 di desa Bolouk Meshkin dari keluarga agamis. Ayahnya seorang ulama yang juga aktif mengurusi warga. Beliau mengikuti ayahnya pergi ke Najaf, Irak dan belajar di sana, lalu kembali lagi ke Iran. Selama di Iran, beliau belajar ilmu-ilmu pendahuluan hauzah kepada ayahnya. Setelah ayahnya meninggal dan sesuai dengan nasihat ayahnya, beliau pergi ke kota Ardebil untuk menuntut ilmu agama. Di sana ia sempat belajar tata bahasa Arab seperti saraf dan nahwu.
Ketika terjadi peristiwa Kashf Hejab (pelarangan jilbab) di masa Reza Khan yang menyulut protes ulama dan rakyat di Mashad, Ayatullah Meshkini kemudian pergi ke Qom dan belajar agama di sana. Dengan segera beliau menyelesaikan kuliah-kuliah tingkat menengah hauzah dan setelah itu mulai mengikuti kuliah-kuliah fiqih dan ushul fiqih untuk tingkat mujtahid kepada guru-guru besar di masanya. Beliau juga sempat pergi ke Najaf selama 7 bulan dan ikut di kelas guru-guru besar seperti Imam Khomeini ra. Tapi dengan alasan udara yang begitu panas di Najaf dan lemahnya fisik Ayatullah Meshkini, beliau terpaksa kembali ke Iran.
Selama bertahun-tahun Ayatullah Ali Akbar Meshkini belajar kepada ulama besar. Beliau belajar kuliah fiqih dan ushul fiqih untuk tingkat mujtahid kepada Ayatullah al-Udzma Boroujerdi dan Ayatullah al-Udzma Mohaqeq Damad. Banyak ulama besar saat ini merupakan murid beliau. Beliau sendiri berkali-kali mengajarkan kuliah-kuliah tingkat awal dan menengah dan bertahun-tahun memberikan kuliah fiqih dan ushul fiqih untuk tingkat mujtahid.
Ayatullah Meshkini selama hidupnya mendirikan Yayasan al-Hadi di bidang percetakan. Beliau sendiri menulis banyak buku di pelbagai bidang. Ayatullah Meshkini juga termasuk orang pertama yang bergabung dengan kebangkitan Imam Khomeini ra dan berkali-kali ditangkap oleh SAVAK dan dipenjara. Beliau merupakan anggota Jameeh Modarresin Hauzah Ilmiah Qom (Asosiasi Pengajar Hauzah Ilmiah Qom) dan banyak dari pernyataan yang dikeluarkan lembaga ini ditandatangani olehnya.
Dengan kemenangan Revolusi Islam Iran, beliau memegang posisi-posisi penting seperti Ketua Dewan Ahli Kepemimpinan.[]