Lintasan Sejarah 16 September 2021
Hari ini Kamis, 16 September 2021 bertepatan dengan 8 Shafar 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 25 Shahrivar 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Ammar bin Yasir Gugur
1406 tahun yang lalu, tanggal 9 Shafar 37 HQ, Ammar bin Yasir, seorang sahabat besar Rasulullah Saw dan pengikut setia Ahlul Bait Nabi, gugur dalam perang Shiffin pada usia 94 tahun.
Ammar bin Yasir lahir 57 tahun sebelum peristiwa hijrahnya Rasulullah. Kedua orang tuanya, yaitu Yasir dan Sumayah, adalah dua sahabat Rasulullah yang gugur syahid di awal perjuangan menegakkan agama Islam.
Gugurnya Ammar bin Yasir dalam perang Shiffin tersebut sangat menyedihkan Imam Ali as. Akan tetapi, peristiwa ini dicatat oleh para sejarawan sebagai bukti bahwa Imam Ali berada di pihak yang benar dalam perangnya melawan pasukan Muawiyah tersebut.
Sebelumnya, dalam sebuah haditsnya yang terkenal, Rasulullah Saw pernah berkata kepada Ammar sebagai berikut, "Wahai Ammar! Anak-anakku kelak akan didera banyak fitnah. Jika situasi itu kelak engkau saksikan, tetaplah engkau pada kelompok Ali. Karena kebenaran akan selalu bersama Ali, dan Ali selalu berada di jalan yang benar. Wahai Ammar! Engkau nanti akan bertempur membela Ali melawan dua kelompok. Kelompok pertama adalah para pelanggar janji, kelompok kedua adalah para penjahat. Engkau nanti akan terbunuh oleh kelompok yang melawan Ali tersebut."
Kota Warsawa Dikepung Tentara Jerman
82 tahun yang lalu, tanggal 16 September 1939, kota Warsawa, Polandia dikepung oleh tentara Jerman pada bulan pertama Perang Dunia Kedua.
Serangan tentara Nazi Jerman ke Polandia itu telah dimulai 15 hari sebelumnya. Meskipun Polandia diserang dari dua arah oleh Jerman dan Soviet, tetapi, rakyat Polandia berjuang sekuat tenaga mempertahankan kota Warsawa.
Namun, akhirnya setelah 11 hari bertempur, pada tanggal 28 September, kota ini jatuh ke tangan Jerman. Berdasarkan nota kesepakatan antara Jerman dan Soviet yang ditandatangani sebelum penyerangan itu, Polandia dibagi dua oleh kedua negara itu.
Allamah Sayid Murtadha Askari Wafat
14 tahun yang lalu, tanggal 25 Shahrivar 1386 HS, Allamah Sayid Murtadha Askari meninggal dunia dalam usia 98 tahun di rumah sakit Milad, Tehran.
Allamah Sayid Murtadha Askari lahir di kota Samarra pada 1293 HS dan berasal dari keluarga ulama. Ayahnya Ayatullah Sayid Mohammad Hosseini yang dikenal dengan sebutan Syeikh al-Islam merupakan anak dari Ayatullah Sayid Ismail Syeikh al-Islam dan menantu Ayatullah Mir Muhammad Syarif Askari Tehrani yang dikenal dengan sebutan Khatimah al-Muhadditsin.
Sejak berusia 10 tahun Allamah Askari telah memasuki hauzah ilmiah dan mempelajari tingkat awal dan menengah di kota kelahirannya. Pada 1310 HS di masa Marjaiyah Ayatullah al-Udzma Hairi Yazdi di Qom, beliau pergi ke kota Qom dan mempelajari pelajaran tingkat menengah hauzah kepada guru-guru besar seperti Ayatullah Sheikh Mohammad Hossein Shariatmadari Saveji dan Ayatullah Sayid Shihab ad-Din Marashi Najafi di bidang. Kepada mereka Allamah Askari belajar fiqih dan ushul fiqih, dimana beliau berhasil menyelesaikan buku Lum'ah, Qawanin, Rasail dan Makasib.
Setelah itu Allamah Askari kembali ke kota Samarra dan melanjutkan buku Kifayah al-Ushul, kemudian fiqih dan ushul fiqih untuk tingkat mujtahid di kota itu. Beliau belajar kepada Ayatullah Agha Mirza Habibollah Ishtihardi dan Ayatullah Sayid Mohammad Reza Shoushtari.
Allamah Sayid Murtadha Askari memiliki metode baru dalam melakukan penelitian atas pelbagai masalah Islam atau dapat dikata pada dasarnya metode yang dilakukann beliau merupakan cara baru dalam menjelaskan Syiah dan membelanya. Contoh pertama penelitian beliau adalah buku Abdullah bin Saba wa Asathir Ukhra yang diterbitkan pada 1375 HQ. Buku ini dikenal luas di dunia Islam dan sangat berpengaruh. Di majalah al-Azhar terdapat dua artikel yang mengritisinya. Buku ini berlanjut hingga jilid keempat.
Setelah buku itu beliau menulis Khamsuuna wa Miah Shahabi Mukhtaliq (150 Sahabat Palsu) dalam tiga jilid, Maalim al-Madrasatain dalam 3 jilid dan al-Quran wa Riwayaat Madrasatain dalam 3 jilid. Akhirnya, dari risalah-risalah kecil beliau dikumpulkan dalam sebuah buku berjudul Bar Gostareh Kitab va Sunnah. Buku-buku beliau kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa dunia seperti Persia, Inggris, Turki, Urdu, Italia, Rusia dan lain-lain.