Des 04, 2021 21:25 Asia/Jakarta
  • Koridor Ekonomi Cina-Pakistan (CPEC)
    Koridor Ekonomi Cina-Pakistan (CPEC)

Koridor ekonomi Pakistan dan Cina, atau yang dikenal dengan CPEC dan kesepahaman 25 tahun kerja sama Iran dan Cina tercatat sebagai bagian dari proyek besar Satu Sabuk Satu Jalan atau One Belt One Road (OBOR).

Prakarsa ini meliputi 56 negara di benua Asia, Afrika dan Eropa. Proyek ini sepertinya berpotensi besar menjadi ajang persaingan antara Cina dan Amerika untuk menentukan kekuatan hegemoni di abad 21 dan persaingan dua kekuatan besar ini dapat merembet ke kawasan Samudra Hindia dan Teluk Persia. Kawasan yang menjadi zona terpenting energi minyak dan gas dan rutenya terbuka ke pasar Timur dan Barat melalui Teluk Hormuz dan Laut Arab serta Makran.

Persaingan sejati antara Amerika, sebagai kekuatan adi daya yang mulai menurun, dan Cina, sebagai kekuatan baru, yang terbentuk sejak lama, secara bertahap mencapai fase lebih sensitif dan menentukan.Salah satu contoh penting persaingan antara kedua kekuatan adalah persaingan mereka dalam membuat rencana transit internasional. Fokus kompetisi ini adalah penciptaan Jalur Sutra baru, yang telah diusulkan oleh Cina dan Amerika Serikat. Proyek Satu Sabuk Satu Jalan, yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai "one belt one Road", adalah proyek super yang diusulkan oleh Cina dengan berbagai tujuan. Proyek ini secara resmi diluncurkan pada tahun 2013 selama kunjungan Presiden Cina Xi Jinping ke Astana, ibukota Kazakhstan.

Eskalasi Persaingan Cina dan AS

Untuk melawan proyek Satu Sabuk Satu Jalan Cina, Amerika Serikat juga mengusulkan proyek Jalur Sutra (Silk Road) baru. Isu Jalur Sutra Baru pertama kali diangkat oleh Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton pada 2011 saat berkunjung ke India. Jalur Sutra Amerika, pada kenyataannya, dimaksudkan untuk mengambil inisiatif dari saingan Amerika dan membuka jalan bagi kelanjutan kekuatan hegemonik Amerika di abad ke-21. Dalam pandangan Amerika, proyek Jalur Sutra baru dimulai di Eropa Timur dan Tengah dan berlanjut dari Kaukasus melewati Iran dan Federasi Rusia melalui Laut Kaspia ke Turkmenistan, Afghanistan, dan anak benua India.

Proyek Jalur Sutra yang baru difokuskan pada dua sumbu utama. Sumbu pertama adalah pembangunan dan penyelesaian rel kereta api dan jalan raya yang akan membawa Eropa dari rute yang ditentukan ke Asia Selatan dan mencakup negara-negara Asia Tengah. Sumbu kedua juga mencakup pembangunan dan penyelesaian jalur pipa energi yang akan mengangkut energi dari cekungan Laut Kaspia ke Asia Selatan, dengan pipa TAPI (pipa Turkmenistan-Pakistan-India) di pusat proyek. Bahkan, Jalur Sutra baru yang diinginkan Amerika Serikat dirancang setelah berakhirnya Afghanistan dan penempatannya di koridor perdagangan Utara-Selatan. Hillary Clinton di India mengklaim bahwa Amerika Serikat akan mempertahankan kepentingannya di Afghanistan setelah meninggalkan negara ini. Pelestarian kepentingan akan diupayakan melalui “Jalan Sutera Baru”.

Iran termasuk jalur yang dilewati Jalur Sutra Baru Cina

Dr. Amir Ahmadian, peneliti Asia dari Iran meyakini, tujuan dari rencana jalur sutra Amerika yang diumumkan adalah memulihkan dan meningkatkan tingkat kesejahteraan dan stabilitas di kawasan serta mempermudah kerja sama regional di bidang perdagangan, energi dan transportasi. Proyek Jalur Sutra Baru Amerika merencanakan untuk menghubungkan infrastruktur, jalan dan rel kereta api dan jalur pipa energi ke negara-negara Asia Tengah dan kemudian ke Afghanistan, Pakistan dan India. Sementara di balik proyek ini ada tujuan politik Amerika melawan Cina dan Rusia.

Setelah pengumuman rencana AS, Jalur Sutra Baru, presiden Cina juga menggulirkan prakarsa Satu Sabuk Satu Jalan dalam dua rute, darat dan maritim (laut). Rencana jalur sutra Cina sejatinya diambil dari sejarah peradaban dan budaya bersejarah Cina sejak 2000 tahun lalu dan di era Dinasti Han. Proyek ini akan menghubungkan Cina ke Asia Tenggara, Asia Tengah, Rusia dan Eropa melalui jalur darat.

Bagian kedua dan pelengkap dari Jalur Sutra Darat adalah Jalan Laut Abad 21, yang menghubungkan wilayah pesisir Cina dan menghubungkan negara ini dengan Asia Tenggara, Asia Selatan, Pasifik Selatan, Asia Barat Daya, Afrika Timur, dan Eropa. Proyek One Belt-One Road di darat memiliki tiga jalur utama. Rute pertama adalah rute utara, yang dimulai dari Cina dan melewati Kazakhstan dan Rusia selatan, Ukraina dan Belarus, dan setelah melewati Polandia, akhirnya mencapai Jerman. Rute kedua, yaitu rute tengah, dimulai dari Cina dan melewati Kirgizstan, Tajikistan, dan Turkmenistan serta mencapai Eropa melalui Iran dan Turki. Rute ketiga adalah rute selatan yang mencapai Eropa dari Cina, Afghanistan, Pakistan, Iran, Jazirah Arab, Mesir dan terakhir Afrika Utara. Dengan demikian, menurut fakta sejarah, Iran memiliki peran kunci dalam desain OBOR Cina.

Prakarsa Jalur Sutra Baru menurut pandangan Cina dapat meningkatkan perdamaian dan stabilitas di kawasan melalui peningkatan kerja sama timbal balik dengan negara tetangga dan lembaga internasional yang berpengaruh serta menciptakan atmosfer kerja sama berdasarkan kepentingan timbal balik. Keistimewaan prakarsa OBOR Cina di banding dengan Jalur Sutra Baru usulan Amerika, pertama tidak ada negara yang bakal dihapus dari program ini hanya dengan alasan poltik. Kedua, isu dan tantantan keamanan di negara-negara yang dilintasi jalur ini akan diselesaikan negara itu sendiri tanpa campur tangan asing.

Tentu saja Cina memiliki tujuan tersendiri dari proyek super Jalur Sutra Baru tersebut. Salah satu tujuan terpenting Cina adalah akses yang lebih mudah ke pasar konsumen Cina. Tujuan kedua adalah akses negara yang lebih mudah ke dua ladang energi Teluk Persia dan Laut Kaspia. Terlepas dari tujuan-tujuan yang sedang dikejar Cina untuk kepentingan strategisnya, ada isu penting, yaitu intensifikasi persaingan AS-Cina dalam dimensi yang lebih umum yang melampaui proyek Jalur Sutra.

Banyak ahli percaya bahwa Cina, berdasarkan prinsip-prinsip teori stabilitas hegemonik, bermaksud untuk menantang dominasi AS atas ekonomi dunia dengan menetapkan rencana "satu sabuk-satu jalan" yang ambisius dan membangun tatanan baru dalam ekonomi dunia. Dengan kata lain, Cina berada di jalur untuk menjadi kekuatan dunia melalui prakarsa OBOR, dan dengan mengedepankan ide ini dan menunjukkan keinginan serius untuk mewujudkannya, Beijing bermaksud untuk memenuhi kebutuhan ekonominya yang besar. Untuk menyediakan pasar dan sumber daya baru, dan di sisi lain untuk menantang tatanan ekonomi dunia saat ini dan untuk menunjukkan semacam kesiapan untuk memimpin sistem ekonomi internasional.

Peran Iran di Jalur Sutra Cina dan Konvergensi Regional

Dalam proyek Jalur Sutra Cina yang baru, semua negara regional dan trans-regional akan mencapai semacam konvergensi bersama dan hidup berdampingan secara damai, dan investasi dan pembangunan kolektif yang seimbang akan dimungkinkan dengan lebih mudah. Dalam model Jalur Sutra Cina, konvergensi regional dipertimbangkan dalam kerangka proyek CPEC dan Peta Jalan Kerjasama Iran-Cina. Proyek China One Belt-One Road memiliki tiga koridor komunikasi darat dan penghubung laut yang disebut Pearl String.

CPEC salah satu jalur darat yang menghubungkan kota Kashgar di barat Cina dengan Pelabuhan Gwadar di pantai Pakistan Makran, dan jalur ini disebut Koridor Ekonomi Cina-Pakistan. Dalam arti seperti itu, proyek CPEC akan diselesaikan sebagai bagian dari proyek Satu Sabuk Satu Jalan atau Silk Road baru yang masif dengan implementasi Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) Iran-Cina selama 25 tahun. Dengan demikian menempatkan Iran, Pakistan dan Afghanistan dalam aliansi ekonomi strategis dan konvergen dengan Cina, yang memfasilitasi pembangunan regional yang seimbang.

Kerja sama komprehensif antara Iran, Pakistan, Cina dan Afghanistan dalam kerangka "Proyek CPEC" dan "Memorandum Kerjasama Iran-Cina 25 tahun" sebagai bagian dari proyek besar satu sabuk satu jalan, memiliki kapasitas untuk mempromosikan budaya dan peradaban Islam dan Iran ke peradaban Ortodoks Rusia di satu sisi dan peradaban Islam-Arab di Asia Barat dan Afrika Utara di sisi lain dengan peradaban dan budaya Konfusianisme.

Oleh karena itu, terbentuknya kerja sama seperti ini membentuk konvergensi regional yang lebih dari sekedar konvergensi Iran, Pakistan, Afghanistan dan Cina. Mengingat peran Cina dan Iran yang tidak disukai Amerika, Washington akan berusaha menyabotase implementasi proyek seperti ini dan mengobarkan perpecahan di antara negara, tapi tekad kerja sama kolektif negara-negara kawasan berdasarkan kepentingan bersama ekonomi dan politik akan menggagalkan upaya Amerika ini.