Pasukan Prancis Meninggalkan Pangkalan Militer di Mali Utara
Pasukan Prancis telah meninggalkan kota Timbuktu di Mali utara.
Mereka mengakhiri misi mereka hampir sembilan tahun setelah intervensi militer di sana.
Pasukan Prancis telah hadir di Mali sejak 2013.
Prancis kemudian memperluas operasi militer di wilayah itu.
Kampanye tersebut termasuk operasi militer di wilayah Sahel.
Prancis juga memainkan peran kunci dalam menetapkan kekuatan militer multinasional di sana.
Itu kemudian dikenal sebagai kekuatan gabungan G5 Sahel.
Prancis mengklaim ingin memerangi terorisme di wilayah itu.
Namun itu gagal menahan kekerasan yang meningkat.
Sentimen anti-Prancis juga meningkat di sana.
Paris dituduh mengejar agenda tersembunyi.
Prancis dikatakan mengejar agenda neo-kolonial untuk melindungi kepentingan ekonominya.
Wilayah Sahel secara tradisional menjadi halaman belakang kolonial Prancis.
Gejolak politik di wilayah itu sebagian disebabkan oleh warisan pascakolonial Prancis.