Mari Sambut Nowruz dengan Senyuman
Nowruz perayaan kebahagiaan dan hidup gembira, serta hal ini juga diterima dan ditekankan dalam Islam.
Kedatangan musim semi membangunkan pepohonan dari tidur musim dinginnya dan memberi mereka kabar gembira yang menakjubkan. Dengarkan lantunan musik musim semi yang menyegarkan, bagaimana burung-burung berkicau dan membuat ranting-ranting pepohonan tumbuh daun-daun yang menghijau.
Nowruz menabuh genderang kehidupan dan menumbuhkan benih di tanah. Bunga-bunga bermekaran dan sungai mengalir dari pegunungan dan padang rumput, serta menyebarkan aroma kehijauan dan vitalitas ke dalam jiwa kita. Diam bukan kebiasaan musim semi, oleh karena itu, dengan ijin alam, harus bangkit dan menuju pemandangan indah musim semi.
Awal musim semi adalah awal kegembiraan dan harapan. Nowruz hari pembaharuan manusia dan cinta terhadap kehidupan. Selama bertahun-tahun, anggota keluarga berkumpul bersama di saat pergantian tahun, sambil memegang Alquran di tangan. Anak-anak mengambil hadiahnya sambil mencium kitab suci ini.
Musim semi merupakan tanda kekuasaan dan kemamputan Tuhan dan perubahan musim yang kering dan tanpa warna di musim dingin ke musim semi adalah tanda kehidupan kembali. Di surat Fatir ayat ke-9, Allah Swt berfirman yang artinya, "Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu."
Musim semi mendapat mandat dari Tuhan sebagai pemberi petunjuk yang merupakan pendidik dan sumber perkembangan manusia. Sementara kemanusiaan yang setiap saat lalai dan merugi, membutuhkan manifestasi keindahan Tuhan ini dan mengambil pelajaran dari alam. Oleh karena itu, di riwayat Islam sangat ditekankan untuk bermunajat kepada Allah Swt di awal tahun baru untuk meminta perubahan internal, supaya Tuhan membantu kita di perubahan ini.
Tanpa bantuan Allah Swt, tidak mungkin ada harapan untuk tumbuh kembali. Oleh karena itu, mari kita melantunkan doa ini, :
«یا مقلب القلوب و الابصار، یا مدبر اللیل و النهار، یا محول الحول و الاحوال، حول حالنا الی احسن الحال»
Wahai Yang membolak-balikkan hati dan pandangan!
Wahai mengatur malam dan siang!
Wahai Yang mengubah tahun dan keadaan!
Ubahlah kondisi kami menjadi keadaan yang terbaik!
Kebangkitan alam telah dimulai dan alam mati telah dihidupkan kembali, tanaman dan bunga harum telah tumbuh dari tanah. Pohon-pohon mekar dan burung-burung terbuka, dan para pilot bernyanyi di cabang-cabang pohon, menyanyikan lagu kehidupan dan vitalitas baru. Seluruh keindahan ini dan kreativitas ini tanda-tanda keindahan Tuhan dan memanifestasikan firman Allah yang disebutkan di dalam Surat al-Baqarah ayat 115 yang artinya, "Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui."
Nowruz adalah perayaan kebahagiaan dan kesenangan, dan hidup bahagia dalam Islam adalah salah satu kebutuhan hidup yang baik. Karena agama adalah sumber kehidupan abadi, dan pesannya adalah kehidupan sejati. Oleh karena itu, seluruh alam menurut agama senantiasa bergerak dan ini sepenuhnya selaras dengan kebahagiaan dan kegembiraan umat manusia.
Imam Ali as berkata, kegembiraan mendatangkan kebahagiaan dan kesedihan membuat patah hati. Sekaitan dengan ini, membahagiakan seorang mukmin adalah ibadah, dan mendatangkan keridhaan Tuhan. Oleh karena itu, Islam sangat memperhatikan sarana untuk membahagiakan orang mukmin. Mengenakan pakaian berwarna cerah dan minyak wangi, berpartisipasi di acara perayaan serta menggelar acara pesta di berbagai peristiwa menggembirakan seperti hari raya Islam, pernikahan, kelahiran anak, menyambut kepulangan jemaah haji, termasuk rekomendasi agama Islam untuk menggembirakan orang muslim.
Selain itu, silaturahmi dan menghormati famili serta membantu orang yang membutuhkan termasuk perintah agama untuk membuat ruh dan spritual seseorang gembira, yang hasilnya adalah suasana gembira dan senang. Dengan demikian, kegembiraan yang direkomendasikan kepada semua orang oleh Islam adalah kegembiraan yang berkesinambungan, yang juga membawa kesempurnaan spiritual. Gembira dan bersenang-senang di ajaran Islam bukan saja diperbolehkan, bahkan sesuatu yang terpuji. Ajaran akhlak dan moral juga memiliki peran penting terkait bagaimana mengekspresikan kegembiraan ini, dan menuntun manusia ke arah kesempurnaan.
Di dunia saat ini, kerika teknologi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, bahkan beberapa jam bebas dari hp, dunia maya, televisi dan jejaring sosial adalah sebuah keuntungan besar. Khususnya di kondisi pandemi Corona, wajah-wajah tidak lagi memiliki senyum, alam yang tumbuh subur dan senyuman Nowruz meski hanya beberapa jam akan dapat menjauhkan kita dari kerusakan psikologis dan fisik teknologi, dan menyegarkan ruh kita.
Sama seperti tubuh kita membutuhkan makanan dan beragam vitamin, ruh manusia juga membutuhkan keragaman, istirahat, dan bersenang-senang. Gembira adalah perasaan dan respon positif yang ditunjukkan batin manusia di berbagai kesempatan. Kegembiraan manusia menetralkan pengalaman hidup yang tak terhindarkan seperti kegagalan, keputusasaan, dan emosi negatif. Perasaan gembira akan membantu kita merevisi keselamatan mental dan mencapai ketenangan. Imam Ridha as berkata, hiburan yang menyenangkan akan membantumu mengatur hidupmu dan membantumu sukses dalam urusan duniawi.
Orang yang memiliki tujuan memiliki vitalitas dan kedamaian batin. Selain fakta bahwa kebahagiaan dan vitalitas orang-orang ini menyebabkan perluasan hubungan sosial, itu memberi kedalaman pada hubungan dan interaksi sosial. Mereka yang memiliki jiwa ceria dan semangat, menjaga hubungan dan interaksi dengan orang lain, mudah dan nyaman, dan orang lain nyaman dan bersahaja dengan mereka. Selain itu, dalam kaitannya dengan orang yang bahagia, orang mencapai semacam kepuasan batin dan spiritual yang menyebabkan hubungan dengan mereka menjadi berkesinambungan dan mendalam.
Orang-orang yang memiliki tujuan dan beriman menikmati berkat-berkat ilahi dan menggunakan berkat-berkat Allah untuk memajukan tujuan mereka. Syahid Muthahhari mengatakan, "Manusia secara fitrah mencari kebahagiaan dan tenggelam dalam kegembiraan saat memikirkan pencapaian kebahagiaan, dan sebaliknya, ia gemetar dan menjadi cemas karena takut akan masa depan yang suram dan menyedihkan. Di sini, keyakinan agama memberi manusia keyakinan terkait dunia, dan dengan demikian menghilangkan kecemasan dan kekhawatiran darinya dan memberinya kedamaian."
Nowruz puncak kebahagiaan dan senyuman alam. Keharuman bunga dan pohon kurma membawa sukacita di hati, dan rasa mekar, keinginan untuk tumbuh dan menjadi hijau di seluruh alam semesta memenuhi manusia dengan cinta dan rasa syukur. Semua orang berharap kebahagiaan ini berlanjut. Islam menghormati hari-hari bahagia dan dengan menghilangkan aspek takhayul dan negatif dari tradisi, Islam meminta orang untuk menemani kegembiraan mereka dengan nasihat dan pelajaran untuk melanjutkan saat-saat menyenangkan dan bahagia, dan untuk menghindari kelalaian dan kebodohan.
Di riwayat agama, Nowruz juga memiliki posisi istimewa. Imam Shadiq as menyebutkan pentingnya hari ini di beberapa kasus dan mengatakan, "Di awal Farvardin, manusia diciptakan dan hari itu adalah hari bahagia untuk meminta dan dikabulkannya permintaan serta belajar. Di hari tersebut, bersihkan dirimu dengan baik dan buatlah dirimu tetap bersih, serta pakailah pakaian terbaik dan parfum, serta berterimakasihlah kepada Tuhan."