Lintasan Sejarah 27 April 2022
Hari ini Rabu, 27 April 2022 bertepatan dengan 25 Ramadhan 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 7 Ordibehest 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Ibnu Athiyyah Wafat
902 tahun yang lalu, tanggal 25 Ramadan 541 HQ, Ibnu Athiyah, seorang ulama hadis dan tafsir terkenal asal Andalusia, meninggal dunia.
Ibnu Athiyah berasal dari keluarga berpendidikan dan hampir semua anggota keluarga itu adalah ilmuwan dan sastrawan. Meskipun Ibnu Athiyah terkenal sebagai ahli tafsir dan hadis, namun banyak penulis sejarah yang mencatat bahwa dia juga menguasai ilmu fiqih, ushul fiqih, dan sastra.
Karya terpenting Ibnu Athiyah adalah kitab tafsir dengan mukadimah yang dianggap sebagai karya terbaik dalam ilmu Quran. Karya lain Ibnu Athiyah berjudul "al-Barnamij".
Pengepungan Kedutaan Libya Berakhir
38 tahun yang lalu, tanggal 27 April 1984, pengepungan Kedutaan Libya di Inggris, tepatnya di St James's Square Kota London, berakhir.
Hal itu ditandai para diplomat Libya yang berjalan keluar dari gedung kedutaan, tepat 11 hari setelah kekacauan di kedutaan tersebut dimulai. Kekacauan yang mengakibatkan ketegangan antara Inggris dan Libya tersebut dipicu tewasnya polisi wanita bernama Yvonne Fletcher.
Saat itu, Yvonne yang sedang menjaga demonstrasi anti-Gaddafi di depan gedung kedutaan Libya tertembak oleh seseorang tidak dikenal dari dalam gedung. Sejak saat itu, ketegangan terus memanas di antara pemerintah kedua negara karena negosiasi pendinginan konflik menemui jalan buntu.
Situasi makin rumit ketika di Libya, Muammar Gaddafi membalas tindakan Inggris dengan melakukan hal yang sama di Tripoli. Keluarnya para diplomat Libya dari kedutaan di London dan kembali ke negaranya menjadi akhir kekacauan.
Hujjatul Islam Sayid Bourque Wafat
26 tahun yang lalu, tanggal 7 Ordibehesht 1375 HS, Hujjatul Islam Sayid Reza Bourque meninggal dunia di usia 69 tahun.
Hujjatul Islam Sayid Reza Bourque lahir di kota Qom pada tahun 1306 Hs dari keluarga yang masih ada keturunan dari Imam Jawad as. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar agamanya, pada 1320 HS, beliau melanjutkan pendidikan agamanya di Madrasah Feizieh, Qom dan berguru kepada Ayatullah Sayid Hossein Boroujerdi dan Imam Khomeini ra. Setelah itu beliau pergi ke Najaf, Irak untuk menuntut ilmu.
Beliau kemudian diterima di kementerian pendidikan. Tujuannya adalah mengarahkan para remaja dan pemuda Iran kepada agama Islam, setelah rezim Pahlevi berusaha memisahkan mereka dari agama. Beliau bekerjasama dengan Doktor Syahid Beheshti dan Mohammad Javad Bahonar menyusun buku-buku pelajaran, terutama agama di tingkat SD dan SMU sesuai dengan metode modern disertai kandungan Islam.
Selain itu, Sayid Bourque bersama sejumlah pemikir yang seide dengannya mendirikan penerbitan Publikasi Budaya Islam yang berusaha mencetak buku-buku keagamaan dengan bahasa yang sederhana agar dapat diakses oleh masyarakat luas pada tahun 1352 HS. Hujjatul Islam Bourque juga mencetak sejumlah buku yang mengajar bagaimana membaca al-Quran dengan metode yang diciptakannya. Buku-buku ini hingga kini telah dicetak mencapai sekitar 5 juta naskah.