Lintasan Sejarah 11 Juli 2022
Hari ini Senin, 11 Juli 2022 bertepatan dengan 11 Dzulhijjah 1443 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 20 Tir 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Wafatnya Mirza Jawad Maliki Tabrizi, Guru Besar Akhlak
99 tahun yang lalu, tanggal 11 Dzulhijjah 1344 HQ, Ayatullah Mirza Jawad Maliki Tabrizi, guru besar akhlak meninggal dunia dan dikuburkan di pekuburan Sheikhan di kota Qom.
Mirza Jawad Maliki Tabrizi yang dikenal dengan Mirza Jawad Agha anak Mirza Syafi' adalah seorang arif sempurna dan ahli fiqih. Beliau dilahirkan di kota Tabriz, Iran.
Setelah menyelesaikan pendidikan agama tingkat pertama dan menengah, beliau kemudian pergi ke kota Najaf, Irak. Di sana Mirza Jawad Agha belajar pada guru-guru besar Hauzah Ilmiah Najaf seperti Agha Reza Hamedani, Akhond Khorasani, Muhaddits Nuri dan Akhond Hamedani.
Pada 1320 HQ, Mirza Jawad Maliki kembali ke Iran dan menetap di Tabriz. Pada puncak-puncaknya peristiwa Revolusi Konstitusi di Iran, beliau pindah ke kota Qom.
Mirza Jawad Maliki Tabrizi disebut sebagai seorang ahli ibadah hakiki. Beliau banyak mendidikan murid-murid yang dikemudian hari menjadi ulama besar seperti Ayatollah Bahauddini, Sheikh Abbas Tehrani dan Imam Khomeini ra.
Beliau juga meninggalkan karya-karya ilmiah seperti "Asrar al-Shalah", "al-Muraqabaat", "A'mal al-Sanah", "Risalah Fiqih" dan "Risalah Liqa-u Allah".
Ayatullah Sayid Morteza Firouzabadi Shirazi Wafat
32 tahun yang lalu, tanggal 20 Tir 1369 HS, Ayatullah Firouzabadi meninggal dunia di usia 81 tahun.
Ayatullah Sayid Morteza Hosseini Firouzabadi lahir di kota Najaf, Irak dari keluarga ulama pada 1289 HS. Setelah menyelesaikan pendidikan agama tingkat pertama dan menengah dari guru-guru besar seperti Sayid Abolhassan Isfahani dan Gharawi Isfahani. Sementara kepribadian irfaninya terbentuk berdasarkan bimbingan gurunya Haj Sayid Ali Qadhi.
Selain belajar, beliau juga aktif menulis dan mengajar. Beliau berusaha keras dan mengalami pelbagai kesulitan saat menyediakan referensi bukunya "Fadhail al-Khamsah". Selain itu, ulama rabbani ini banyak meninggal karya tulis lainnya seperti al-Sab'ah min al-Salaf, Inayah al-Ushul, dan al-Furu' al-Muhimmah fi Ahkam al-Ummah.
Pembantaian Massal Terhadap Warga Bosnia
27 tahun yang lalu, tanggal 11 juli 1995, lebih dari 8 ribu warga muslim Bosnia, penduduk kota Srebenica, di timur negara ini dibantai secara massal oleh kalangan Serbia radikal.
Tragedi ini merupakan aksi pembantaian massal terbesar di Eropa pasca Perang Dunia ll. Kendati Dewan Keamanan PBB pada tahun 1993 telah menetapkan Srebrenica sebagai kawasan aman dan pasukan penjaga perdamaian PBB ditempatkan di sana, namun pasukan milisi Serbia yang didukung pemerintah Beograd tetap nekad menguasai kawasan tersebut.
Menjelang agresi militer milisi Serbia ke Srebrenica warga muslim kota ini berusaha mengungsi, namun rencana mengungsi itu berhasil digagalkan oleh milisi Serbia. Mereka akhirnya membantai para lelaki muslim Bosnia, dan hanya memberi kesempatan mengungsi kepada perempuan dan anak-anak.
Ironisnya, tentara penjaga perdamaian PBB asal Belanda yang ditempatkan di sana tidak melakukan reaksi apapun untuk melindungi jiwa warga muslim dan membiarkan tragedi itu terjadi. Tentu saja sikap pasif negara-negara Eropa terhadap peristiwa ini merupakan ihwal yang patut dicermati. Tiga komite pencari kebenaran yang dibentuk setelah terjadinya tragedi itu menuding Uni Eropa dan PBB telah bersikap abai terhadap kasus pembantaian tersebut. Ironisnya, hingga kini para pelaku utama pembantaian massal itu masih belum mendapat hukuman yang setimpal atas kejahatan mereka.