Lintasan Sejarah 26 Agustus 2022
Hari ini Jumat, 26 Agustus 2022 bertepatan dengan 28 Muharam 1444 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 4 Shahrivar 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Hudzaifah bin Yaman Wafat
1399 tahun yang lalu, tanggal 28 Muharam 45 HQ, Hudzaifah bin Yaman, sahabat Rasulullah Saw meninggal dunia.
Hudzaifah bin Yaman merupakan seorang sahabat besar Nabi Muhammad Saw dan sahabat khusus Imam Ali as. Ayah Hudzaifah meninggal di Perang Uhud oleh seorang muslim lainnya karena salah sangka.
Hudzaifah merupakan satu dari tujuh orang yang melakukan shalat atas jenazah Sayidah Fathimah az-Zahra as. Ia mengetahui mana sahabat yang asli dan mana yang munafik.
Orang-orang Munafik pasca peristiwa Ghadir Khum berencana untuk membunuh Rasulullah Saw ketika akan melewati gunung sekembali dari Ghadir Khum. Di gunung itu mereka akan menakut-nakuti onta Nabi Saw agar tidak terkendali dan jatuh ke jurang, tapi Jibril memberitahu Nabi Saw akan rencana busuk ini.
Saat Nabi Saw tiba di gunung itu, orang-orang Munafik dengan muka tertutup membawa wadah yang dipenuhi dengan batu kerikil dari atas lalu menjatuhkannya ke arah Nabi Saw, sambil berteriak-teriak. Ammar bin Yasir dengan sigap memegang kendali onta Nabi Saw, sementara Hudziafah berada di sisi Nabi Saw. Akhirnya, rencana orang-orang Munafik gagal.
Setelah kejadian itu, Nabi Saw menyebutkan nama satu persatu orang-orang Munafik itu kepada Hudzaifah. Itulah mengapa setiap kali Hudzaifah tidak ikut melakukan shalat jenazah seorang Muslim, maka yang lain memahami bahwa orang itu adalah munafik.
Tanggal 28 Muharam 45 HQ, Hudzaifah bin Yaman meninggal dunia di kota Madain, 40 hari setelah Imam Ali as secara lahiriah diangkat sebagai khalifah. Sebelum meninggal, Hudzaifah berpesan kepada anaknya Shafwan dan Said agar senantiasa bersama Imam Ali as dan keduanya semasa hidupnya mengamalkan perintah ayahnya dan gugur syahid dalam perang Shiffin bersama pasukan Imam Ali as.
Haji Mahdi Araqy dan Putranya Hisam Gugur
43 tahun yang lalu, tanggal 4 Shahrivar 1358 HS, Haji Mahdi Araqy dan putranya Hisham, gugur syahid karena dibunuh kelompok munafik Mujahidin al-Khalq di Iran.
Haji Mahdi Araqy adalah pejuang garis depan Revolusi Islam Iran. Selama bertahun-tahun sebelum revolusi mencapai kemenangannya, beliau sudah berjuang melawan Rezim Shah. Akibatnya, beliau bertahun-tahun dipenjara oleh rezim Shah dan mengalami berbagai penderitaan.
Setelah kemenangan revolusi, Haji Mahdi terus berjuang disisi Imam Khomeini demi mempertahankan Revolusi Islam. Beliau memiliki tempat khusus di sisi Imam Khomeini sampai-sampai Imam menyebutnya sebagai saudara dan anaknya sendiri.
Setelah syahidnya Haji Mahdi Araqy, Imam Khomeini berkata, "Kesyahidan Haji Mahdi Araqy sangat berat bagi saya, namun kita harus berbahagia karena dia gugur syahid di jalan Allah. Dia memang harus gugur syahid karena baginya kematian di atas tempat tidur adalah kehinaan."
Operasi "Manusia Bionik" Pertama
28 tahun yang lalu, tanggal 26 Agustus 1994, alat pacu jantung untuk kali pertama ditransplantasikan ke manusia.
Pasien yang saat itu berusia 62 tahun tersebut menjadi manusia bionik pertama di dunia setelah alat pacu jantung bertenaga baterai dicangkokkan ke dalam tubuhnya.
Operasi perintis ini dilakukan di rumah sakit terkemuka, Papworth Hospital di Cambridgeshire, Inggris.
Pasien bernama Arthur Cornhill itu hanya memiliki beberapa bulan lagi untuk hidup saat dokter menawarkan kesempatan untuk menjadi obyek percobaan untuk mencoba sebuah alat dari plastik dan titanium baru bernama Left Ventricular Assist Device (LVAD).
Alat yang diproduksi Amerika itu tidak berfungsi untuk menggantikan jantung manusia. Fungsi utamanya adalah sebagai pompa elektrik yang bertugas memompa ruang jantung, yakni bilik jantung sebelah kiri.
Dalam operasi empat jam oleh satu tim dengan 11 anggota dan dipimpin oleh Sir Terence English dan John Wallwork, LVAD dipasang di dinding abdomen pasien dan tersambung ke jantungnya. Pasien akan mengenakan ikat pinggang dengan sepaket baterai yang menjadi sumber tenaga alat pompa.
LVAD yang bernilai 40.000 pound sterling ini berhasil membantu mempertahankan hidup sekitar 200 pasien hingga tersedia donor jantung. Namun, percobaan awal yang berhasil dilakukan di Papworth akan memberi pandangan lain bagi ahli bedah jantung. Dokter bisa menilai apalah alat tersebut bisa berperan dalam proses terapi jangka panjang bagi pasien gagal jantung.
Sayangnya, sembilan bulan setelah menjadi penerima pertama cangkok alat pacu jantung, Cornhill wafat setelah menderita gagal ginjal. Namun, penyempurnaan alat itu terus berlangsung.