Lintasan Sejarah 12 September 2022
Hari ini Senin, 12 September 2022 bertepatan dengan 15 Safar 1444 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 21 Shahrivar 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Abul Fadhl Bal’ami Meninggal Dunia
1115 tahun yang lalu, tanggal 15 Shafar 329 HQ, Abul Fadhl Bal’ami, sejarawan muslim terkenal asal Iran meninggal dunia.
Bal’ami sebenarnya lahir di Bukhara, Uzbekistan. Akan tetapi, karena keluarganya berasal dari sebuah kawasan di Asia kecil bernama Bal'am, ia lebih dikenal sebagai orang Bal’am.
Bal’ami mengabdikan diri di dunia keilmuan pada zaman pemerintahan Samani. Kitab sejarah terkenal "Tarikh Thabari", disebut-sebut sebagai buku yang ditulis dengan menyandarkan sumber utama literaturnya kepada buku-buku karya Bal’ami, termasuk kitab "Tarikh Bal’ami" yang ditulis dalam bahasa Persia.
Gugurnya Ayatullah Khiyabani
142 tahun yang lalu, tanggal 21 Shahrivar 1259 HS, Sheikh Mohammad Khiyabani, seorang pejuang pada periode Revolusi Konstitusional Iran, gugur syahid.
Setelah menuntut ilmu-ilmu agama, Sheikh Khiyabani memulai perjuangannya untuk melawan kekejaman penguasa Iran saat itu, yaitu dinasti Qajar.
Pasca disingkirkannya Shah Mohammad Ali, Sheikh Khiyabani terpilih sebagai wakil rakyat Tabriz di parlemen Iran. Kemudian, beliau kembali berjuang melawan pemerintahan Wutsuqud-Daulah yang merupakan penandatangan perjanjian kerja sama antara Iran dan Inggris.
Sheikh Khiyabani sempat berhasil merebut kekuasaan pemerintahan di kota Tabriz, namun kemudian dalam pertempuran yang tidak seimbang melawan pasukan pemerintah, beliau gugur syahid. Dengan gugurnya Sheikh Khiyabani, gerakan kebangkitan di Tabriz telah ditaklukkan oleh rezim Wutsuqud-Daulah.
Roket Pertama asal Soviet Mendarat di Bulan
63 tahun yang lalu, tanggal 12 September 1959, Uni Soviet meluncurkan roket menuju Bulan.
Roket bernama Lunik (Luna) II merupakan percobaan kedua bagi proyek ambisius Soviet dan akhirnya dikenal sebagai kendaraan pertama dari Bumi yang berhasil mendarat di Bulan.
Lunik II merupakan roket tanpa awak yang berbobot 391 kg dengan membawa instrumen yang mengukur wilayah magnetik Bumi dan Bulan serta lajur radiasi yang mengelilingi Bumi. Sebelumnya, Soviet sudah meluncurkan Lunik I pada 2 Januari 1959, namun gagal mendarat di Bulan sehingga dibuatlah Lunik II.
Lunik II dinyatakan berhasil menyentuh Bulan 36 jam setelah peluncuran. Roket itu mendarat di wilayah sebelah timur, yang disebut Mare Serenitatis di dekat kawah Aristides, Archimedes, dan Autolycus.
Tim ilmuwan di Moskow menyatakan bahwa pendaratan Lunik II tidak bisa disaksikan dari Bumi, yang berjarak sekitar 381.131 km. Namun pendaratan itu bisa dideteksi hanya melalui transmisi radio, yang langsung berhenti begitu kendaraan menyentuh permukaan Bulan.
Ilmuwan Soviet, Alexander Topchiev, saat itu optimistis bahwa keberhasilan Lunik II itu bisa menjadi cikal misi pengiriman manusia ke Bulan, yang akhirnya diukir oleh ketiga astronot Amerika Serikat pada 21 Juli 1969. Dua tahun setelah misi Lunik II, Soviet kembali mengukir sejarah saat berhasil mengirim Yuri Gagarin sebagai manusia pertama ke luar angkasa.