Lintasan Sejarah 18 September 2022
Hari ini Ahad, 18 September 2022 bertepatan dengan 21 Safar 1444 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 27 Shahrivar 1401 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Kitab Miftahul Falah, Karya Syaikh Bahai Selesai Disusun
393 tahun yang lalu, tanggal 21 Shafar 1051 HQ, penulisan kitab Miftahul Falah selesai dikerjakan oleh Syaikh Bahai, seorang ilmuwan muslim terkemuka.
Penulisan ini dilakukan di kota Ganjeh yang terletak di kawasan Kaukasus. Penerjemahan kitab Miftahul Falah ke dalam bahasa Persia dilakukan oleh Shadraiy Tabrizi, seorang ahli hadis abad ke-11 Hijriah dan memberi nama kitab terjemahan itu dengan nama Adab-e Abasi.
Kitab Miftahul Falah terdiri dari enam bab yang berisi penjelasan mengenai amal-amal dan doa-doa di berbagai waktu dalam sehari semalam.
Sekjen PBB Dag Hammarskjold Tewas
61 tahun yang lalu, tanggal 18 September 1961, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dag Hammarskjold, tewas dalam kecelakaan pesawat di kota Ndola, Rhodesia Utara.
Hammarskjold saat itu tengah berupaya mengatasi konflik bersenjata. Kunjungannya ke Ndola saat itu dalam rangka menghadiri suatu perundingan damai, setelah terjadi pertempuran antara pasukan perdamaian PBB dan pasukan Katanga, wilayah di Kongo yang ingin memerdekakan diri.
Dag Hammarskjöld lahir 29 Juli 1905 di Swedia. Ayahnya pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Swedia (1914-1917). Dia belajar di Universitas Uppsala dan lulus dengan gelar master di bidang ekonomi politik dan sarjana di bidang hukum. Kemudian, dia pindah ke Stockholm.
Usai menyelesaikan studi doktoralnya, Hammarskjöld sukses meniti karier di Swedia. Dia pernah menjadi Gubernur Riksbank (bank sentral Swedia) dan Sekretaris Negara untuk urusan luar negeri.
Hammarskjöld diangkat sebagai Sekjen PBB yang kedua sejak April 1953. Selama menjabat, dia sangat berperan aktif untuk menyelesaikan konflik-konflik yang sedang berlangsung. Komitmennya ini mendapat penghargaan yang baik dari banyak negara.
Hammarskjöld dinobatkan sebagai pemenang Nobel Perdamaian tahun 1961 setelah kematiannya yang tragis.
Pesan Imam Khomeini ra Menyusul Gempa Bumi Tabas
44 tahun yang lalu, tanggal 27 Shahrivar 1357 HS, Imam Khomeini ra mengirim pesan menyusul gempa bumi Tabas.
Pasca terjadinya gempa bumi besar di kota Tabas pada 25 Shahrivar 1357 HS, rezim Pahlevi berusaha meraih simpati rakyat Iran dengan mengumumkan hari berkabung nasional. Melihat upaya rezim Pahlevi, Imam Khomeini ra dari Najaf, Irak mengeluarkan pesan belasungkawa pada 27 Shahrivar 1357 HS dan menyampaikan solidaritasnya dengan keluarga korban gempa, sekaligus mengungkap niat buruk rezim Shah.
Sekaitan dengan pernyataan berkabung nasional yang disampaikan oleh rezim Pahlevi, Imam Khomeini ra mengatakan, "Mereka yang membantai ribuan orang terbaik dari putra-putri kita (pada 17 Shahrivar 1357) secara bengis, kini berusaha untuk menyimpangkan opini umum dengan mengucapkan belasungkawa. Mereka menitikkan air mata buaya."
Dalam pesannya, Imam Khomeini ra meminta seluruh umat Islam untuk langsung memberikan bantuan kepada korban gempa.