Des 19, 2022 20:29 Asia/Jakarta
  • Hegemoni Barat
    Hegemoni Barat

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei satu tahun lalu di pidatonya saat bertemu dengan sejumlah komandan AU dan anti-udara menyinggung kasus-kasus memalukan AS.

Rahbar di kesempatan tersebut menilai kejatuhan Trump sebagai kemunduran kehormatan, kekuatan, sistem sosial dan politik Amerika Serikat. Rahbar juga menyinggung kesalahan perhitungan Amerika terkait kondisi Iran sejak awal kemenangan revolusi, dan seraya menekankan bahwa kesalahan perhitungan ini terus berlanjut, beliau mengatakan, "Kesalahan besar sejumlah negara kawasan adalah menggantungkan keamanan nasionalnya kepada pihak asing, dan meski mereka membelanjakan miliaran dolar, dihina dan dilecehkan, pada akhirnya keamanan mereka tetap tidak terjamin; Seperti kita menyaksikan kasus-kasus selama beberapa tahun lalu, Mesir dan Tunisia atau nasib Mohammad Reza Pahlevi."

Rahbar Ayatullah Khamenei

Ayatullah Khamenei menyebutkan orang-orang yang memiliki penilaian yang tidak realistis terhadap kemampuan dan beberapa kekuatan Amerika, mengacu pada kasus-kasus Amerika dalam beberapa tahun terakhir, serta mengatakan, peristiwa mamalukan terbaru di Amerika bukan hal kecil, dan tidak boleh hanya dikaji dalam koridor kemunduran seorang presiden yang tidak normal, tapi ini adalah kemunduran kehormatan, kekuatan dan sistem sosial Amerika Serikat.

Rahbar seraya bersandar pada pendapat para pengamat politik senior Amerika mengatakan, "Mereka sendiri mengatakan bahwa sistem sosial Amerika Serikat rusak dari dalam dan sebagian malah berbicara mengenai era setelah Amerika."

Francis Fukuyama, pakar politik terkait hal ini menulis, faktanya adalah berakhirnya era Amerika lebih cepat dari sebelumnya. Berbagai sumber menilai kelemahan dan kemunduran Amerika lebih besar dipengaruhi faktor internal ketimbang internasional. Namun demikian, negara ini untuk beberapa tahun mendatang masih tetap menjadi kekuatan besar, tapi kekuatan pegaruhnya akan tergantung pada kemampuannya dalam menyelesaikan tantangan dalam negeri, bukan kebijakan luar negerinya.

Fukuyama menambahkan, faktor lama kemunduran dan melemahnya Amerika cenderung disebabkan faktor internal, bukan internasional....Bahwa seberapa besar negara ini akan mempengaruhi dunia, tapi yang terpenting adalah kemampuannya dalam menyelesaikan masalah dalam negeri, bukannya kebijakan luar negerinya.

Lebih lanjut, Fukuyama dalam analisanya yang dimuat laman The World Ahead menyinggung poin ini bahwa puncak hegemoni Amerika akan berlangsung kurang dari 20 tahun, mulai dari runtuhnya tembok Berlin di tahun 1989 hingga krisis finanasial 2007-2009. Negara ini sangat berkuasa di banyak bidang kekuatan militer, ekonomi, politik dan budaya.

Ia menyamakan tantangan dalam negeri Amerika seperti rayap yang menggerogoti sendi-sendi hegemoni global negara ini dari dalam, dan seraya menilai ketergantungan pengaruh Amerika di luar dengan kemampuannya dalam menyelesaikan krisis dalam negeri, ia meyakini, "Polarisasi secara langsung mempengaruhi kebijakan luar negeri".

Dosen Amerika ini saat mengakhiri analisanya menulis, "Amerika Serikat mungkin tidak akan mendapatkan kembali posisi hegemoniknya sebelumnya, juga tidak seharusnya mengharapkannya kembali. Yang bisa dia harapkan adalah menjaga tatanan dunia yang mendukung nilai-nilai demokrasi dengan negara-negara yang berpikiran sama. Mampu melakukannya tergantung pada pemulihan rasa identitas dan tujuan nasional di rumah."

Ted Galen Carpenter, pakar politik Amerika untuk pertama kalinya menggunakan istilah "Kemunduran Rayap" saat menyinggung kemunduran bertahap kekuatan Amerika karena mengobarkan berbagai perang dan ketertinggalan dari rivalnya.

Di bagian kebijakan luar negeri, Amerika Serikat berbeda dengan dua dekade lalu, menghadapi multi polar, di mana selain kekuatan global dan pemain besar seperti Uni Eropa, Cina dan Rusia, kekuatan regional seperti Iran juga termasuk di sistem multi polar ini.

Di sektor dalam negeri, sedikitnya dalam dua tahun lalu, Amerika Serikat mengalami berbagai perubahan sosial.

Gerakan anti-rasis Black Lives Matter dalam respon sosial atas pembunuhan George Floyd di bawah lutut polisi kulit putih AS telah mengungkapkan kekosongan masyarakat Amerika dari demokrasi dan keadilan.

Noam Chomsky

Dari sudut pandang Noam Chomsky, pemikir dan ahli teori Amerika yang terkenal, kemunduran Amerika telah dimulai, dan halusinasi pejabat Amerika terkait bahwa negara ini akan menjadi kekuatan tak terbantahkan dunia sekedar halusinasi kosong.

Majalah Foreign Affairs dalam analisanya terkait kekuatan Amerika, beberapa waktu lalu menulis, seluruh faktor yang satu hari sempat menjadi faktor kekuatan global Amerika, hari ini mulai berubah dan bergerak ke arah mengakhiri hegemoni Amerika.

"Donald Trump" adalah politisi senior Amerika pertama yang mengakui hilangnya tanda-tanda kekuatan Amerika dan dengan mengatakan bahwa Amerika tidak lagi hebat, menjadikan inti dari slogan kampanyenya "Jadikan Amerika hebat kembali". Selain itu, pemerintahan Trump mengakui penurunan kekuatan Amerika dalam dokumen strategi keamanan nasional pertamanya (2017).

Berdasarkan sudut pandang ini, Trump menarik Amerika dari perjanjian global multilateral dan organisasi internasional; melancarkan perang dagang melawan sekutunya di seberang Atlantik; menolak mengutuk kejahatan para penguasa otokratis selama mereka menjadi mitra dagang Amerika; Dia menggunakan kebijakan "toleransi nol" terhadap imigran, dan hasil akhir kepresidenan Trump adalah intensifikasi tren penurunan posisi Amerika di antara orang-orang di dunia, skandal pemilu dan kekalahannya dalam pemilu 2020, dan penurunan "soft power" negara ini.

Penguasa negara ini sudah bertahun-tahun berusaha untuk dikenal sebagai kekuatan militer yang unggul dan tak tertandingi dalam skala global. Kasus-kasus seperti gagalnya tentara Amerika dalam berbagai pertempuran seperti Perang Vietnam, penguasaan drone canggih Amerika disebut "RQ-170" dan penghancuran pesawat tak berawak militer Amerika paling canggih yang disebut "Global Hawk" oleh Iran, ketidakmampuan Amerika untuk memberikan dukungan militer kepada mitra regional seperti rezim Zionis dan Arab Saudi melawan pasukan perlawanan dan kasus serupa telah menyebabkan runtuhnya hegemoni militer AS. Serangan rudal Iran terhadap pangkalan militer Amerika terbesar di Irak, yang merupakan serangan resmi pertama oleh pemerintah terhadap pangkalan militer Amerika setelah Perang Dunia II, merupakan salah satu titik balik dari peristiwa tersebut.

Tentara AS di Irak (dok)

Banyak pakar internasional termasuk Richard Haass, kepala Dewan Hubungan Luar Negeri Amerika Serikat kini meyakini bahwa tidak seorang pun di dunia ini mungkin akan melihat rasa hormat, ketakutan, atau ketergantungan yang sama pada Amerika seperti sebelumnya. Jika ini adalah awal dari periode sejarah pasca-Amerika, pasti dimulai hari ini.

 

Tags