Lintasan Sejarah 5 Juli 2016
Hari ini, Selasa tanggal 5 Juli 2016 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 29 Ramadan 1437 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 15 Tir 1395 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari di tahun-tahun yang lampau.
Ibnu Furat Meninggal Dunia
630 tahun yang lalu, tanggal 29 Ramadhan tahun 807 Hijriah, Ibnu Furat, seorang sejarawan dan ahli fiqih asal Mesir, meninggal dunia di kota Kairo.
Ibnu Furat dilahirkan di kota yang sama pada tahun 735 Hijriah dan sejak masa remaja telah mulai menelaah berbagai bidang ilmu. Keistimewaan Ibnu Furat adalah kecintaannya pada bidang sejarah.
Di antara karya-karya Ibnu Furat yang terpenting adalah kitab berjudul "Tarikhud-Duwal Wal Muluk", yang juga dikenal dengan nama "Sejarah Ibnu Furat". Di dalam kitab ini. ia menuliskan berbagai kejadian di abad ke-6 dan 7 Hijriah secara berurutan dari tahun ke tahun dan di tiap akhir tahun, ia menuliskan nama-nama pembesar yang meninggal di tahun itu. Karya ibnu Furat lainnya berjudul "Asma'us Shahabah" dan "Tarikh Al-Ibad wal Bilad".
Venezuela Merdeka
205 tahun yang lalu, tanggal 5 Juli 1811, Venezuela memproklamasikan kemerdekaannya dari Spanyol yang telah menjajah negara itu selama tiga abad.
Selama periode tersebut, penduduk pribumi Venezuela, yaitu bangsa kulit merah Indian disingkirkan dan dibunuh, sementara imigran Spanyol datang membanjiri Venezuela.
Sejak awal abad ke-19, para imigran Spanyol yang telah menjadi warga Venezuela, menghendaki pemerintahan independen yang terpisah dari Spanyol. Dengan dipimpin oleh Fransesco Miranda, rakyat Venezuela pada tahun 1806 memulai perjuangan mengusir tentara Spanyol, namun menemui kegagalan.
Pada tahun-tahun berikutnya, Miranda bersama Simon Bolivar meneruskan perjuangan mereka, sampai akhirnya Spanyol angkat kaki dari Venezuela.
Aljazair Merdeka
54 tahun yang lalu, tanggal 5 Juli 1962, setelah berjuang selama bertahun-tahun dan mengorbankan sekitar saju juta syuhada, rakyat muslim Aljazair akhirnya berhasil meraih kemerdekaan mereka.
Pada tahun 1830, Perancis datang menyerang Aljazair dengan tujuan menjadikan negara itu sebagai wilayah jajahannya, namun mendapat perlawanan keras dari bangsa Aljazair.
Salah satu pejuang kemerdekaan Aljazair yang terkemuka adalah Amir Abdul Qadir Aljazairi. Namun setelah 17 tahun berjuang, ia akhirnya tertangkap oleh tentara Perancis dan sejak itu, kekuasaan Perancis di Aljazair semakin hari semakin besar. Dengan leluasa, Perancis menguras hasil bumi negara ini dan menindas rakyat Aljazair.
Setelah Perang Dunia Kedua berakhir, perjuangan rakyat Aljazair kembali meningkat dan ketika De Gaulle diangkat sebagai Presiden Perancis, ia setuju untuk memberikan hak otonomi kepada Aljazair. Namun, perjuangan rakyat Aljazair yang menghendaki kemerdekaan penuh terus berlanjut, sampai akhirnya atas tekanan internasional, Perancis bersedia menandatangani "Perjanjian Evian" yang secara resmi mengakui kemerdekaan Aljazair.
Ayatullah Sayid Javad Khamenei Wafat
30 tahun yang lalu, tanggal 15 Tir 1365 Hs, Ayatullah Sayid Javad Khamenei meninggal dunia di usia 91 tahun dan dimakamkan di komplek makam suci Imam Ridha as.
Ayatullah Sayid Javad Hosseini Khamenei merupakan ulama besar Iran yang lahir sekitar tahun 1274 Hs di kota Khameneh, dekat Tabriz, Azerbaijan Timur. Berasal dari keluarga ulama dan dididik oleh ayah beliau yang juga seorang faqih. Di masa mudanya, Ayatullah Sayid Javad Khamenei melakukan safar ke tempat-tempat ziarah, termasuk Mashad. Dalam safar yang dilakukan inilah beliau tertarik melihat hauzah ilmiah Mashad yang berujung pada keputusan beliau untuk tinggal selamanya di kota ini.
Sayid Javad Hosseini di Mashad belajar kepada ayatullah Aghazadeh Khorasani dan Haj Agha Hosseini Qommi, sehingga mencapai derajat keilmuan yang tinggi. Beliau pada tahun 1305 Hs memutuskan pergi ke Najaf, Irak untuk melanjutkan pendidikan agamanya. Selama belajar di Najaf, beliau menuntut ilmu kepada Ayatullah Mirza Naini dan Sayid Abolhossein Isfahani
Sayid Javad Khamenei di hari-hari kelam dan tekanan yang dilakukan rezim Shah Pahlevi, menghadapi berbagai macam kesulitan. Tidak hanya beliau yang merasakan itu, tapi juga keluarganya. Namun beliau tidak pernah berhenti melawan rezim Shah.
Dari ulama besar ini lahir seorang putra yang saat ini menjadi Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei. Ketika beliau wafat, Sayid Ali Khamenei, anaknya sedang menjabat sebagai presiden Iran.