May 20, 2023 09:32 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 20 Mei 2023
    Lintasan Sejarah 20 Mei 2023

Hari ini, Sabtu, 20 Mei 2023 bertepatan dengan 29 Syawal 1444 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 30 Ordibehesht 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.

Perjanjian Gulistan Ditandatangani

Tanggal 29 Syawal 1228 HQ, perjanjian Gulistan ditandatangani oleh Iran dan Tsar Rusia. Di pihak Iran, penandatangan perjanjian ini adalah Mirza Abul Hasan Khan Ilchi.

Perjanjian ini terdiri dari 11 pasal dan sebuah pembukaan. Perjanjian Gulistan merupakan akhir dari peperangan sepuluh tahun yang berlangsung antara Iran dan Rusia, dengan kekalahan di pihak Iran dan Dinasti Qajar yang berkuasa di Iran waktu itu.

Atas dasar perjanjian ini, sebagian wilayah Iran, mulai dari Gunje, Shirvan, Baku, Dagestan, dan Georgia sampai Laut Kaspia dikuasai oleh Rusia. Sebaliknya, Rusia hanya diikat perjanjian untuk mengakui pemerintahan Abas Mirza. Tiga belas tahun kemudian, yaitu tahun 1241 Hijriah, Rusia kembali menginvasi Iran dan menduduki sebagian wilayah kekuasaan Iran. Perang itu berakhir dengan perjanjian "Turkman Chai".

Image Caption

Pendirian Partai Zahmatkeshan Dukungan Amerika

Tanggal 30 Ordibehesht 1330 HS, Partai Zahmatkeshan didirikan oleh Doktor Mozaffar Baghai dengan dukungan Amerika.

Setelah terbentuknya pemerintahan Doktor Mosaddegh dan hadirnya tokoh-tokoh yang memiliki rapor buruk di masa lalu dalam komposisi pemerintah membuat munculnya friksi di barisan Front Nasional. Hal ini membuat sebagian anggota pentingnya seperti Ayatullah Kashani dan Doktor Mozaffar Baghai memilih mundur dari partai ini. Pasca pengunduran dirinya dari Front Nasional, Doktor Baghai membentuk partai Zahmatkeshan pada 30 Ordibehesht 1330 Hs dan berhasil merekrut banyak tokoh. Partai Zahmatkeshan merupakan gabungan dari para preman dan sebagian cendekiawan yang didukung oleh Amerika.

Partai Zahmatkeshan didirikan dengan tujuan menghadapi partai Tudeh yang kekiri-kirian dan mencegah pengaruh komunis serta mempersiapkan kudeta Amerika pada 28 Mordad 1332 Hs. Partai ini tidak lain adalah boneka AS dan alat intervensif mereka menggulingkan pemerintahan Doktor Mosaddegh.

Perlu diketahui bahwa seklipun Ayatullah Kashani dari sisi akidah dan mazhab punya sedikit kesamaan dengan Front Nasional dan Doktor Baghai, tapi demi maslahat yang lebih besar bagi rakyat dan negara, beliau bergabung dengan tokoh-tokoh nasionalis dan membentuk partai Front Nasional (Jebheh Melli). Dengan demikian, kehadiran Ayatullah Kashani di partai Front Nasional bukan berarti beliau mengakui kinerja mereka, tapi yang menjadi konsen beliau adalah maslahat lebih besar terkait umat Islam.

Timor Leste Merdeka

Tanggal 20 Mei 2002, Timor Leste resmi menyatakan diri sebagai negara yang berdaulat.

Bendera Timor Leste

Pengukuhan kemerdekaan Timor Leste itu dilakukan melalui upacara yang meriah, yang dihadiri sejumlah pemimpin di Ibu Kota Dili. Upacara itu dihadiri oleh Presiden pertama Timor Leste, Xanana Gusmao, dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) saat itu, Kofi Annan.

Gusmao juga mengundang Presiden Indonesia, Megawati Soekarnoputri dan Perdana Menteri Australia, John Howard, serta mantan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton.

Sebelum menyatakan diri merdeka, Timor Leste selama tiga tahun dikelola oleh PBB menyusul hasil referendum berdarah pada akhir Agustus 1999, yang menyatakan Timor Leste berpisah dari kedaulatan Indonesia. Sebelum referendum, Timor Leste menjadi provinsi Indonesia ke-27, yang menduduki wilayah itu pada Desember 1975.