Lintasan Sejarah 15 Juni 2023
Hari ini, Kamis, 15 Juni 2023 bertepatan dengan 26 Dzulqa'dah 1444 H dan menurut kalender nasional Iran adalah tanggal 25 Khordad 1402 HS. Berikut ini adalah sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini.
Kelahiran Mulla Taftazani, Ulama dan Sastrawan
Tanggal 26 Dzulqadah 722 HQ, Mulla Taftazani, ulama dan sastrawan Islam lahir di kota Guchan, timur laut Iran.
Saad al-Din Mas'ud bin Umar Abdullah Khorasani Harawi yang dikenal dengan Mulla Saad Taftazani adalah seorang ahli fiqih, tafsir, teologi dan sastrawan muslim terkenal asal Iran.
Kehidupannya sempat dilalui dengan melakukan perjalanan ke Khorasan dan kota-kota Asia lainnya untuk menuntut ilmu. Kecerdasannya yang tinggi membuat Mulla Taftazani dengan cepat mencapai ketinggian ilmu dan pada usia 16 tahun ia telah mulai menulis buku-buku yang hingga kini masih menjadi rujukan di hauzah-hauzah ilmiah. Karya-karya Mulla Taftazani di antaranya berjudul "al-Muthawwal" dan "al-Irsyad".
Pada tahun 772 HQ, Mulla Taftazani diundang Raja Teimur Gorgani di kota Samarkand untuk mengajar di sana. Beliau tinggal di sana selama 20 tahun hingga menutup usia pada tahun 792 HQ dalam usia 70 tahun.
Asosiasi Sepak Bola Uni Eropa Dibentuk
Tanggal 15 Juni 1954, Asosiasi Sepak Bola Uni Eropa (UEFA) dibentuk di Basel, Swiss, melalui diskusi antara asosiasi sepak bola Prancis, Italia, dan Belgia.
Pada awalnya kantor pusat UEFA berada di Prancis, tetapi kemudian pindah ke Bern pada 1959. Sekretaris jenderal pertama UEFA ialah Henry Delunay. Ebbe Schwartz merupakan presiden pertama asosiasi tersebut.
UEFA mengelola kompetisi klub nasional, mengontrol hadiah uang, dan mengatur hak-hak media untuk kompetisi tersebut.
Tim Nasional UEFA telah memenangi 9 dari 18 Piala Dunia FIFA, sedangkan klub UEFA telah memenangi 21 Piala Interkontinental dan 3 Piala Dunia.
Doktor Mosaddegh Mengundurkan Diri dari PM
Tanggal 25 Tir 1331 HS, Doktor Mosaddegh mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri Iran.
Peristiwa pengunduran Doktor Mosaddegh diawali dari hari itu juga ketika ia mengadakan pertemuan dengan Shah dan menyerahkan daftar kabinetnya kepada Mohammad Reza Pahlevi. Dalam pertemuan ini, Mosaddegh meminta kepada Shah agar posisi kementerian pertahanan dipilih olehnya. Ia beralasan bahwa tentara tidak mendengar ucapannya dan banyak melakukan aksi-aksi merusak. Dengan kondisi yang seperti ini, pemerintah tidak dapat melanjutkan aktivitasnya.
Ternyata Shah tidak setuju untuk menyerahkan kementerian pertahanan kepada Mosaddegh. Keputusan ini sangat menyakitkan bagi Mosaddegh dan ia kembali ke rumahnya. Tanpa melakukan musyawarah dengan seorangpun, Mosaddegh mengirimkan surat pengunduran dirinya kepada Shah. Shah menerima pengunduran dirinya dan mengangkat Qiwam Saltanah sebagai Perdana Menteri. Di awal pengangkatannya, Qiwam Saltanah mengeluarkan pengumuman bahwa pemerintah akan bersikap tegas terhadap para oposan.
Langkah-langkah yang diambil oleh Qiwam Saltanah mendapat dukungan total Shah. Hal ini membuat rakyat dan ulama tidak puas dan melakukan aksi protes. Perlahan-lahan situasi ini menarik rakyat untuk hadir lebih luas, hingga terjadi kebangkitan bersejarah 30 Tir 1331 dan kembalinya Mosaddegh ke tampuk kekuasaan.