Mantan Direktur Intelijen Menyebut Rezim Israel 'Apartheid'
Seorang mantan Direktur Intelijen Israel mengakui sistem apartheid yang diterapkan rezim terhadap warga Palestina.
Pengakuan tersebut disampaikan oleh Tamir Padro.
Padro mengepalai Dinas Intelijen Israel, Mossad, dari tahun 2011 hingga 2016. Dia mengatakan rezim tersebut menerapkan sistem apartheid di Tepi Barat yang diduduki.
Pardo telah memperingatkan bahwa bencana terbesar menanti Israel. Dia mengatakan Israel mencapai tempat yang mirip dengan Afrika Selatan.
Itu merujuk pada rezim apartheid di sana yang berakhir pada tahun 1994. Israel telah menerapkan rezim yang sama terhadap warga Palestina sejak tahun 1948.
Saat itulah mereka mengklaim keberadaannya di seluruh Palestina setelah perang yang didukung Barat.
Puluhan ribu warga Palestina diusir secara paksa dari rumah mereka saat itu.
Pemerintah Israel telah menciptakan sistem yang memungkinkan mereka mencuri tanah dan properti warga Palestina.
Mereka juga mengabaikan hak-hak dasar warga Palestina. Kelompok HAM internasional dan Israel juga menyuarakan tuduhan serupa.
Mereka mengatakan Israel memberi warga Palestina status kelas dua. Hal itu karena ingin menegakkan hegemoni Zionis.