May 07, 2024 19:05 Asia/Jakarta
  • Berbohonglah Lalu Ancam! Unggahan X Terpilih soal Propaganda Israel

Salah seorang pengguna media sosial X, mengatakan, propaganda Israel, adalah seperti ini, ketika merasa tertekan karena penyelidikan atau pengakuan terkait pembantaian warga sipil Palestina, maka Israel, mengaku akan melakukan penyelidikan.

Akan tetapi ketika tekanan mulai reda, media-media, dan politisi Rezim Zionis, akan menciptakan krisis-krisis serta kejahatan baru, sehingga penyelidikan tidak akan pernah terjadi.
 
Propaganda hari ini telah berubah menjadi sebuah strategi media, dan pemberitaan dengan tema sentral penipuan, ketakutan serta provokasi.
 
Sejumlah pengguna X dalam unggahan-unggahannya mengkritik propaganda Israel, terhadap masyarakat dunia, dan rakyat Palestina. Beberapa di antaranya sebagai berikut,
 
 
1. S.L. Kanthan, seorang aktivis media X, menyinggung propaganda Israel. 
 
Ia menulis,
 
Jika Anda mengucapkan kata-kata semacam, 'From The River to The Sea' atau Anda mengenakan keffiyeh Palestina, maka Anda adalah teroris.
 
Ini adalah salah satu contoh propaganda Israel, yang menginfiltrasi para pelaksana undang-undang di Amerika Serikat.
 

 

 
2. Penyalahgunaan Israel, atas memori kebudayaan untuk memicu propaganda
 
Julia, salah seorang pengguna media X, dalam unggahannya menyinggung penyalahgunaan Israel, atas memori kebudayaan untuk memicu propaganda.
 
Julia menulis, 
 
Saya sangat merekomendasikan kepada semua orang untuk membaca paradigma kehilangan karya penulis Yahudi, Ian Lustick. Ia mengkhususkan sebuah bab yang membahas tentang 'Holocaustia', sebuah cara yang digunakan pemerintah Israel, untuk mempersenjatai memori kebudayaan dan trauma Haolocaust, guna menghidupkan propaganda dan kampanye melawan rakyat Palestina. 
 
 

 

 
 
3. Kebohongan Israel, soal Intifada Palestina
 
Pengguna X bernama Omar El Fares dalam unggahannya menganalisa kebohongan Israel, terkait Intifada Palestina.
 
Ia menulis,
 
Piers Morgan, tolong katakan kepada kami…
Intifada sebagaimana dipropagandakan Israel, bukan berarti "cari dan bunuh Yahudi", tapi dalam bahasa Arab, berarti "mengguncang" dalam konteks ketika rakyat Palestina, bangkit melawan pendudukan. Seperti Intifada pertama tahun 1987 yang dilakukan secara damai oleh warga Palestina, tapi dibalas dengan perilaku brutal Israel.
 

 

 
4. Kegagalan strategis propaganda Rezim Israel
 
Damiyen Ricardo, pengguna media sosial X, menyebut strategi propaganda Rezim Israel, gagal. 
 
Ia menulis,
 
Asa Winstanley mengatakan, skala demonstrasi-demonstrasi tandingan menunjukkan bahwa strategi propaganda Rezim Israel, gagal.
 
 

 

 
5. Propaganda Israel, meruntuhkan demokrasi di AS
 
Sigma Mindset, pengusaha Amerika Serikat, dalam unggahannya menyinggung keruntuhan demokrasi di AS, akibat propaganda Israel.
 
Ia menulis,
 
Apakah polisi New York, NYPD, sekarang melakukan propaganda untuk Israel? Saya merasa sedang menyaksikan keruntuhan demokrasi kita.
 

 

 
6. Kebohongan Zionis, terkait penyelidikan kejahatan-kejahatan
 
Rami G. Khouri, salah satu penulis Amerika Serikat, mengulas analisa kebohongan Rezim Zionis.
 
Ia menulis,
 
Ini adalah metode propaganda Israel, dan Zionis, ketika merasa tertekan karena penyelidikan atau pengakuan terkait pembantaian warga sipil Palestina, Israel, mengaku akan melakukan penyelidikan. Akan tetapi ketika tekanan mulai reda, media-media, dan politisi Rezim Zionis, akan menciptakan krisis-krisis serta kejahatan baru, sehingga penyelidikan tidak akan pernah terjadi.
 
 

 

 
7. Kegembiraan sayap kanan AS, karena propaganda Israel
 
Nuno Marqes, analis politik, memprotes kegembiraan sayap kanan Amerika Serikat, atas penangkapan para mahasiswa pendukung Palestina.
 
Ia menulis,
 
Sayap kanan Amerika, sangat aneh. Mereka benar-benar merayakan penangkapan para mahasiswa Amerika, demi memenangkan propaganda Israel.
 
 

 

 
8. Propaganda fiktif Israel, soal pembakaran anak-anak
 
Mohamed Osman Alin, Cala, pengguna media sosial X, dalam unggahannya menyindir propaganda fiktif Israel.
 
Ia menulis,
 
Propaganda Israel, menciptakan mitos tentang 'memasukkan anak-anak (…) ke dalam oven, dan membakarnya hidup-hidup', tapi gadis asal Djibouti, yang mengolok-olok dengan lelucon soal Holocaust, dijebloskan ke penjara dengan tuduhan Anti-Semitisme.
 
 

 

 
9. Kewaspadaan di hadapan propaganda Israel
 
Pengguna media sosial X asal Palestina, Ghassan, menekankan pentingnya kewaspadaan dalam menghadapi propaganda Israel.
 
Ia menulis,
 
Jangan biarkan propaganda menyesatkanmu. Serangan militer ke Rafah, sedang terjadi. 11 rumah, dan lebih dari 20 orang terbunuh dalam serangan udara Israel, semalam.
 
 

 

 
10. Pengulangan kebohongan-kebohongan Israel, oleh BBC
 
Simeon Wardle, seorang aktivis media, memprotes pengulangan kebohongan-kebohongan Israel, oleh BBC.
 
Ia menulis,
 
BBC mengulang-ulang kebohongan Israel, sejak awal, mengabaikan integritas jurnalistik apa pun. Kelas media secara umum sudah diambil alih oleh para konformis yang pada gilirannya menari mengikuti irama propaganda pusat, dan biasanya dibayar oleh mereka yang diuntungkan perang.
 
 

 

 
11. Propaganda Israel, tidak bisa menyembunyikan pembantaian rakyat Palestina
 
Salah satu pengguna media sosial X, Daddhini, mengungkap bahwa propaganda-propaganda Israel, tidak akan mampu menyembunyikan kejahatan-kejahatan Israel.
 
Ia menulis,
 
Propaganda Israel, tidak bisa menyembunyikan fakta tewasnya 34.000 orang. Perempuan, dan saudara-saudaranya, anak laki-laki dan anak perempuan. Hind, hanya berusia enam tahun, dan menyaksikan keluarganya terbunuh di sekitarnya. Ia berhak hidup, dan perasaan buruknya adalah mengetahui bahwa ceritanya jarang disampaikan. Ribuan orang terbunuh seperti dia.
 
 

 

 
12. AS dan Uni Eropa, masih terpengaruh propaganda Israel
 
Seorang pengguna media sosial X, bernama Sam, memprotes sikap AS dan Uni Eropa, yang menutup mata atas kejahatan-kejahatan Israel.
 
Ia menulis,
 
Nampaknya Universitas Columbia, menyaksikan apa yang ada di balik propaganda Israel, dan AS beserta Uni Eropa, masih membutuhkan waktu tujuh bulan untuk menyadari semuanya. (HS)