May 18, 2024 11:02 Asia/Jakarta
  • Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani
    Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran menekankan bahwa tiga pulau Iran di Teluk Persia merupakan bagian integral dari wilayah Iran dan klaim tidak berdasar Liga Arab dalam hal ini ditolak.

Pada hari Jumat (17/5), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani menolak klausul terkait tiga pulau Iran di Teluk Persia yang tertuang dalam pernyataan KTT Liga Arab ke-33 di Bahrain.

Dalam pernyataannya, Nasser Kanaani mengatakan, Republik Islam Iran telah berulang kali menyatakan dan menegaskan bahwa tiga pulau Bu Musa, Tunb-e Bozorg dan Tunb-e Kuchak merupakan bagian integral dan abadi dari wilayah Republik Islam Iran dan klaim tidak berdasar dalam hal ini ditolak.

Kanaani menganggap pengulangan klaim tak berdasar mengenai pulau-pulau Iran di Teluk Persia sebagai serangan terhadap integritas teritorial Iran dan menekankan sikap Iran yang biasa mengundang tetangganya untuk berbicara dan menyelesaikan kesalahpahaman melalui saluran diplomatik.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani

Para peserta KTT ke-33 negara-negara anggota Liga Arab yang berfokus pada situasi Palestina, pada hari Kamis (16/5), dalam bagian dari pernyataan terakhirnya menyebutkan, Tanpa memperhatikan dokumen dan fakta sejarah yang membuktikan kepemilikan Iran atas tiga pulau tersebut, Liga Arab secara keliru mengulangi klaim palsu Emirat soal tiga pulau Iran.

Dalam beberapa tahun terakhir, Uni Emirat Arab telah berulang kali mengajukan klaim teritorialnya atas tiga pulau Iran dalam berbagai pertemuan.

Padahal ketika Iran mengambil kembali pulau-pulau ini dari Inggris setelah 68 tahun pendudukannya pada tanggal 30 November 1971, pada dasarnya tidak ada negara yang disebut Uni Emirat Arab di dunia, dan negara ini didirikan setelah enam emirat merdeka dari kolonialisme Inggris pada tanggal 2 Desember 1971. Pada tahap selanjutnya, emirat ketujuh, Ras Al Khaimah, ditambahkan ke dalamnya pada tanggal 9 Februari 1972.

Pada saat yang sama ketika UEA membuat klaim palsu tentang tiga pulau Iran di Teluk Persia, beberapa negara berpengaruh di Uni Arab juga berusaha mengubah perbedaan dan konflik dengan rezim Zionis menjadi perbedaan antara Arab dan Iran.

Faktanya, di momen kritis ini, Liga Arab, alih-alih berkonfrontasi dengan rezim Zionis dan mendukung bangsa Palestina yang selama ini menjadi sasaran serangan dan kejahatan genosida rezim Zionis, justru bangkit untuk berkonfrontasi dengan Tehran demi menghadirkan Iran sebagai musuh bangsa Arab.

Tentu saja, kita tidak boleh melupakan fakta bahwa Inggris selama masa kolonialnya di kawasan melakukan banyak kejahatan yang menyebabkan perpecahan, dan yang paling penting adalah terciptanya tantangan perbatasan dan teritorial antar negara-negara di kawasan.

Oleh karena itu, hanya sedikit negara di wilayah di mana terdapat kolonialisme Inggris yang aman dari sengatan konspirasi kolonialisme Inggris.

Deklarasi KTT Liga Arab di Manama Soal Tiga Pulau Iran

Sengketa wilayah Arab Saudi dengan Kuwait dan Qatar-Pakistan dan Afghanistan atau Oman dan UEA dievaluasi dengan cara yang sama.

Hal ini terjadi karena kedaulatan Iran atas tiga pulau Bu Musa, Tunb-e Bozorg, dan Tunb-e Kuchak berakar pada sejarah Iran yang berumur beberapa ribu tahun.

Era ketika ketertiban dan keamanan dipengaruhi oleh kekaisaran Iran yang menguasai seluruh Teluk Persia dan kepulauannya.

Dalam situasi seperti ini, negara-negara Arab di kawasan, di bawah pengaruh asing, masih berusaha untuk mempermasalahkan kepemilikan tiga pulau di Iran.

Sementara beberapa negara trans-regional, entah karena ketidaktahuan. atau memajukan kepentingannya bekerja sama dengan negara-negara Arab di kawasan, berusaha membenarkan klaim palsu itu atas tiga pulau Iran, di mana Republik Islam Iran dengan tegas menolaknya.

Namun, seperti yang disampaikan juru bicara Republik Islam Iran hari Jumat, Republik Islam selalu mengimbau negara-negara di kawasan untuk menghindari kondisi yang menimbulkan ketegangan dan tidak terjerumus ke dalam perangkap negara-negara asing, lalu melakukan upaya kolektif untuk memperkuat kerja sama regional dan mengkonsolidasi fondasi perdamaian dan keamanan tanpa kehadiran pihak asing dan menyerukan penyelesaian kesalahpahaman melalui cara-cara diplomatik.(sl)

Tags